Happy ReadingHeesoo diam memandang wajah Taera yang kini tak berdaya, di sebelahnya, ada Onjo sedang menutupi tubuh Taera menggunakan selimut.
Somi mencoba menenangkan dirinya, gadis itu lalu menatap mereka semua.
"Kalian, pasti ada mafia di antara kalian!" Suaranya meninggi, gadis ini tidak bisa dibuat tenang setelah melihat kematian di depan matanya lagi.
Onjo ikut menatap mereka semua, gadis itu kemudian beranjak dari tempatnya dan berhenti di depan Youngsoo "Ayo" Ucapnya menyuruh Youngsoo mengikutinya.
Keduanya yang akan pergi berhenti saat Shiwoo menghalangi langkah mereka.
"Kau mau ke mana?"
Tanpa menjawab pertanyaan Shiwoo, Onjo langsung pergi bersama Youngsoo.
Heesoo menutup telinganya ketika suara berisik berdengung di telinganya.
"Heesoo yaa, ada apa?" Tanya Minhyuk.
Gadis itu tidak menjawab Minhyuk karena tidak mendengar suaranya. Heesoo pun beranjak dari sana dan pergi meninggalkan mereka yang mulai membahas kematian Han Taera.
"Teman-teman, bisakah kalian menjelaskan di mana dan bersama siapa kalian sebelum pengumuman kematian Taera?" Tanya Junhee.
"Kau mencurigai kami?" Ilha bersuara.
"Yak! Di antara kita semua ada mafia. Semua orang patut dicurigai jika kau tidak ingin mati, karena itu jangan mempercayai temanmu sendiri" Ucap Kyungjun.
Lelaki bermarga Kwon itu tersenyum sinis "Jangan bilang kau mencurigai ku?"
"Aku bersama Heesoo berjalan ke kantin" Ucap Minhyuk menyudahi obrolan antara Ilha dan Kyungjun, tidak ingin kedua temannya ini berakhir bertengkar.
Di kamar, Namra sedang merawat Soonyi dan Yujeong. Selain ketua kelas, di sekolah dia juga adalah anggota PMR, karena itulah dia tau jika kedua temannya ini mengalami keracunan. Jika mereka keracunan karena memakan makanan yang ada di kantin, kenapa dia dengan anak-anak yang lain baik-baik saja?
Dia terkejut saat pintu kamar terbuka dengan kuat, membuatnya spontan menoleh.
"Heesoo? Kau membuatku terkejut" Ucap gadis itu.
Heesoo masuk ke dalam dan menutup kembali pintu, dia duduk di depan Namra.
"Banjang, ayo tangkap mafia hari ini"
Kalimat Heesoo membuat Namra sangat terkejut.
"Bagaimana caramu menangkap mafia saat kita tidak tahu identitas anak-anak yang lain?" Tanya Namra.
Di sisi lain, gadis itu diam memandang telapak tangannya. Tatapannya begitu kosong, begitupun dengan mata bengkaknya yang terlihat seperti habis menangis.
"Teman-teman, maaf" Gumamnya.
"Yak Yeon Bora!"
Bora spontan menoleh, melihat Kyungjun berjalan menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan sendirian di sini? Ayo bergabung dengan yang lain, jangan sendirian seperti ini" Ucap Kyungjun, karena mafia pasti mengincar mereka yang sedang sendirian.
Gadis itu pun berdiri dan berjalan meninggalkannya.
Melihat Bora berjalan mendahuluinya, membuat Kyungjun mengerenyitkan kening karena tangan gadis itu merah seperti berdarah.
"Yak!"
Gadis itu berhenti, dan menatap ke arahnya.
"Tanganmu kenapa?"
Bora ikut melihat telapak tangannya.
"Bukan apa-apa" Ucap gadis itu dan kemudian pergi.
.
.
.Mereka semua berkumpul di lantai dasar, sebelum malam tiba, sebagian dari mereka berniat ingin menangkap mafia hari ini.
"Soonyi dan Yujeong di mana?" Tanya Ilha.
"Mereka berdua keracunan" Jawab Namra, membuat Ilha tersenyum miring.
"Lihat, jika ingin mencurigai kami, kenapa tidak kau curigai dulu yang berada di kantin" Ucap Ilha menatap ke arah Junhee dan Kyungjun.
Junhee maju selangkah dan menatap semua temannya "Teman-teman, sebenarnya aku tidak berharap ada mafia di antara kita. Kalian tahu, baik mafia ataupun warga, kita semua pasti ingin pulang bukan. Karena itu, kumohon jangan lakukan hal itu" Ucapnya berharap mafia berhenti membunuh warga.
"Apa mafia juga akan mati jika tidak membunuh warga?" Tanya Minhyuk "Kalau memang begitu, mereka tidak ada jalan lain selain membunuh, karena mereka pasti ingin hidup seperti kita" Lanjutnya.
"Jadi selanjutnya apa yang akan kita lakukan, karena jika mengumpul semua ponsel tanpa memilih seperti kemarin, kita semua akan mati" Jelas Shiwoo.
"Apa ada yang melihat Taera bersama siapa terakhir kali?" Banjang bersuara.
"Sejak kita semua keluar dari ruang pendingin, ku pikir dia tetap berada di sana bersama mayat Suhyeok. Mungkin mafia memang mengincarnya karena sedang sendirian" Ucap Onjo.
"Yak! Kau terlalu kejam menyebutnya mayat" Celetuk Somi.
"Lantas aku harus menyebut orang mati dengan sebutan apa?"
Mendengar apa yang dikatakan Onjo, sontak membuat Heesoo dengan cepat menatap ke arah Kyungjun. Keluar dari ruang pendingin tadi, dia tau Taera masih berada di sana, kemudian Kyungjun datang sedangkan dia langsung pergi.
Tapi mafia pasti memerlukan waktu untuk membunuh Taera. Sedangkan dia dan Kyungjun berjalan ke kantin. Oh tidak, tidak mungkin, apakah saat dia ke toilet dan meninggalkan Kyungjun? Tidak mungkin Kyungjun, lelaki itu tidak mungkin membunuh temannya sendiri.
Kyungjun menatap ke arahnya karena merasa ditatap, membuatnya dengan cepat mengalihkan pandangannya. Heesoo lalu melirik ke sosok laki-laki yang terlihat sangat fokus, laki-laki yang dicurigainya selama ini.
"Sebenarnya, kita tidak tau berapa jumlah mafia. Karena itulah mulai sekarang kalian yang memiliki identitas warga, jangan percaya pada siapapun, terutama pada mereka yang tidak berada di kantin tadi" Ucap Shiwoo, sontak membuat Ilha kesal.
"Yak!"
"Kenapa kau tersinggung? Jangan bilang kau salah satu dari mereka" Ucap Somi semakin membuat Ilha marah.
"Tunggu, apa hanya Yujeong yang mengurus makanan tadi?" Tanya Heesoo.
Mereka semua diam karena tidak tahu.
"Apakah ada seseorang selain Yujeong di kantin?" Tanya Heesoo sekali lagi.
"Tapi dia juga keracunan" Ucap Namra, karena mengerti dengan apa yang Heesoo ingin sampaikan.
"Namra, jangan percaya pada siapapun, kita tidak tau identitas Yujeong dan mereka semua" Ucap Heesoo.
"Aku dan Youngsoo warga biasa, selain itu aku tidak tau apa identitas kalian" Seru Onjo.
"Aku juga warga" Sambung Shiwoo.
"Mafia bisa saja menyebut dirinya warga" Singgung Ilha pada Shiwoo.
Shiwoo hanya menghela nafas panjang menanggapi perkataan Ilha.
"Tunggu dulu, aku tidak melihat Bora" Suara Junhee membuat semuanya sadar jika Bora tidak bersama mereka.
Hari mulai gelap, sebagian dari mereka masih mencari Bora yang tiba-tiba menghilang.
Heesoo yang sedang bersama mereka mencari Bora, berhenti membiarkan mereka berjalan duluan. Gadis itu pun pergi dengan langkah cepat, masuk ke kamar seseorang dan mulai mencari sesuatu.
Di tempat lain, gadis itu mencoba melepas tangan itu dari lehernya. Dia mencoba berteriak namun tidak bisa, dia memberontak walaupun tenaganya sangat lemah akibat efek dari racun yang telah masuk ke dalam tubuhnya.
Orang itu tersenyum, menatap wajah Soonyi yang mulai kehabisan oksigen "Benar, aku adalah mafia"
-To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Has Come
غموض / إثارةHeesoo yang bereinkarnasi di kehidupannya yang ke tujuh, dipaksa mengikuti permainan mematikan yang mana memakan banyak korban jiwa. "Aku tidak peduli dengan permainan ini. Karena pada akhirnya, aku akan mati seperti di kehidupanku sebelumnya" ©Meii...