Karina membeku di tempat, laki-laki itu telah membuat dia jatuh cinta. Tinggi, kekar, ganteng, astaga tipe Karina banget. Tidak lama, Karina membebaskan dirinya dari lamunan. "Lain kali..please..hati-hati" ujar Karina pelan.
Laki-laki itu terkekeh, "Barusan tadi marah, sekarang udah malu-malu kucing" ujarnya sambil mengambil bola basket dari tangan Karina. "Makasih ya, sekali lagi mohon maaf" ujarnya, lalu kembali ke arah temannya.
Karina langsung duduk, Amara tertawa karena aksi Karina tadi sangat lucu. "Apa itu tadi? Tiba-tiba jadi malu" ujar Amara. "Ssst..bukan urusan lo. Dah lah ayo lanjutin..gw gamau kepikiran tadi" ujar Karina lalu kembali fokus ke tugas Ibu Irene sambil mengelus dahinya yang sempat kena bola.
₊˚🖇️✩ ₊˚🎧⊹♡
Tidak terasa waktu jam istirahat sudah mulai, murid-murid mulai keluar dari kelas mereka dan makan. Karina dan Amara langsung menuju ke Kantin. Mereka berdua mengantri mengambil makanan.
Setelah itu, mereka berdua mengambil tempat duduk paling pojok. "Tumben menu makanan ini enak" ujar Amara diangguki oleh Karina yang sedang mengunyah. Menu makanan kali ini adalah nasi goreng seafood dan itu adalah kesukaan Karina.
Biasanya sekolah nyediain ikan balado, ayam kuning—enak sih, tapi bukan selera dia. "Amara.." panggil Karina, dijawab deheman oleh Amara. "Tadi..siapa si?" tanya Karina malu-malu.
Amara tersenyum lucu, "kena cupid ya lu?"
"N-nggak..g-gw cuman terpesona aja sama tampilannya" ujar Karina. "Bohong, ketahuan dari mata lu" ujar Amara sambil terkekeh. Memang persahabatan 7 tahun ini membuat Amara dan Karina saling mengetahui satu sama lain.
Bahkan dari sikap saja mereka sudah tau. Contohnya seperti ini, kalau Karina bohong dia bakal jawab terbata-bata, apalagi kalau dia udah tanya nama cowok. Amara memang cukup kenal banyak di anak IPA, tapi sayangnya dia gatau anak basket tadi.
"Jujur, gw akuin dia ganteng si" ujar Amara. "Ya kan anjir? Itu kek, wahh nih cowok udah kek artis..udah anak basket lagi..aduh, makin suka gak si" ucap Karina gregetan.
Amara mengangguk paham sambil tertawa. Ngakak lihat Karina kalau sudah jatuh cinta sama orang. "Pingin banget sama tu cowok, tapi gw yakin pawangnya banyak anjir" ujad Karina lalu mengunyah makanannya. "Yaa, begitulah namanya hidup jadi cowok ganteng" ucap Amara.
Tidak lama setelah itu mereka berdua mendengarkan suara kerumunan. Karina dan Amara menengok ke sumber suara dan melihat banyak murid sedang mengelilingi seseorang. "Yaoloh, tu murid gabisa santai napa?" ucap Amara kesal, diangguki oleh Karina.
"Emang siapa sih?" tanya Karina. Salah satu murid yang sempat lewatin Karina dan Amara datang ke arah mereka berdua, "Mereka lagi kelilingin si anak basket"
"Lah lu siapa?" tanya Karina. "Bjir, maaf ya gw sokap. Tapi gw gak sengaja nguping ucapan lu" ujarnya, lalu duduk di sebelah Karina.
Karina dan Amara saling menatap bingung, beneran sokap nih anak. Tapi, bukan waktu yang tepat untuk caci maki, mereka relakan. "Oke, kenalin nama gw Satya, jadi tuh cewek cewek buaya disana lagi kerumunin anak basket"
"Gw tau anjir, lu udah bahas itu" ucap Karina kesal. "Okeh Im sorry, jadi— tuh tuh tuh orangnya" ujar Satya sambil menarik Karina untuk melihat orang itu lebih dekat.
Amara mengikuti arah yang ditujuk oleh Satya juga. Mereka berdua menengok dan betapa terkejutnya saat melihat orang tersebut. "Bjir, itu kan orang yang kenain bola basketnya ke gw" ujar Karina.
"Lho..lu kenal?" tanya Satya. "Kagak anjir, mana gw tau. Dia anak IPA" ucap Karina.
"Oh yaudah gw kenalin ya"
"Eh? Gausa—"
"HESSA!" teriak Satya. Pria bernama Hessa langsung menengok ke sumber suara, dan disana terlihat teman kelasnya yang sedang melambai ke arahnya. Tidak lama, Hessa melihat ke gadis di sebelah Satya, terlihat familiar bukan.
"Aduh mampus gw, kena azab sama pawangnya cok" ucap Karina pelan, namun masih didengar oleh Amara dan Satya. "Tenang..lu ke cover kok ama gw" ucap Satya.
Karina memutar bolanya melas. Lalu, pandangan gadis itu melihat Hessa mendekat ke tempat mereka sambil membawa nampan. "Mampus, gw menghilang bye" ujar Karina lalu beranjak berdiri dan pergi meninggalkan kantin.
"weh anjir..Karina!! Tunggu!! Satya makasih ya, maaf gw duluan juga" ujar Amara. Satya hanya mengangguk bingung dan berpamitan dengan Amara. Hessa juga bingung saat melihat 2 gadis itu pergi.
"Lah kenapa?" tanya Hessa. "Gatau jir, yaudah gih makan disini. Lumayan ada tempat. Satu kantin lagi full" ujar Satya, Hessa mengangguk.
Hessa meletakkan nampan makanannya di atas meja, namun mata pria itu mengarah ke jaket berwarna hitam di sampingnya. "Punya siapa ini?" tanya Hessa. Satya menengok dan mengangkat bahunya.
"Entahlah, mungkin salah satu dari mereka tadi" ujar Satya lalu menyolong makanan Hessa.
"Anjing juga ya lu...beli sendiri sana makanannya" ujar Hessa. "Mager" ucap Satya.
ੈ✩‧₊˚
Yeur - author
Double update wii!!
| votes are appreciated |
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball • HEERINA ✔️
Fiksi Penggemar[ FIRST HEERINA FANFICTION ] [ COMPLETED ] Bola basket yang tiba-tiba membuat perjalanan cinta antara siswi anak IPS dengan ketua anak basket. "YAK! INI BOLA BASKET SIAPA?!" | warning: typo everywhere! |