🏀33

186 20 4
                                    

DDUKH! DDUKH! DDUKH!

Suara bola memantul mendominasi hall basket tersebut. Seorang pemuda kini tengah latihan basket sendirian. Beberapa menit yang lalu latihan basket sudah selesai, namun dia masih di hall tersebut dan bermain sendiri.

Pemuda itu mendribble bola ke arah ring lalu melakukan slam dunk ke ring tersebut. Bola itu masuk ke dalam ring dan memantul ke permukaan lantai itu. Pemuda tersebut menghampiri bola basket itu dan mengambilnya.

Setelah ia mengambil bola basket itu, pemuda itu sedikit terkejut karena kehadiran sang kapten basket yang kini tengah menyilangkan tangan di kedua dadanya. Ia tahu bahwa kaptennya tidak suka dengan cara dia ini, sudah berkali-kalia dia dihampirin namun ia tetap mengrubis ucapan sang ketua.

"Lu serius melakukan ini?" tanya sang ketua basket, pemuda itu hanya terdiam sambil menatap bola basket yang dipegangnya.

"Past is the past, let her be"

"I will fix the past" ucap pemuda itu lalu mengambil tas sekolahnya yang tergeletak di lantai. Di saat ia ingin keluar dari hall, suara sang ketua menghentikan langkahnya. "Axel, jika lu beneran melakukan aksimu itu, gw tidak akan tinggal diam"

Pemuda bernama Axel itu terdiam sebentar lalu ia kembali melajukan langkah keluar dari hall itu tanpa melihat ke sang ketua. Sang ketua bernama Ricky itu hanya bisa memijat pelipis hidungnya, "repotin banget dia" ujar Ricky sebelum ia juga meninggalkan hall olahrga tersebut.

Di sisi lain, Axel tengah menaiki mobilnya. Hari sudah sore dan banyak orang telah berpulangan baik dari sekolah ataupun kantor, karena dirinya belum makan ia memutuskan untuk pergi ke salah satu cafe.

Pemuda itu memarkirkan mobilnya di sisi jalan, lalu ia memasuki cafe tersebut sambil disambut hangat oleh pelayan disana. Axel memutuskan mengambil tempat duduk di dekat jendela sambil menunggu makanan yang sudah ia pesan di kasir.

Tangannya tidak berhenti mengetuk meja di depannya itu dan satu tangannya lagi menopang dagunya. Suara helaan nafas panjang terdengar dari mulut Axel, pemuda itu kini memandang anak muda yang seumuran dengannya sedang berkencan dengan seseorang.

Memang kali itu lagi banyak sekali orang pacaran berlalu-lalang di depan Axel, hal itu mengingatkan dia dengan Karina pada beberapa tahun yang lalu. Jika teringat kembali, sikap Axel dengan Karina dulu sangat baik bahkan bisa dibilang dapat langgeng.

Namun karena dirinya yang ingin populer, ia meninggalkan Karina sia-sia. Ia tau bahwa ia telah menyakitinya yang mungkin tidak bisa disembuhkan kembali. Axel menyesal telah melakukannya, jika ia tidak memanfaatkan Karina saat itu, mungkin hubungan mereka akan sangat awet sampai sekarang.

"Permisi kak, ini makanannya"

Ucapan sang pelayan kembali menyadarkan Axel ke dunia nyata, pelayan itu tersenyum lalu memberikan makanan yang telah Axel pesan. "Selamat menikmati kak" ujarnya, lalu meninggalkan Axel.

Pemuda itu memesan Carbonara Spaghetti , salah satu makanan kesukaan Karina. Jika ingin tau tempat cafe yang Axel kunjungi, cafe itu adalah tempat kencan pertama dia dengan Karina.

"Sial.." gumam Axel saat ia kembali mengingat wajah Karina yang sangat menikmati makanan di depannya. Tergambar senyuman di wajah Axel, "Sekarang gw menyadari bahwa gw jatuh cinta sama lu..Karina"

Basketball • HEERINA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang