Bab 3

201 33 1
                                    

Warningg!
Di bab ini ada sedikit bumbu BxB.

Hari yang dinantikan oleh tujuh sahabat itu pun tiba, mereka sudah mengemasi barang mereka dan menaruhnya di mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang dinantikan oleh tujuh sahabat itu pun tiba, mereka sudah mengemasi barang mereka dan menaruhnya di mobil.

"Sekarang pukul 06.03 , kira-kira nanti pukul berapa ya sampai." Gumam Thorn.

"Emm, Gem."

"Iya Taufan?"

"Aku kemarin ngajak Gopal, Yaya, Ying, dan Fang."

"Benarkah? Bagus dong makin rame jadinya."

"Gempa nggak marah?"

"Ngapain marah, dan mana mereka?"

"Mereka besok baru berangkat."

"Apakah mereka udah tau lokasinya?"

"Udah Gem! Kemarin aku udah kasih tahu."

Tin tinn!

Obrolan mereka seketika terhenti karena ada klakson mobil membuat mereka menoleh ke belakang, yang ternyata yang lainnya ingin berangkat namun Gempa dan Taufan belum masuk.

"Oyy Gem, Fan cepetan!" Tegur Blaze.

"Iya, mari Taufan kita masuk."

"Ah iya Gem."

Gempa dan Taufan masuk kedalam mobil, Halilintar yang menjadi supir mengecek apakah sudah semua masuk, dirasa sudah semua Hali pun menyalakan mobil dan menancapkan gas mobil.

Terlihat dari jendela pohon dan gedung-gedung bangunan dilewati oleh mobil mereka sampai keluar dari kota mereka.

Sekarang pukul 16.12 didalam mobil suasana nya sangat hening karena beberapa sudah tertidur terkecuali Hali dan Gempa.

Beberapa menit kemudian Gempa pun membuka obrolan pada Hali.

"Berapa lama lagi kita akan sampai Hali?"

"Sepertinya setengah jam lagi."

Gempa hanya meng-oh saja.

Terlihat di kursi depan di samping kursi Hali, Taufan tertidur dengan keringat dingin.

POV mimpi Taufan

Terlihat Taufan sedang lari seperti dikejar sesuatu dan dia bersembunyi dibawah laci meja rias sambil menutup hidung dan mulutnya menggunakan tangannya sambil sedikit ter-engah-engah, dan mencoba tidak membuat suara.

"Bagaimana ini!!" Batin Taufan.

Tiba-tiba ada pisau yang menancap di atas kepala Taufan yang hampir mengenai kepalanya, yang membuat dirinya keringat dingin.

"Dimana kamu?? Kok pinter kali bersembunyi." Ujar seseorang yang memegang pisau yang sudah berlumuran darah. "Hmm~ apakah ada orang di bawah laci ini?~" sambung orang itu.

Elemental Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang