"Bisa gak sih, lu dengerin permintaan gw?!"
Jamal emosi saat melihat tingkah Rei yang begitu gegabah di lapangan tadi. Rei memang dapat diandalkan dalam bermain basket, namun jika ada seseorang yang membuat Rei menjadi kesal, pemuda itu akan menjadi keras kepala.
"Udah tau kita berhadapan dengan Mahessa! Skill anak itu tidak bisa diragukan lagi, Rei!" ujar Jamal, namun masih tidak direspon oleh Rei yang masih minum air putihnya. Jamal menghela nafas kasar, "Jangan keras kepala jika lu pingin menang" ucap Jama ke terakhir kalinya sebelum meninggalkan Rei di tempat.
Rei memeras botol plastiknya itu, emosi membara di dalam dirinya. "Gw pastikan bikin Mahessa menyesal"
PRRRIIIITTT!
Istirahat telah usai untuk kedua tim basket itu. Tim Mahessa dan Jamal kini kembali memasukki lapangan. Kali ini set Mahessa yang mulai pertandingan karena pelannggaran dari Rei.
Jay mengoper bola basketnya kepada Acil dan Acil langsung membawa dribble bolanya ke area lawan. Lari Acil cukup gesit membuat musuh kewalahan untuk mengimbanginya, dan tanpa disadari olehnya..
BRUKKH!
"ACIL!!!" panik Mahessa saat melihat rekan anggotanya terjatuh. Acil tersandung kaki lawan, pergelangan kakinya kini terasa ngilu karena jatuhnya cukup keras. "MEDIC! MEDIC!!" panggil wasit ke arah Medic.
Di saat Satya menolong Acil, pemuda itu melihat ke arah Rei yang menunjukkan senyum remeh. Rasa emosi kini meluap dari dalam dirinya membuat Satya membuat pusat perhatian di lapangan. "Lu sengaja nyandung teman gw kan? Ngaku lu, anjing" ujar Satya dengan nada dinginnya.
"Woah woah woah..chill bro. Tidak perlu dendam kan? Besides, dia juga tidak melihat ada kaki disitu" ucap Rei santai.
"LU SENGAJA TAU GAK! TANGGUNG JAWAB LU UDAH BIKIN TEMAN GW SUSAH JALAN!"
"Satya, udah"
Ucapan Mahessa membuat Satya terdiam, ketua basket dari sekolah Kwangya itu kini berhadapan dengan Satya dan juga Rei. "Semua murid telah lihat ke arah sini, seharusnya kita bisa jaga situasi sebentar, Satya. Dan untuk lu Rei, gw gatau niat lu apa? Tapi yang lu lakuin itu melanggar peraturan" ujar Mahessa.
"Sudah gw bilang dia tidak lihat ada kaki gw disitu" bantah Rei dengan sedikit penekanan. "Jika iya, seharusnya lu tidak perlu mengangkat kaki kan?"
Rei terdiam dengan nada Mahessa, pemuda itu tidak terima jika salah anggota terkena luka baik secara sengaja atau tidak sengaja. "Gw lihat semuanya Rei, jangan bikin gw buat keributan disini" ujar Mahessa pelan.
"Pergi ke anggota gw dan minta maaf" perintah Mahessa. "Untuk apa? Lebih baik dia meretapi kesalahannya karena sudah menginjak kaki gw" tolak Rei lalu membelakangi Satya dan juga Mahessa.
"Si bajingan..."
"Gausah diladenin, biarkan saja" ucap Mahessa sambil menahan Satya untuk tidak melanjutkan aksinya. Sebenarnya Satya tidak setuju dengan ucapan Mahessa karena dia telah melepaskan Rei. Tapi gadis itu hanya menghela nafas kasar dan pergi ke arah Acil.
Acil kini menahan rasa sakit di kakinya yang kini tengah ditangani oleh medic. "Gimana keadaannya?" tanya Mingyu. "Dia tidak bisa melanjuti pertandingan lagi, kakinya terkilir, pak" jawab salah satu panitia medic.
Mingyu mengangguk paham, "Jevano, gantikan Acil" perintah Mingyu ke arah Jevano. "Siap pak!"
Dari sisi penonton, Amanda merasa risih dengan perilaku musuhnya yang sengaja menyandung lelakinya. "Sialan anjing" jawab Manda sambil beranjak berdiri dari kursinya dan meninggalkan row kursinya.
"Woi! Lu mau kemana?" teriak Callista. "Nemenin cowok gw lah" jawab Manda.
Karina dan Amara hanya meratapi kepergian Manda yang kini telah meninggalkan kursi penonton. Tidak lama kemudian, pertandingan basket dimulai lagi namun posisi Acil diganti oleh Jevano.
"Jev, keluarkan kemampuan lu" perintah Mahessa. Jevano tau dari intonasi Mahessa yang kini terdengar sangat dingin, tergambar senyuman di wajah Jevano sambil menatap sang ketua. "Siap kak, gw gabakal kecewain lu dan Acil"
PRRRIIIITTTT!
Kini lawan yang memulai pertandingan, "Disini!" . Anggota inti Saint itu mengoper bola ke sumber suara, lemparan bola tersebut cukup tinggi sehingga penerima harus mengetahui posisinya.
Namun, penerima basket itu terkejut saat melihat Jevano yang kini tengah melompat tinggi di depannya. Alhasil bola basket itu dikuasai oleh Jevano, dan dengan kecepatan larinya yang setara dengan Mahessa membuat Jevano berhasil melewati pertahanan lawan.
"Jevano!!" Jevano mengoper bolanya ke Mahessa karena pemuda itu lebih dekat dengan ring, dan seketika Mahessa melakukan slam dunk yang membuat satu lapangan terkagum dengan skillnya.
GILAAAAAAAAAAA!!!!
KAK MAHESSA KEREN BANGETT AAAAAH!
GASSKEUN BRO!! MAMAM TUH MUSUH HABIS CELAKAIN ACIL, DAPAT KARMA KAN LO!!
Rei dari jauh tertegun melihatnya, melihat Mahessa yang kini tengah high-five dengan Jevano sambil kembali ke areanya. "Gw kasih balas dendam lewat dari pertandingan, Rei" gumam Mahessa.
🤍
PRRRIITTT PRITT PRITT
Suara peluit dari Wasit menunjukkan bahwa pertandingan basket antara sekolah Kwangya dan sekolah Saint telah usai. Pertandingan basket ini dimenangkan oleh Kwangya dengan skor 25-34 , yang dimana Kwangya mendapatkan skor tertinggi.
Sorakan dari murid-murid Kwangya terdengar keras, bahkan guru-guru Kwangya juga ikutan teriak bangga. Mahessa dan kelompoknya kini tengah berpelukan, merasakan bahwa latihan keras mereka sangat patut diapresiasikan.
"Kalian semua sudah melakukan yang terbaik, walaupun sempat ada kecelakaan, tapi kalian telah memutar balikkan keadaan" ujar Mingyu sambil bertepuk tangan, diikuti oleh anak-anaknya.
"Jadi itu balasan lu tadi?" tanya Satya ke Mahessa yang masih mengatur nafasnya yang tidak karuan. Tentu saja, selama pertandingan, Mahessa melakukan 4 kali slam dunk , membuat lawan membeku di tempat bahkan tidak bisa menahannya.
Ditambah lagi dengan kecepatan lari Jevano dan lompatan tingginya saat mengambil bola, kombinasi antara Jevano sama Mahessa memang tidak bisa diragukan. "Karena kalian sudah menang....
GW BAKAL TRAKTIR KALIAN MAKAN!!!!" teriak Jay ke anggotanya. Seluruh tim Kwangya bersorak meriah, "Anjay gw hemat duit" ujar Satya sambil tertawa begitu juga dengan Mahessa.
Mingyu hanya terkekeh menatap anak-anak buahnya, lumayan juga mereka melakukan training camp di Jakarta bersama dengan anggota basket disana.
Semua murid akhirnya bubar dari tempat, namun tidak untuk ketiga gadis itu yang kini tengah datang ke arah lelaki mereka masing-masing. "MAHESSA!!!!"
Pemuda itu menengok ke sumber suara, dan dia dikejutkan dengan Karina yang tiba-tiba memeluknya membuat pemuda itu hampir kehilangan keseimbangan. "Rin, aku keringetan lho..." ujar Mahessa sambil terkekeh.
"Bodo amat! Pokoknya aku lagi senang aja" ujar Karina yang masih di dalam dengkupan Mahessa. Pemuda itu tersenyum hangat lalu tangannya kini mengelus rambut surai gadis itu.
"Makasih ya udah nonton pertandingan aku, aku jadi semangat main tadi" ucap Mahessa sambil meleraikan pelukannya. Karina tersenyum sambil menganggukan kepala, "Untuk ketua basket yang tercinta"
Mahessa terkekeh, sangat menggemaskan melihat Karina yang begitu clingy ke dia. "Gemes juga cewek gw satu ini"
•••
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball • HEERINA ✔️
Fanfiction[ FIRST HEERINA FANFICTION ] [ COMPLETED ] Bola basket yang tiba-tiba membuat perjalanan cinta antara siswi anak IPS dengan ketua anak basket. "YAK! INI BOLA BASKET SIAPA?!" | warning: typo everywhere! |