Karina dan Mahessa benar-benar menikmati dunia mereka di sekolah. Layaknya sekolah itu cuman diisi oleh kedua pasangan serasi itu. "WOI SAMPAI KAPAN MAU BUCIN? SEKOLAH MAU TUTUP ANJIR!" teriak Satya ke arah lapangan basket, yang dimana Mahessa sedang mengajari Karina untuk shoot bola.
Kedua pasangan itu menengok ke sumber suara, "DULUAN AJA!" jawab Karina. Sontak membuat Mahessa terkejut, "Kamu masih mau main?" tanya Mahessa, diangguki oleh Karina. "Aku mau nyegarin pikiran bareng kamu" jawab Karina.
"Lah disuruh duluan, padahal udah sore banget" keluh Satya. Di sebelah gadis itu, Amara tertawa membuat Satya menengok, "Kamu sendiri kenapa ketawa?" tanya Satya.
"Ah gapapa, dah kita duluan aja" ucap Amara. "Lho? Kenapa" Tanya Satya balik.
"Biarkah saja mereka eoh, lagian Karina juga mau tenangin pikiran karena tadi siang" jawab Amara, Satya yang mendengar itu ber 'o' ria.
"Yaudah, kamu mau ngapain?" tanya Satya. "Makan ramyeon?" tanya Amara. Satya tersenyum senang, "Gas" ujarnya sambil membawa Amara ke rangkulannya.
Kembali ke sisi sekolah, Karina masih berusaha untuk shoot bola ke ring basket. "Susah juga ya" ujar Karina, Mahessa terkekeh. "Kamu harus tau posisi untuk lempar bola" ujarnya sambil menghampiri sang pacar di lapangan.
"Kamu terlalu di bawah ring..." ujar Mahessa sambil membawa gadis itu berjalan mundur dengan kedua tangan kekarnya yang memandu gadis itu. Karina sempat terkejut karena punggungnya mengenai dada Mahessa.
"Nah disini" ucap Mahessa. Karina kini melihat posisi ring sedikit jauh darinya. "Gak mungkin aku bisa masukkin" jawab Karina, "Bisa, posisimu udah paling dekat tau" ujar Mahessa sambil tertawa pelan.
"Kekuatan tanganmu harus kuat biar lemparanmu bisa masuk ke dalam ring itu. Terus posisi pegang bolanya saat mau shoot seperti ini" ujar Mahessa sambil memandu Karina. Karina meneguk salivanya pelan saat jemari tangannya kini tengah diatur oleh Mahessa.
Badan Mahessa yang masih di belakang dia membuat jantung Karina berdetak kencang. "Nah coba shoot" ujar Mahessa. Gadis itu akhirnya shoot bola basket tersebut ke arah ring, dan berkat panduan dari Mahessa, bola basket itu akhirnya masuk.
"MASUK!!" teriak Karina bangga. Mahessa tersenyum lebar sambil bertepuk tangan. "Tuh kan bisa, kamu masuk aja ke club basket perempuan" ujar Mahessa.
"Nggak, itu melelahkan. Lebih baik belajar sejarah" ucap Karina, Mahessa terkekeh saat mendengar jawaban sang pacar. Tangan pemuda itu kini kembali mengacak rambut Karina, "Kamu gemasin banget sih" ucap Mahessa.
"Ish, jangan berantaki lagu huaa" ucap Karina. Mahessa tertawa, "Yaudah yuk! Udah sore banget"
Karina mengangguk dan dia pergi mengambil tas sekolahnya yang menganggur di bawah pohon. "Mau makan dimana?" tanya Mahessa sambil megandeng tangan sang pacar.
"Ayam goreng 89!" Mahesa tertawa gemas dengan perilaku Karina, "Baiklah, ayo kesana"
🤍
Di sisi lain, Satya dan Amara baru saja selesai makan ramen. Sekarang keberadaan mereka berdua berada di minimarket untuk membeli minuman. Sepasang kekasih baru itu memutuskan untuk duduk di tempat minimarket tersebut.
Sempat ada keheningan sementara, sampai akhirnya Satya membuka suara, "Kenapa wajahmu murung begitu?" tanya Satya sebelum meneguk air putih yang ia beli. Amara bebas dari lamunannya, ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa-apa" jawab Amara. Satya merasa bahwa Amara sedang memikirkan sesuatu tapi, ia tidak ingin memaksa gadis itu untuk menjawab. Tapi siapa sangka, ekspetasi dia salah besar karena Amara berkata "Si Axel datang lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball • HEERINA ✔️
Fanfic[ FIRST HEERINA FANFICTION ] [ COMPLETED ] Bola basket yang tiba-tiba membuat perjalanan cinta antara siswi anak IPS dengan ketua anak basket. "YAK! INI BOLA BASKET SIAPA?!" | warning: typo everywhere! |