Shimai - 37

3.5K 415 62
                                    

.
.
.
.
.



Azizi bersama Chika kini telah tiba dirumah setelah tadi sempat mengantarkan Christy sepulang sekolah. Mereka memasuki rumah secara bersamaan, namun sebelum itu mereka melihat mobil fortuner berwarna putih terparkir di garasi, itu adalah mobil sang papa. Jadi, bisa mereka tebak bahwa kedua orang tua mereka telah tiba dirumah.

"Kakak sama adek pulang!" Teriak Azizi begitu memasuki rumah,

"Adek, masuk rumah bukannya salam malah teriak teriak begitu" Tegur sang mama yang terlihat menghampiri mereka,

"Hehehe assalamu'alaikum mamanya kakak sama adek yang paling cantik sedunia" Ucap Azizi sambil tak lupa ia mencium tangan mama Rani, begitupun dengan Chika

"Wa'alaikumusalam, kok jam segini baru pulang sayang sayangnya mama?"

"Iya ma maaf, tadi kakak ada kelas tambahan, jadi adek harus nungguin kakak. Sebenernya tadi adek mau pulang duluan sih sama kitty tapi kakak larang karena takut mereka kenapa kenapa" Jelas Chika supaya mamanya tidak salah paham

"Oh gitu, perhatian banget sih ini kakak cantik. Yaudah sekarang kalian mandi sama bersih bersih abis itu turun buat makan malem bareng bareng ya cantik cantiknya mama"

"Siap bosss" Dengan tingkah tengilnya, Azizi menjawab dengan tangan yang diletakkan didahi seperti sedang hormat, lalu segera melangkahkan kaki bersama Chika menuju lantai atas dimana kamar mereka berada.

Setelah beberapa saat, Chika dan Azizi sudah berganti pakaian dengan baju rumahan lalu menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menunggu di meja makan.

"Pa" Sapa Chika dengan nada yang masih canggung, mengingat perdebatan hebat yang sempat terjadi diantara keduanya,

Mama Rani yang sadar akan hal itu langsung mengambil suara, "kita makan dulu ya sayang, nanti baru bicara" Ucapnya kepada anak sulungnya, dan Chika mengangguk.

Selama makan malam berlangsung, hanya ada suara perpaduan antara sendok dan piring yang terdengar, sedari kecil memang papa Fadly dan mama Rani membiasakan kedua putrinya tidak boleh berbicara ketika sedang makan, agar tidak tersedak. Jadi mereka sudah biasa dengan suasana hening di meja makan.

Makan malam telah usai, Chika dan Azizi bergerak membantu sang mama serta bi sum membereskan bekas makan malam, sebenarnya mama Rani sudah melarang tapi mereka memaksa, biar cepat selesai katanya. Piring yang kotor pun sudah menjadi bersih, meja yang berantakan juga sudah kembali rapi.

"Kak" Panggil papa Fadly ketika melihat istri dan kedua anaknya telah selesai,

"I-iya pa" Jawab Chika sedikit gugup,

"Lagi banyak tugas apa engga kak?" Papa Fadly kembali bertanya,

"Hmm engga terlalu banyak, ada apa pa?" Balas Chika

"Kita bisa bicara sebentar nak?"

Chika mengangguk tanpa ragu, dirinya juga merasa memang ada hal yang harus dibicarakan dengan papanya, ia tak bisa terus terusan perang dingin seperti ini dengan kedua orang tuanya.

"Adek boleh ikut pa?" Dengan wajah memelasnya Azizi bertanya,

"Boleh gak ya?" Papa Fadly mencoba menggoda si bungsu,

"Plisss papa" Azizi semakin memelaskan wajahnya,

"Hahaha iya sayang boleh, kita bicara ber empat ya di ruang keluarga"

Kini keluarga kecil itu sudah duduk berhadapan di sofa yang berada diruang keluarga, Papa dan Mama duduk berdampingan sementara Chika dan Azizi duduk dengan posisi yang sama tapi di sofa yang ada didepan mama papanya.

Shimai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang