Bab 17

147 9 2
                                    

Warning!Terdapat adegan kekerasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!
Terdapat adegan kekerasan.

Blaze dan Taufan sudah keluar dari ruang rahasia tersebut. Di ruang tamu mereka bertemu Halilintar dengan tatapan mengerikan.

Glek!

Mereka berdua menelan ludah mereka Karena sangking takutnya melihat muka Halilintar. "E-eh Hali.." Ucap Blaze gugup.

"Hm." Halilintar menyilangkan kedua tangannya. "Kalian darimana hm?" Tanya Halilintar.

"Ta-tadi k-ka-kami dari eee-" ucap Taufan dengan belepotan yang sebenarnya ingin memberitahu Halilintar namun gugup karena melihat Halilintar yang amat syangat syremm.

"Cepat jelaskan atau.." Kedua mata Halilintar menatap sinis Blaze dan Taufan.

"Ka-kami dari ruangan rahasia!" Teriak Blaze.

"Ruangan rahasia?"

"Yup! Disana kami menemukan buku ini!" Ucap Blaze merampas buku yang semula ada di tangan Taufan sekarang ada di Blaze.

"Coba kulihat," Blaze langsung memberi buku yang diminta oleh Halilintar. Halilintar mulai membuka buku tersebut setelah itu ia membalik beberapa halaman dan menaikkan satu alisnya. "Ini buku kosong." Ucap Hali memperlihatkan isi buku tersebut.

"What!? Tadi Masi ada kok isinya!" Blaze mengambil buku itu dari tangan Halilintar dan membuka buku tersebut dan ya seperti kata Halilintar buku tersebut benar-benar kosong.

"Kok.. perasaan tadi masih ada-" kalimat Taufan terpotong karena ada..

"LEPASKAN GUA BANGK•!!!" Teriakan seseorang dari luar. Semua orang yang ada di dalam rumah tersebut langsung keluar untuk mengecek sumber suara tersebut.
.

.

.
Saat mereka berada di luar mereka terkejut karena ada beberapa orang yang terikat di depan rumah tersebut.

"Yaya mereka siapa?" Tanya Taufan, gadis yang sedari tadi mencatat mengalihkan kan pandangan ke Taufan. "Mereka adalah perampok yang selalu merampok daerah komplek disini." Jelas Yaya dan yang dijelaskan pun mengangguk mengerti.

NGIU.. NGIU..

Disela-sela mereka mengobrol, sirine mobil polisi berbunyi dari kejauhan. "Loh kok ada polisi?" Bingung Thorn.

"Oh itu Gempa yang memanggil, untuk mengamankan para perampok ini." Jelas Yaya kembali, Thorn menganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti.

Tak lama kemudian polisi sudah sampai dan segera mengamankan para perampok yang sudah di ikat. Para polisi meminta beberapa orang untuk di tanya mengenai kasus nya.

Yaya, Ying, Sopan, dan Fang bersedia untuk ikut ke kantor polisi kalau yang lainnya pulang ke rumah dengan tenang-

#Mission 1 completed
.

Elemental Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang