🏀32

208 25 2
                                    

"Akhir-akhir ini Mahessa sibuk latihan basket ya" ujar Karina ke Amara. Mereka berdua kini tengah berjalan di lorong kelas dan pandangan Karina menghadap ke lapangan basket, yang dimana terlihat sang pacar latihan tiada henti.

Amara tidak ingin Karina memberi tau kejadian yang sebenarnya, jadi ia lebih memilih untuk bungkam. "Mereka kan menang, jadi mereka bakal ada pertandingan lagi" ujar Amara, diangguki oleh Karina.

"Lu..aman kan sama Mahessa?" tanya Amara, Karina menengok ke sahabatnya yang berada disampingnya dan memberikan tatapn bingung.

"Kenapa lu tanya itu?"

"Wajah lu meles..takutnya lu lagi berantem"

Karina yang mendengar itu tertawa pelan, "nggak kok Mar. Gw masih aman sama Mahessa. Kita berdua jarang berantem jujur" ujar Karina diangguki oleh Amara.

Karina kembali mengalihkan pandangannya ke lapangan basket, dan ia melihat Mahessa kini tengah berlari dan merebut bola musuh dan memasukkan bola tersebut ke dalam ring basket. "Mereka udah kerja keras, gw mau kasih makanan dan minuman ke mereka" ujar Karina ke Amara.

Amara menatap Karina dengan tatapan terkejut, "Serius lu?" tanya Amara diangguki oleh Karina. "Bantuin gw gih, kita buat brownies ya" ucap Karina.

"Yaudah boleh, sekalian gw buat untuk Satya. Kasian tuh anak udah rengek mau makan" Karina yang mendengar itu tertawa.

.


Karina dan Amara langsung pergi ke supermarket setelah usai sekolah. Membeli bahan-bahan untuk brownies, lalu setelah membayar bahan-bahan tersebut, mereka berdua langsung bergegas ke asrama untuk buat brownies.

"Udah lama gw gak buat brownies semoga hasilnya gak gosong" ucap Amara, Karina terkekeh kecil tanpa mengalihkan pandangannya, karena gadis itu kini tengah fokus memotong batang coklat.

"Aman, kan kita buat bareng. Lu gapercaya sama skill baking gw kah?" tanya Karina, Amara yang mendengar itu terkekeh pelan, "Ya iyalah percaya, siapa dulu emaknya tukang roti—pasti keturunan lah, hahahaha"

Karina juga ikutan tertawa, mereka berdua menghabiskan waktu membuat brownies untuk anak basket. Di sisi lain, Mahessa sedang latihan bersama dengan anggota intinya. Keringetan telah mencucuri  wajahnya, latihan kali ini cukup membawa energi yang banyak buat tim Mahessa.

Diketahui bahwa mereka akan melawan sekolah Ricky, yang dimana pemain basketnya juga tidak kalah jago dengan pemain basket Kwangya. Mahessa mengelap wajahnya dengan baju olahraga yang ia pakai, sehingga membuat abs itu terlihat jelas.

"Nih" ujar Jay sambil memberikan botol minum ke Mahessa. "Thanks"

Mahessa meminum air putih cukup banyak, di cuaca yang cukup panas ini membuat anggota ini Kwangya banyak minum air putih. "Ricky bakal ngapain ya?" tanya Satya yang kini tengah duduk di bangku kayu.

"Entahlah, paling negur Alex..." lanjut Acil. "Still...gw masih ganyangka dia bakal melakukan hal sejelek itu" lanjut Jay.

Mahessa hanya diam dan mendengar obrolan teman-temannya. Nama Axel membuat dirinya menjadi geram, sehingga pemuda itu akhirnya memutuskan meninggalkan teman-teman intinya.

"Woi! Mau kemana?"tanya Satya saat melihat Mahessa menjauh dari lapangan. "Istirahat" jawabnya tanpa memalingkan pandangannya ke arah Satya.

Mahessa memutuskan untuk jalan mengitari sekolahnya, untungnya hari ini hanya pertandingan sepak bola. Pemuda itu berhenti di pinggir lapangan dan melihat tim inti Kwangya sedang menggiring bola ke tempat lawan.

Basketball • HEERINA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang