Matahari terbit memancarkan sinarnya, Aluna sudah terbangun lebih awal dari kedua temannya.
Aluna berjalan menuju kamar mandi, ia membersihkan tubuhnya.
Kedua temannya ini masih tertidur, suara dering handphone Aluna berbunyi. Menandakan ada yang menelfon.
Ketika jeya ingin mengambil handphone milik Aluna, ia malah terkena tangan Dhea.
"DUH DHEAA!"
Dhea mengerjapkan matanya, "Apa si jey masih pagi, jangan teriak."
"Lo tuh yang apa." Ucap Jeya
Jeya kembali menutup matanya, ia masih mengantuk. Matanya terasa berat untuk terbuka.
Tak lama Aluna keluar dari kamar mandi, sudah biasa melihat pandangan kedua temannya yang seperti ini.
Aluna melihat handphone nya, ada notifikasi 2 panggilan tak terjawab dari Gilang.
Aluna segera menelpon balik Gilang, tumben sekali pria itu menelpon nya pagi seperti ini. Aluna tahu biasanya Gilang belum bangun.
"Halo, ada apa?"
"Tadi kamu aku telfon, gak diangkat."
"Aku lagi di kamar mandi, kenapa?"
"Kamu di suruh ke rumah, sama mama."
"Kapan?"
"Nanti aku jemput, aku mau tidur lagi. Ini aja di bangun paksa sama mama."
Aluna tertawa, "yaudah iya, nanti kabarin ya kalau mau jemput."
"Iya sayang, dadah. Nanti aku kabarin ya? Aku tutup ya telfonnya."
"Iyaa."
Tut.
Aluna kembali meletakan handphone nya, ia membuka jendela kamarnya agar matahari masuk, lalu ia membangunkan kedua temannya itu.
"Dhea, Jeya. Bangun dong Bantu gue bikin sarapan buat kita." Ucap Aluna
Jeya, gadis itu langsung terbangun dan duduk. Namun sepertinya Dhea masih berada di Alam mimpinya.
"Dhea, dhe. Dhea kebakaran dhe!!"
Kedua nya langsung tertawa begitu melihat dhea yang terbangun dengan keadaan wajah yang Panik.
Melihat kedua temannya menertawakannya Dhea menatap malas keduanya.
"Ngagetin tau gak."
Aluna menghentikan tawanya, "maaf, ayo Bantu gue buat sarapan."
Dhea dengan malas berjalan untuk ke kamar mandi terlebih dahulu. Sedangkan Aluna dan jeya mereka berdua sudah terlebih dahulu berjalan ke dapur.
Disini memang ada pembantu, tapi hanya untuk membersihkan rumah saja.
——
Damian terbangun ia merasakan kepalanya pusing, ia tidak ingat kejadian semalam.
Galang menepuk pundak Damian, membuat pria itu tersentak. Ia kira siapa yang memegangnya.
"Kok gua bisa ada disini?" Tanya Damian bingung
"Lu bisa tanyain tuh sama Steve nanti bangun." Jawab Galang "gua pergi, di meja makan ada nasi goreng udah gua siapin."
Damian hanya mengangguk.
"Satu lagi, jangan macem - macem ada alice di kamar sebelah, kalau dia nanyain gua pergi." Ucap Galang
Lagi - lagi Damian hanya mengangguk, detik kemudian ia tersadar. Apa tadi kata Galang?
YOU ARE READING
REAL LOVE
Short Story"kalau lu gak bisa jaga Aluna, gak bisa perlakukan dia dengan baik. Gua anggap hari ini lu sama Aluna resmi putus, lu cuma laki-laki brengsek yang datang di kehidupan Aluna."