10

547 83 5
                                    


Happy Reading

Pagi telah tiba. Kedua matanya mulai terbuka, dia mendudukkan tubuhnya, dan menatap teman-temannya yang masih tertidur.

Satu persatu mereka mulai terbangun dari tidurnya, raut wajah mereka terlihat bingung dengan apa yang telah terjadi.

"Apa yang terjadi?" Gumam Yeri.

"Ti-tidak, bagaimana dengan Taeman" Suara Soonyi terdengar bergetar.

Heesoo yang sadar, langsung beranjak dan berlari menuju jendela di mana Taeman melompat.

Gadis itu membelalak hebat ketika melihat tubuh temannya yang kini tak bernyawa bersimbah darah. Matanya mulai berair melihat kematian di depan matanya, membuatnya tidak mampu menopang tubuhnya dan langsung terduduk.

Heesoo memegang kepalanya "Lagi?" Isaknya.

Pengumuman kembali terdengar.

Sebelum pemungutan suara berakhir, polisi menggunakan keahliannya.

Ponsel mereka berbunyi begitu notif mulai muncul kembali.

Yeon Sieun, dieksekusi oleh mafia.

Yeon Sieun, adalah mafia.

"Apa?"

Anak-anak mulai panik mendengar kematian baru dari teman mereka.

"Sieun, di mana dia!?"

Semua peserta, identifikasi mafia dan mulai memilih.

Mereka mulai takut dengan apa yang telah terjadi.

"Siaran, siapa yang bertanggung jawab atas siaran ini?!" Tanya Ilha.

Kyungjun mulai pergi mencari di mana ruangan siaran dan dalang dibalik semua ini. Suhyeok ikut pergi bersamanya diikuti Junhee dan anak-anak yang lain.

Villa ini memiliki dua lantai, bangunan yang sangat luas dengan ruangan begitu banyak.

Taera yang akan menuruni tangga langsung berteriak begitu melihat mayat Sieun di bawah sana. Orang-orang yang mendengar teriakan Taera langsung mendatangi gadis itu.

"Kenapa?"

Mereka ikut terkejut melihat tubuh laki-laki yang terbaring di bawah sana. Chiyeol langsung menuruni anak tangga diikuti Yujeong menghampiri tubuh Sieun.

Gadis berkacamata itu menatap sedih laki-laki ini, Yujeong memegang tangan Sieun yang masih hangat, lalu menatap Chiyeol.

"Tubuhnya masih hangat, sepertinya dia belum lama mati" Ucap Yujeong.

"Tapi kenapa mafia membunuhnya?" Tanya Chiyeol.

"Kalau mafia membunuh Sieun, itu artinya mafia juga akan membunuh kita? Mereka benar-benar akan membunuh kita?" Soyeon terlihat panik.

"Mafia.... Warga.... Jadi yang membunuh Sieun, ada di antara kita?" Soonyi mulai takut dan spontan menjauhi Soyeon dan Taera.

"Yak! Kau pikir di antara kita akan ada yang membunuh teman kita sendiri!?" Taera mencoba berfikir positif, walaupun sebenarnya dia sama takutnya seperti Soonyi.

Soyeon langsung pergi dari sana dengan tubuh bergetar hebat.

Di sisi lain, anak-anak yang lain akhirnya menemukan ruangan siaran. Namun yang mereka dapat bukan sesuatu yang mereka inginkan, tempat ini kosong, tidak ada siapapun di sini.

Night Has ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang