.
.
.
.
.Azizi terbangun kala merasakan ada seseorang yang memeluknya erat dari belakang, karena tak bisa menoleh Azizi melihat tangan yang melingkar di pinggangnya. Tangan laki laki? Bukannya tadi ia tidur bersama Gracia? Karena panik, Azizi langsung membalikkan badan bersiap menghindar. Namun melihat siapa seseorang yang memeluknya, ia terkejut.
"Papa!" Ucapnya terkejut
"Hei sayang, princess udah bangun?"
Azizi kembali memeluk erat sang cinta pertama, "papa hiks, zizi kangen"
"Papa juga kangen banget sama cintanya papa ini, kok bisa sakit sayang hmm?"
Azizi tak menjawab pertanyaan dari papanya, justru dirinya semakin membenamkan diri didalam dekapan hangat sang papa untuk menyalurkan rasa rindunya yang menggebu.
"Ada mama juga tuh lagi ngobrol sama ci Gracia diluar, temuin gih sayang pasti mama kangen banget sama kesayangannya ini"
Azizi mengangguk lalu bangun dari tidurnya untuk keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang mama tercinta.
"Mama!" Teriak Azizi lalu menubruk tubuh mamanya yang tengah duduk di sofa bersama Gracia,
"Zizi kangen hiks, mama sama papa lama pulangnya, tega banget ninggalin zizi disini hiks"
"Maaf ya sayangnya mama, kan mama harus rawat oma sayang kasian oma disana sendirian, zizi kan di sini ada kakak ada cici cici juga ada christy juga kan"
Azizi menggeleng, "kakaknya jahat hiks, zizi gasuka"
"Ada apa lagi sih ini princess princess nya mama berantem lagi? Kemaren kemaren perasaan udah baikan, nemplok terus kayak cicak sama tembok tuh biasanya" Ucap Mama Rani sambil mengelus bahu Azizi yang masih ada didekapannya,
"Gatau ah males, zizi mau sama mama papa aja, gak mau sama kakak sama cici hiks"
Mama Rani memberi kode lewat mata seolah bertanya kepada Gracia apa yang telah terjadi, namun Gracia hanya menggeleng sambil tersenyum kikuk.
"Yaudah iya, sekarang kan zizi udah sama mama nih, udah ah sayang jangan nangis lagi nanti matanya bengkak loh dek"
Mama Rani bergerak menghapus sisa sisa air mata yang membasahi mata serta pipi ranum sang anak bungsu, lalu mengecup wajah Azizi di banyak tempat.
"Adek udah makan?"
Azizi mengangguk, "tadi disuapin sama cici, sekalian minum obat juga"
"Pinter banget, udah say thanks sama cicinya?"
Azizi menggeleng, lalu bergerak memeluk Gracia dari samping,
"Thank you cici, muach" Azizi mengecup singkat pipi Gracia,
"Sama sama sayang"
Mama Rani tersenyum melihat interaksi Azizi dan Gracia, Gracia terlihat sangat tulus menyayangi anaknya itu. Ternyata Tuhan baik, telah mengirimkan Gracia dikeluarga mereka. Kehadiran Christy bisa membuat Chika sembuh dan bisa berhenti pengobatan ke psikolog akibat trauma kehilangan Azizi. Dan kehadiran Gracia membuat mereka bisa kembali bertemu bersama si bungsu. Mama Rani dan Papa Fadly sangat sangat berhutang budi kepada Gracia dan Christy.
Cukup lama mereka berbincang bersama, Papa Fadly juga telah bergabung bersama mereka tadi setelah makan siang mereka kembali membicarakan banyak hal diruang tengah sekaligus mengurai rindu yang lama terpendam. Hingga akhirnya pembicaraan mereka terhenti saat Shani datang,
"Ma, Pa, apa kabar?" Shani datang lalu salim kepada mama Rani dan papa Fadly,
"Baik sayang, cici gimana? Kerjaan di kantor lancar kan?" Tanya mama Rani,

KAMU SEDANG MEMBACA
Shimai (END)
Teen FictionKisah Azizi dan Chika di Arigatou akan berlanjut disini! (Tidak bisa dibaca secara terpisah, pastikan kamu sudah membaca Arigatou sebelum kesini!) Setelah sepuluh tahun terpisah akhirnya kakak dan adik ini kembali bertemu namun dalam keadaan yang...