🏀35

197 17 0
                                    

Ayo Mahessa!!

Jangan kasih kendor!!

Yokk bisa tim Kwangya!!

PRRRITTTTT!!!

Acil mengoper bole ke anggota tim di depannya setelah mendengar suara pluit dari wasit. Jay menerima bola tersebut lalu mendribble ke arah lawan, "JAY!" teriak Satya dari jauh.

Jay langsung melempar bola sekuat tenaga ke arah Satya yang telah memasuki daerah lawan, bola basket tersebut akhirnya didapatkan oleh Satya dan pemuda itu mendribble bola tersebut.

Namun langkah pemuda itu berhenti saat melihat Axel, berada di depannya dan menghalangi jalannya. Kedua wakil basket dari masing-masing tim kini tengah berhadapan dan mendapatkan reaksi panas dari penonton.

"Sial.." ujar Satya kesal. Axel tersenyum miring, Satya tidak memiliki celah untuk mengoper bola, sehingga dengan mudahnya Axel dapat mengambil bola dari dribbelan Satya.

"TAHAN DIA!" Perintah Satya ke anggota tim yang menjadi defender. Anggota tim Kwangya mulai balik ke barisan mereka untuk menghalangi langkah Axel, namun sayangnya Axel dengan mudah bisa melewati halangan itu dan dia melakukan slam dunk.

Hal ini tentu membuat Mahessa dan anggotanya terkejut, skill Axel benar-benar di atas rata-rata. Ricky dari jauh hanya terkekeh, "Gw suka sih sama skillnya, cuman sikapnya yang gak elit" ujar Ricky.

Axel mengatur nafasnya, kedua kakinya telah kembali ke permukaan. Lalu saat ia berbalik, mata dia menatap ke Mahessa. Merasa dirinya di tantang, Mahessa mengepalkan kedua tangannya. "You know the consequences, Mahessa" ujar Axel sambil tersenyum miring dan menepuk pundak sang ketua basket itu.

"Cih..." ucap Mahessa kesal. Di sisi lain, Karina merasakan aura yang mencekam dari Mahessa, sepertinya ada sesuatu yang dipermasalahkan oleh Mahessa dan Axel. Entah, Karina juga merasa tidak enak, jika pertandingan ini dimenangkan oleh tim Ricky...something might happen..

"Sorry..gw benar-benar di presssure tadi" ujar Satya ke timnya. "Gapapa, gw lihat...mereka benar-benar nekanin lu" lanjut Jay.

"Ke depannya kita bisa masukkin point" lanjut Acil.

"SEMANGAT!! JANGAN BREAKDOWN, KALAU LU BREAKDOWN BELIIN GW MCLAREN" teriak Jay sambil memegang pundak

"Si anjing.." ujar Satya, Mahessa yang mendengar itu tertawa.

PRRRRIITTT!!

Acil kembali mengoper bola ke Jay. Jay mulai dribble ke tempat musuh. Pemuda itu menganalisa defense musuh, di sisi Satya dan Mahessa terlihat bahwa musuhnya lebih menekankan ke sang ketua.

"Sial..kalau kayak gini gimana gw opernya anjir" ketus Jay.

"JAY!" teriak Acil, Jay melihat Acil sudah berada di depannya dan ia langsung mengoper bola ke arah Acil.

Dengan badannya yang tinggi, Acil dengan mudah menerima operan bola basket dari Jay. Kini pemuda itu sudah berada di area musuh, Satya dan Mahessa benar-benar di-defense cukup ketat, apalagi di daerah Mahessa.

Mahessa sendiri merasa tidak nyaman dengan bentukan defense tim Ricky, badannya ditekan-tekan bahkan kakinya sering terkena injak, merasa ini bukan defense yang benar, ini seperti anak kecil.

Dukh!

"Akh" Mahessa meringis kesakitan saat perutnya terkena siku sang musuh cukup kencang. "Oops, maaf gak sengaja" ujar Albert, Mahessa tidak merasakan rasa bersalah dari Albert...apakah ini disengaja?

Basketball • HEERINA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang