Bab 10

139 30 4
                                    

"Ba-bang Beliung!?" Ucap Hali tergagap melihat Beliung di samping pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ba-bang Beliung!?" Ucap Hali tergagap melihat Beliung di samping pohon.

"Eh Hali," sapa Beliung ramah.

Hali membeku seketika ditempat, Beliung bingung dan mendekat ke Hali.

"Kenapa Li?" Menepuk pundak Hali.

Hali seketika sadar dari lamunan nya dan menatap Beliung.

"Oy Hali, kau kenapa?? Kalian sedang apa? Dan dimana Taufan?"

"I-itu Ta-Taufan.." Hali terbata-bata.

"Hm?" Bingung Beliung.

"Taufan hilang bang..." ucap Hali lemas.

"Ohh hilang- HAA!? HILANG!!? Hilang gimana nih maksudnya?" Beliung kaget sambil mengipasi dirinya.

"Taufan hilang di hutan ini.. dan bersama semua teman-teman kami mencari keberadaan Taufan." Jelas Gempa tiba-tiba datang.

"Semua teman-teman?" Beliung sambil memiringkan kepalanya.

"Iya bang seperti para elemental dan para fusion, oh ya kenalin saya Gempa sahabat nya Taufan," Gempa sambil mengulurkan tangannya ke Beliung.

"Oh, gua tau lu kok si Taufan sering cerita tentang kalian."

"Jadi, di hutan ini Taufan hilang?" Tanya Beliung.

"Iya, dan kami mencurigai rumah yang ada di tengah-tengah hutan ini." Jelas Gempa.

"Rumah di tengah hutan? Kau sedang bercanda kah? Tidak ada rumah di tengah hutan ini-." Jelas Beliung yang tahu betul bahwa hutan ini tidak ada rumah apapun itu karena Beliung di tugaskan dari sekolah nya atau lebih tepatnya universitas nya untuk menyelidiki hutan ini. "-Sekalipun ada rumah pasti gua nemuin, tapi selama 3 hari gua nggak nemuin apapun kecuali tanaman dan hewan liar," sambung Beliung.

"Jadi bang Beliung udah menelusuri hutan ini dong?"

"Belum semuanya sihh, masih seperempat dari hutan ini."

"Begitu ya, oh ya nama hutan ini apa?"

"Hutan ini bernama Sarja Forest"

Beliung melihat Hali sedang duduk termenung di tepi danau dan Beliung mendekati Hali. "Lu nggak perlu nyalahin diri lu sendiri," ucap Beliung.

"Andai Hali jagain Taufan mungkin Taufan masih dirumah bersama kami." Kata Hali melempar batu ke danau.

Blup! Batu terjatuh dan tenggelam di air danau.

"Sumpah dari dulu lu nggak berubah sama sekali," memukul kepala Hali.

Hali mengelus kepalanya yang dipukul oleh Beliung. "Hm." Ketus kesal Hali. "Tadi bang Beliung bilang kalau nama hutan ini adalah Sarja Forest, apakah ada cerita dibalik hutan ini?"

"Tentu ada."

"Ceritain dong brow," Gentar tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Hampa ngapa lu disini?" Merangkul pundak Gentar.

"Gua Gentar! Dan gua lagi nyari Taufan,"

"Ohhh~ oh ya mana Sopan?"

"Jangan tanyain dia-" ucap Gentar terpotong karena ada yang mengipasi nya dari belakang dan Gentar langsung sadar kalau itu Sopan.

"Yoo bungg!" Kata Beliung menepuk pundak Sopan dan Sopan hanya tersenyum tipis.

"Halo sahabat lama," ucap Sopan ramah dengan senyuman.

Sementara Gentar lagi nyangkut di pohon. "Serem anjir," kata Gentar melihat Sopan yang tersenyum.

"Gen-Gentar!? Ngapa lu di atas pohon?" Tanya Gempa heran dengan Gentar yang duduk di atas pohon.

"Apa lagi? Kalau bukan menghindari orang aneh itu."

Sopan yang sedari tadi mengobrol dengan Beliung langsung terbang menghampiri Gentar yang di atas pohon. "Coba bilang sekali lagi^^" dengan senyuman tipis.

"Orang aneh lu!"

Plakk!

Tamparan pun mendarat di pipi Gentar dan Gentar pun jatuh dari pohon namun Gempa menyelamatkan Gentar.

"Gentar kamu nggak papa kan?" Tanya Gempa khawatir.

"Gua nggak papa kok, Hero no 1 mana mungkin kenapa-kenapa!" Ucap Gentar membanggakan dirinya.

"Terserah kau lah,"

Dan akhirnya mereka bersama-sama mencari keberadaan Taufan kembali.

Disisi tim Ice, posisi mereka sekarang ada di sekitar lingkungan rumah terbengkalai yang diceritakan oleh Thorn.

"Jadi ini rumah itu.." ucap Ice.

"Rumah ini memang agak mencurigakan," kata FrostFire.

"Blaze jangan kau sentuh apapun yang ada disini-" belum sempat Ice menyelesaikan kata-katanya Blaze sudah menerobos masuk ke sekitar wilayah rumah itu. "Dasar." Ketus Ice.

Akhirnya semuanya menyusul Blaze. Ice yang berada disampingnya langsung menjewer telinga Blaze. "Heh! Siapa yang ngizinin lu kesini?"

"Aww sakit! Masa harus izin? Ini gua nemuin topinya Taufan," menunjukkan topi Taufan di tangan kanannya.

Ice pun melepaskan telinga Blaze, dan langsung mengambil topi yang dipegang oleh Blaze. "Sudah pasti kalau Taufan ada dirumah ini."

"Apa kita harus menghubungi yang lainnya?" Tanya Frost Fire.

"Boleh, hubungi yang lainnya."

Frost Fire mengangguk mengerti dan segera menggunakan jam kuasanya untuk menghubungi yang lain. Namun sayang nya tidak ada yang menjawab entah karena apa, Frost Fire pun hanya meninggalkan pesan video bagi yang melihatnya.

"Tidak ada yang menjawab, tapi gua udah ngirim pesan video."

"Oke tak apa-apa, apa kita harus masuk ke rumah ini?" Tanya Ice.

"Ehmm menurut aku sebaiknya jangan sekarang soalnya matahari sudah mau terbenam," ucap Sori menunjuk matahari yang sudah mulai terbenam.

Tanpa mereka sadari mereka semua sudah mencari Taufan sampai sore. Semua tim memutuskan untuk kemah di hutan karena juga semua orang sudah membawa perlengkapan yang lengkap.

Malam hari pun tiba.

Tim Ice memutuskan untuk berkemah agak jauh dari rumah itu.

Blaze menyalakan api unggun untuk menghangatkan orang-orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blaze menyalakan api unggun untuk menghangatkan orang-orang.

Keheningan pun ada di tengah-tengah api unggun, hanya suara bara yang terbakar dan suara alam saja yang terdengar.


































Makasih yang udah baca sampai akhirr^^
Jangan lupa vote dan Kamen nya ya.

Elemental Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang