.
.
.
.
.Setelah adegan sweet kakak adik yang terjadi di atas bianglala dan disaksikan indahnya senja ibu kota, mereka pun memutuskan untuk kembali kerumah. Karena hari sudah mulai gelap, rasanya sudah cukup mereka menghabiskan waktu di tempat bermain ini seharian. Sebernarnya kalau di bilang puas sih pasti belum, kalau menghabiskan waktu bersama orang tersayang di hidup kita pasti tidak akan ada yang namanya puas.
Chika dan Azizi kini telah berada didalam mobil, untuk perjalanan pulang kali ini posisi mereka kembali seperti biasanya, Chika yang memegang kemudi. Sepertinya bocil itu sudah kecapekan karena terlalu banyak bermain tadi, makanya ia meminta agar sang kakak saja yang menyetir untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan juga tentunya.
"Kak" Panggil Azizi ketika mobil mereka sudah mulai memasuki jalan raya, yang memang berada di jam jam macet.
"Kenapa sayang?" Jawab Chika sambil tersenyum manis ke arah sang adik,
"Kalau kursinya di mundurin sedikit, kakak susah gak nyetirnya?"
Chika mengerutkan kening, ia belum paham apa maksut dari permintaan sang adik. "Maksutnya?"
"Itu kursi kakak dimundurin sedikit" Jawab Azizi
"Emang mau ngapain? Kenapa dimundurin?" Tanya Chika yang masih bingung, emang bener ya definisi ke tiga belas Chika, cantik cantik lola☺
(Lagu 25 bersaudari)"Zizi ngantuk" Rengek Azizi yang sudah mulai tantrum karena rasa kantuk yang sedari tadi menyerangnya,
"Yaudah bobo, kursinya dimundurin terus senderan" Titah Chika dengan tangan yang mulai bergerak menekan tombol agar supaya sandaran kursi yang Azizi duduki menjadi sedikit lebih datar.
"Ish, kakaknya ngeselin! gak peka!" Kesal Azizi
"Kok gak peka? Ini kakak mau benerin kursi kamu loh"
"Zizi maunya bobo sambil dipangku!"
Astaga, bocil ini benar benar sudah tantrum, sedari tadi merengek tidak jelas. Chika hanya bisa menepuk jidat kalah sudah begini. Akhirnya ia menepikan mobilnya ke pinggir jalan yang memang tidak ada larangan parkir.
Chika bergerak memundurkan kursi kemudinya, "udah, sini" Ia menepuk pahanya agar sang adik mulai pindah duduk ke pangkuannya.
Azizi yang memang dasarnya sudah tantrum itu tentu tidak menolak, dengan segera ia duduk dipangkuan Chika, walaupun sebenarnya agak repot ya karena si Azizi Azizi itu yang sudah besar, bahkan tubuhnya sama besarnya dengan Chika. Tapi meskipun begitu, Chika tetap mau meladeni sang adik meskipun pasti akan sedikit kerepotan. Gapapa, semua rela Chika lakukan untuk Azizi seorang. Mang eakk? wkwk
Dengan otomatis, Azizi meletakkan kepalanya ke cerukkan leher Chika. Orang lain mah suka ngedusel atau dikelonin mamanya ya, kalau Azizi malah suka ngeduselnya ke kakaknya. Hadehhh
"Udah nyaman?" Tanya Chika memastikan keadaan sang bocil tantrum,
Azizi hanya mengangguk lalu mulai memejamkan matanya yang memang sudah terasa sangat berat sedari tadi. Sebelum mulai melajukan kembali mobilnya, Chika sempat memberi kecupan beberapa kali di wajah sang adik.
Sepanjang jalan mereka lalui dengan posisi berpelukan, untungnya kaca mobil Chika berwarna gelap dan tidak bisa dilihat dari luar, sebenarnya bisa dilihat pun gapapa sih kan mereka kakak adik. Tapi Chika memilih menutup rapat semua kaca jendela mobilnya.
Ketika berhenti di lampu merah, Chika memilih memandangi wajah tenang Azizi yang tengah terlelap. Hobi baru Chika semenjak ketemu Azizi adalah memandangi wajah adiknya yang sedang tidur, menurutnya wajah Azizi saat tidur begitu meneduhkan, dan juga tenang. Membuatnya yang melihat ikut merasakan ketenangan itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
Shimai (END)
Ficção AdolescenteKisah Azizi dan Chika di Arigatou akan berlanjut disini! (Tidak bisa dibaca secara terpisah, pastikan kamu sudah membaca Arigatou sebelum kesini!) Setelah sepuluh tahun terpisah akhirnya kakak dan adik ini kembali bertemu namun dalam keadaan yang...