"Lu napa senyum-senyum gajelas anjir? Gw jadi takut dekat sama lu" ujar Amara saat gadis itu seharian senyum-senyum gajelas.
Sekarang Amara dan Karina berada di kantin, karena sedang jam istirahat. "Ya gasuka amat sih ngelihat gw senyum, kalau gasuka gausah diliatin" ucap Karina ketus. Amara memutar kedua bola matanya malas.
Tidak lama kemudian, Amara menatap ke arah musuhnya. Ya Kezya, gadis itu datang ke tempat Amara dan Karina bersama dengan teman-temannya. "Lah si babi ngapain ke sini?" ujar Amara kesal, Karina yang melihat ekspresi sahabatnya berubah menengok ke belakangnya dan tentu saja Kezya datang ke arah mereka.
Haduh, ingin sekali memusnahkan gadis itu. Ttak! Suara nampan makanan ditaro dengan keras di meja Amara dan Karina. Karina hanya mendengus kesal saat Kezya melototinya. "Gara-gara lu, gw jadi gabisa dekat sama Hessa tau! Dia dari kemaren jauhin gw terus, bajingan!"
Emosi Kezya membuat pusat perhatian murid-murid yang di kantin. Amara langsung beranjak berdiri dan menghampiri Kezya, "lu gausah kayak gitu ya ke Karina, dia gak ngelakuin apa-apa ke gebetan lo itu" ujar Amara.
"Lu gausah ikutan, Mar! Ini urusan gw sama Karina!" Ucap Kezya. "Pasti lu jadi pemuas nafsu si Mahessa kan?? Makanya Mahessa sama lu? Ya kan?! Ngaku!!"
Ucapan "pemuas nafsu" itu sengaja Kezya tekankan supaya semua orang dengar. "Karina gak kayak gitu!! Stop speaking nonsense anjing!" ujar Amara.
"Dah Mar. Biarinin aja" ucap Karina. "Tapi gw gak setuju kalau dia nganggep lu sebagai pelacur Rin. Gw gamau pandangan orang-orang disini ngelihat lu sebagai orang rendahan" ujar Amara, dan Karina yang mendengar itu hanya tersenyum kecil.
Seketika hari Karina menjadi hancur karena didatengin Kezya, gadis itu tidak berhenti-hentinya mencaci maki dirinya. "Jalang seperti lu, orang rendahan seperti lu, tidak berhak untuk mendapatkan seorang Mahessa yang memiliki kuasa yang tinggi" ujar Kezya dengan penuh penekanan.
"Kezya"
Seketika badan Kezya menjadi kaku, mendengar suara dingin dari sebelahnya, merasakan aura seram dari sebelahnya, gadis itu menengok ke sumber suara dan terdapat Mahessa menatapnya tajam.
"H-Hessa.."
"Apa maksud lu berbicara seperti itu? Bukannya gw udah bilang kalau lu ada gangguin Karina, gw gabakal tinggal diam?" ujar Mahessa dengan nada dinginnya, pemuda itu juga tidak berekspresi sama sekali.
Kezya dengan cepat langsung memegang kedua tangan Mahessa untuk memohon tapi Mahessa menepisnya dengan kasar. "Gausah sentuh-sentuh gw, ogah gw disentuh sama gadis yang suka mencaci maki orang" ujarnya.
"Mahessa dengerin dulu..maksud gw—"
"Gw denger setiap perkataan lu dari awal" ucap Mahessa. Pemuda itu berjalan ke arah Karina dan membawa Karina untuk berdiri di belakangnya. "Karina bukan orang hina seperti lu, dia bukan jalang atau apapun itu, dia juga bukan pembawa nafsu. Karina ya Karina, manusia yang punya sikap gak kayak lu, anjing" ujar Hessa.
Kezya terkejut? Tentu, Mahessa baru saja berkata kasar ke dia. Dia mendapatkan kata kasar dari gebetannya. "Ini peringatan terakhir, sekali lagi lu ganggu Karina, gw gabakal tinggal diam dan hasilnya akan 2x lipat dari ini" ucap pemuda itu sebelum ia pergi dari kantin, tentu sambil membawa Karina.
Satu kantin terdiam dengan sikap Mahessa, mereka semua tidak berekpetasi kalau Mahessa bisa semarah itu. Di sisi lain, Mahessa membawa Karina ke atap sekolah, tempat Karina curhat kemarin.
Tidak lama, Mahessa melepaskan genggamannya. "Maaf"
Itulah ucapan yang keluar dari Mahessa. "Maaf, kalau gw udah bawa lu ke dalam masalah ini, Rin" ujar Mahessa. Karina masih terdiam dengan ucapan Mahessa.Apa yang Mahessa lakukan tadi adalah melindunginya, ucapan Kezya yang berlebihan membuat pemuda itu marah. Karina menjadi bersalah karena sudah suka sama Mahessa duluan, tapi..cinta ya cinta kan? Apakah dia lebih baik menjauh dari Mahessa?
"Gw gatau kalau Kezya bakal ngomong sekejam itu dan membawa false rumor, tentang lu Rin. Bagi gw, lu orangnya luar biasa dan positif" kata Mahessa
"Gw gaada mikir lu sebagai jalang atau apapun itu. Gw mikir lu sebagai seorang gadis seperti pada umumnya. Cantik, baik hati, kasih sayang, tidak ada hal-hal yang negatif" lanjut Mahessa sambil membalikkan badannya agar berhadapan dengan gadis di depannya.
"Gw bakal selalu di sisi lu Rin, gw bakal ngelindungin lu. Apapun masalah yang lu hadapain, gw pingin jadi cowok yang bisa membanggakan cewek yang dia sukai. Gw pingin, lu hidup bahagia Rin" ujar Mahessa.
Seketika Karina mengeluarkan air matanya, dan otomatis gadis itu langsung memeluk Mahessa. Terisak di pundak besar pemuda itu. Mahessa menerima pelukannya dan menepuk pundak Karina supaya gadis itu tenang.
"Dah keluarkan aja emosi lu disini, gw ada disini kok" ujar Mahessa pelan. Cukup lama Karina menangis karena kejadian tadi, tidak lama kemudian mereka melepaskan pelukannya.
Masih terlihat mata merah Karina karena menangis, Mahessa mengusap pipi Karina yang dihiasi oleh air mata itu. Gadis itu menatap ke mata pemuda di depannya, "jawaban kemarin..."
"Gw memiliki perasaan yang sama"
'*•.¸♡ ♡¸.•*'
"Rin, lu darimana?" tanya Amara saat ia melihat Karina baru masuk kelas. Terlihat wajahnya sembab, Amara tau Karina habis menangis.
Namun, Amara terkejut karena Karina datang ke kelas tidak sendirian. Tentu sama Mahessa yang berada di belakangnya. Satu kelas Karina terkejut saat Mahessa memasuki kelas mereka dan menemani Karina sampai ke mejanya.
"Udah ya, jangan nangis lagi" ujar Mahessa sambil terkekeh. "Apaan sih...udah ah sana. Bentar lagi mau masuk" ujar Karina dengan suara seraknya karena ya, habis nangis.
Mahessa tertawa, pemuda itu mencubit pipi Karina pelan, "yaudah, aku ke kelasku ya..see you nanti, sayang" ucap Mahessa sambil tersenyum lalu keluar dari kelas Karina dengan hati senang.
"ITU BARUSAN APAAN ANJIR? SAYANG? WHAT KARINA...???" kaget Amara saat ia melihat aksi Mahessa tadi ke Karina. Karina hanya menunjukkan postur untuk diam.
"Fix banget lu utang cerita ke gw anjir" ujar Amara, namun dijawab kekehan oleh Karina. Di sisi lain, Mahessa masuk ke kelas sambil bersiul, Satya melihat ekspresi Mahessa terlihat, bahagia sekali. Sepertinya sesuatu terjadi.
"Apaan nih? Keknya ada sesuatu" ujar Satya. Mahessa duduk di sebelah Satya. Teman pemuda itu langsung memiringkan badannya, "ceritain dong, apakah ini ada hubungannya dengan Karina?" tanya Satya sambil terkekeh.
"Euhm...mungkin?" ujar Mahessa. "Gaseru nih" ujar Satya sambil memutar bola matanya malas dan kembali mengalihkan pandangannya ke buku di depannya. Mahessa terkekeh melihat aksinya, pemuda itu membuka handphonenya dan pergi ke kontak yang ia tuju.
Karina : ̗̀➛ my princess💕
'*•.¸♡ ♡¸.•*'
Tbc
Yeur - author
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball • HEERINA ✔️
Fanfic[ FIRST HEERINA FANFICTION ] [ COMPLETED ] Bola basket yang tiba-tiba membuat perjalanan cinta antara siswi anak IPS dengan ketua anak basket. "YAK! INI BOLA BASKET SIAPA?!" | warning: typo everywhere! |