🏀15

398 23 0
                                    

"Hessa, sebenarnya hubungan kita itu apa sih?"

Mahessa terdiam di tempat, Karina memberikan tatapan yang serius ke arahnya. "Dari perlakuan lu ke gw, dari awal sampai sekarang...gw bingung" ujar Karina.

Mahessa menghela nafas panjang, pemuda itu melirik ke sekitarnya untuk memastikan bahwa kondisinya tidak ada siapa-siapa. "Kalau gw kasih tau sekarang, gw takutnya lu belum siap, gw gamau terburu-buru, Karina" ujar Hessa.

"Emang lu mau kasih tau apa ke gw?"

"Gw suka sama lo"


ˏˋ°•*⁀➷

"Woi, lu napa ngelamun anjir?" tanya Amara saat melihat Karina melamun menatap TV yang sedang menayangi film pemilihan presiden. Amara melambaikan tangannya di depan wajah sahabatnya, namun Nihil.

"WOI" dari teriakan Amara, membuat Karina bebas dari lamunannya dan terkejut. "Anjing lu, gw lagi kepikiran bangsat!" ujar Karina tak kalah tegas.

"Kepikiran apaan sih? Sampai ngelamun kayak gitu?" tanya Amara sambil duduk di sebelahnya. Karina menghela nafas panjang, diambilah bantal kecil di sampingnya dan diletakkan di atas pangkuannya, "Mahessa confess ke gw"

Oke, kedua mata Amara terbuka lebar. Secepat itukah? Tidak menyangka Mahessa langsung cas cis cus untuk confess ke dia. "Terus?" tanya Amara. "Ya..gw bingung Mar. Gw takut Mahessa ujung-ujungnya bakal kayak si Axel..gw takut aja" ujar Karina.

Amara terdiam dan berpikir sebentar, jadi Karina itu trauma dengan hubungannya masa lalu dengan Axel dan dia tidak ingin kejadian yang sama terjadi. "Si Hessa, sabar gak nungguin jawaban lu?" tanya Amara diangguki oleh Karina.

"Dia bilang jangan terburu-buru..." ujar Karina diangguki oleh Amara. "Hmm yasudah gini aja, coba aja besok lu ngobrol sama si Satya, dia kan tau banyak si Mahessa itu, mungkin dari situ lu bisa dapetin jawabannya" jawab Amara.

Karina tidak kepikiran, benar juga yang ditanya sama Amara. Mungkin dengan informasi dari Satya, dari situlah dia bisa menemukan watak asli Mahessa. "Yaudah besok" ujar Karina.

"Semangat bestie bentar lagi ketemu garis finish" ujar Amara dijawab kekehan sama Karina.

Keesokan harinya, kelas Satya dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita dari jurusan IPS. Tentu saja Satya terkejut, melihat Amara yang sekarang berdiri persis di depan meja belajarnya.

"Apaan?" tanya Satya. "Gw butuh lu bentar" jawab Amara.

"Imbalannya?" ujar Satya sambil tersenyum membuat Amara menjadi males untuk menghadapinya. "Yaudah gajadi" ujar Amara.

"Eh iya iya iya bercanda doang astaga, gausah ngambek dong manis" ujar Satya, yang membuat wajah Amara menjadi bersemu merah. "Haduh nih anak gaada berhentinya buat godain gw" gumam Amara.

"Jadi mau dibantuin apa?" tanya Satya. "Nanti pulang...lu...ketemu gw" ujar Amara sambil mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Satya terkekeh, kapan lagi Amara mengajaknya untuk bertemu? Tentu tidak menolak lah.

"Yasudah nanti pulang, gw tunggu di depan pagar" ujar Satya diangguki oleh Amara. "Kalau begitu..gw duluan, bye" ucapnya lalu meninggalkan kelas Satya, dan lelaki itu tersenyum manis sambil menatap badan gadis itu menghilang di balik pintu.

Basketball • HEERINA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang