Shimai - 32

4.1K 490 72
                                    

.
.
.
.
.


Setelah menyelesaikan sarapan yang sempat tertunda tadi, kini Azizi dan Chika sudah bersiap untuk pergi ke suatu tempat yang sudah Azizi rencanakan. Gadis yang berperan sebagai adik itu menggandeng tangan si kakak.

Chika diminta Azizi untuk duduk dikursi penumpang, sementara dirinya duduk di kursi pengemudi di mobil pribadi milik Chika.

"Eh bentar bentar, sejak kapan kamu bisa nyetir? Kan kakak ga pernah izinin kamu belajar mobil sebelum kamu tujuh belas tahun dek" Ucap Chika yang baru menyadari jika posisi mereka berdua tertukar dari biasanya,

Azizi menampilkan senyum cengegesannya, "hehehee eh itu, kakak jangan marah ya, sebenarnya sejak beberapa waktu lalu aku belajar mobil sama olla, kan aku udah ulang tahun yang ke tujuh belas pas kemarin itu jadi aku taat peraturan dong?"

"Kalau taat peraturan harusnya gak belajar diem diem di belakang kakak"

"Iya deh maaf, aku udah jago kok beneran deh, udah minta papa bikinin SIM juga nih jadi zizi udah punya SIM"

Chika hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang adik yang menunjukan sebuah kartu izin mengemudi,

"Jangan marah dong, kan kita mau jalan jalan masa kakaknya ngambek"

"Iya kakak gak marah, tapi lain kali jangan lakuin sesuatu diem diem tanpa izin dari kakak ya"

"Siap bos yessica!" Azizi meletakkan tangannya didahi seperti orang hormat,

"Heh, gak sopan!"

Lagi lagi Azizi hanya bisa tertawa cengengesan, lalu mulai menjalankan mobil milik kakaknya itu. Ternyata benar, Azizi sudah jago, ntah berapa lama bocah itu belajar bersama temannya yang memang mempunyai hobi dunia drifting alias si Olla Olla itu. Tapi bisa Chika pastikan, Olla mengajari Azizi dengan benar, karena sejauh penglihatannya saat ini Azizi mengemudikan mobil dengan benar.

Selama perjalanan, Azizi tak membiarkan Chika melamun atau terdiam, bocah tantrum itu terus mengajak kakaknya berbicara dan bercerita banyak hal. Tujuannya ia mengajak Chika pergi memang untuk melupakan sejenak semua masalah masalah yang ada kan?

"Kita ke Dufan?" Tanya Chika saat menyadari dimana kini sang adik membawanya pergi, di depannya terpampang jelas tulisan bahwa mereka sedang memasuki kawasan taman impian jaya Ancol,

Azizi mengangguk menanggapi pertanyaan Chika, "iya, kakak gak mau ya?"

"Siapa bilang? Kakak mau kok, kemanapun kalau sama kamu kakak pasti mau"

"Yang bener met?"

Chika menepuk pelan bibir sang adik, "mat met mat met, gausah ketularan Jinan deh manggil kakak kayak gitu"

"Loh tapi kan kakak emang jamet"

"Ngomong sekali lagi coba zi?"

"Hehehe, becanda bosqu"

Azizi memberhentikan mobilnya diloket, mereka memang harus membayar tiket diawal pintu masuk. Saat Azizi mengeluarkan kartu atm yang ada di dompetnya, Chika menahan.

"Pakai punya kakak aja" Kata Chika

Azizi menggeleng, "no no no, hari ini kan aku yang ajak, jadi aku yang bayar, dan gak nerima protes!" Ucap Azizi saat tau sang kakak pasti akan ngeyel untuk membayar,

Chika tak lagi menjawab, hari ini ia akan menuruti semua permintaan sang adik, biarkan hari ini Azizi yang memegang kendali, ia yang menurut.

Setelah memarkirkan mobilnya, kini mereka mulai memasuki kawasan Dufan dimana wahana wahana seru terpampang didepan mata.

Shimai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang