🏀40

257 23 0
                                    

Setelah pertandingan antar sekolah usai, semua murid sekolah Kwangya kini kembali beraktivitas seperti biasa. Hari ke hari, semua berjalan dengan lancar dan tidak ada banyak drama.

Bulan ke bulan, Karina dan Amara kini naik kelas menjadi kakak tingkat akhir bersama dengan Mahessa dan juga Satya. Mereka terus berkumpul bersama dan mereka tentu juga masih menjalin hubungan.

Tahun ke tahun, Karina dan Amara telah usai sekolah dan kini mereka menduduki bangku kuliah. Sayangnya, mereka berdua terpaksa berpisah karena Amara diterima di universitas negeri yang terkenal, sedangkan Karina diterima di universitas swasta.

Lebih sakitnya lagi, Karina dan Mahessa menjalin hubungan panjang atau long distance relationship karena lelakinya mengikuti program pemerintah yang membuat dirinya masuk ke dalam universitas olahraga yang terkenal di luar negeri.

Sudah 3 tahun 4 bulan Karina dan Mahessa sudah menjalin hubungan. Akibat perbedaan waktu yanh cukup jauh membuat mereka sulit untuk berkomunikasi. Karina merasa bahwa hubungan dirinya dan Mahessa semakin renggang.

Gadis itu kini tengah tiduran di kasur apartemennya, ia menelusuri foto galeri yang dimana terdapat banyak memori tentang dirinya dengan Mahessa. Dari awal mereka kencan pertama sampai terakhir kali di acara kelulusan sekolah.

Di saat itu juga, terdapat notifikasi dari sang ibu. Karina membuka notifikasi telefon tersebut dan mengangkatnya. "Halo mama?" tanya Karina.

"Haii Karina! Bagaimana kabarmu?"

"Seperti biasa ma, Karina aman-aman saja kok"

"Baguslah kalau begitu...ngomong-ngomong mama dengar kampusmu akan libur sementara...bagaimana jika kamu menyusul mama ke New York?"

"Eh?? Kenapa ma??"

"Malah tanya kenapa...tentu saja mama sama papa kangen kamu, eoh! Cepatlah kesini, mama akan pesan tiket pesawat untukmu malam ini"

"Ma tapi Karina—"

Seketika sang ibu langsung memutuskan teleponnya membuat gadis muda itu menghela nafas panjang. "Hufft...merepotkan saja" ucapnya lalu beranjak dari kasur dan mempersiapkan koper untuk berpergian ke New York.

Keeseokan harinya, Karina langsung pergi ke bandara. Ibunya sudah membelikan tiket untuk dirinya. Gadis itu dibelikan tiket first class, tentu saja karena keluarganya banyak duit.

Sebelum Karina pergi, ia berpamitan dengan Amara dan juga Satya yang rela mengantar mereka sampai ke bandara. "Huaa, titip salam sama tante ya Karin, jangan lupa oleh-olehnya juga" ucap Amara sambil memeluk sahabatnya dengan erat.

Karina terkekeh, "Gausah lebay deh, gw gak selamanya tinggak disitu" ujar Karina. "Siapa tau..."

Karina menghela nafas panjang lalu pandangan dia beralih ke Satya, "titip Amara ya, kalau kalian nikah duluan kabarin gw" ucap Karina ke pemuda itu. Satya melunjak kaget lalu ia berpura-pura batuk.

"A-apaan sih..lu" ucap Amara salah tingkah, Karina tertawa lebar. "Kalau lu tiba-tiba nikah sama Mahessa diluar jangan lupa beliin gw tiket" ucap Amara tidak mau kalah.

Karina mendengus pelan, "entahlah..sepertinya tidak akan bertemu" ujarnya. "Tapi kalian masih berkomunikasi kan?" tanya Satya, Karina mengangguk pelan. "Lebih tepatnya jarang, karena gw dan dia sibuk..." gumam gadis itu.

Kepada penumpang SA-071 menuju New York, gate 08 telah dibuka.

"Oh itu pesawat gw, bye guys!" Ucap Karina lalu menderek kopernya.

"Bye Karina!!"

.

.

Berjam-jam berdiam sambil menatap langit, kini Karina sudah sampai di New York. Gadis itu dijemput oleh kedua orang tuanya. "Mama Papa!!" teriak Karina sambil berlari peluk ke mereka berdua.

Basketball • HEERINA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang