Lorena terbangun dari tidurnya, ia mengerjapkan matanya berkali - kali. Wajah yang pertama kali ia lihat adalah Regas, pria itu sangat tenang dengan tidurnya.
Masih dalam dekapan Regas, Lorena merapihkan rambut Regas. Mengelus kepala pria itu. Sekarang ia sadar sudah seharusnya ia kembali bersama Regas dan meninggalkan Galang.
Regas mengerjapkan matanya, ia tersenyum melihat wajah cantik Lorena.
"Morning ren." Ucap Regas sambil mengecup bibir Lorena
Lorena tersenyum, ia juga membalas kecupan Regas.
Lorena menggenggam tangan Regas, "ada yang mau gue omongin."
"Nanti yaa, masih ngantuk. Kita tidur lagi dulu aja."
Regas semakin mengeratkan pelukannya pada Lorena, namun Lorena menahan pria itu untuk memeluknya kembali.
"Lo aja, gue mau bersih - bersih, sekalian mau masak buat sarapan." Ucap Lorena
Ia mengecup bibir Regas, sebelum turun dari kasur. "Tidur yang nyenyak egas."
Regas terus menatap Lorena, Lorena berbeda dengan biasanya. Panggilan yang Lorena berikan.
Sudah lama ia tidak mendengar panggilan manis itu, panggilan yang sangat ia sukai. Kini gadis itu kembali memanggil nya dengan panggilan itu.
Regas tersenyum, ia juga memejamkan kembali matanya.
Di dalam bathtub Lorena terdiam, ada baiknya ia kembali bersama Regas. Setelah di pikirkan kembali, rasanya sudah tidak cocok antara ia dan Galang.
Lorena segera menyelesaikan mandinya, lalu keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaiannya.
Ia berjalan menuju dapur, ia mencari bahan yang ada di rumahnya.
Lorena memulai masaknya, dua tangan kekar melingkar di pinggangnya, ia tersenyum.
"Pasti enak."
Lorena membalikan tubuhnya, "enak lah."
Regas tersenyum, tangan Lorena melingkar di lehernya. Ia membenarkan poni Lorena.
Regas membulatkan matanya, saat Lorena menangkup keduanya pipinya lalu mengecup bibir nya.
"Gak biasanya." Ucap Regas
Lorena hanya tersenyum lalu melepaskan tangan Regas yang berada di tangannya, ia juga menaruh nasi goreng tadi di piring lalu meletakannya di meja makan.
"Sini makan." Ajak Lorena
Regas berjalan, ia menarik bangku meja makan. Ia tepat berada di depan Lorena, kemudian ia memakan nasi goreng itu.
Lorena tersenyum melihatnya, "gue mau berenti ngejar Galang lagi."
"Beneran? Kenapa?"
Lorena mengehela nafasnya, "gue ngerasa aja, udah seharusnya gue ngelepas Galang."
Regas mengangguk, "kamu kan cuma bisa bahagia sama Galang, yakin?"
"Kata siapa? Kebahagian aku sekarang ada di depan."
Regas mengerutkan keningnya, "siapa?"
"Kamu."
Regas tersenyum, ia mencubit gemas pipi gadis di depannya itu.
"Nanti anterin aku ketemu Galang sama Aluna ya?"
Regas mengangguk, lalu keduanya melanjutkan kembali sarapan mereka dengan sedikit obrolan dari keduanya.
Mereka menikmati sarapan mereka dengan tenang dan tentram.
_____
"Kelamaan, mending sekarang aja lamar Aluna." Ucap Harsa
"Lu ngomong kaya yang gampang aja, sa." Balas Laska
Galang ingin sekali mengajak Aluna ke jenjang yang lebih serius, namun ia masih memikirkan kembali, terlebih lagi ia ingin dulu bisa membahagiakan Aluna.
Setelah apa yang Aluna lewati, banyak sekali hal yang Aluna lewati. Bersyukur gadis ini masih ingin bertahan sampai saat ini.
"Nanti deh gue pikirin lagi."
"Doa yang terbaik buat lu dari kita Gal, kalo emang itu terbaik pasti dapet. Tuhan udah nyiapin yang terbaik buat lo." Ucap gavin
Galang mengangguk, kelima pria ini sedang berada di rumah Galang. Awalnya hanya harsa dan Laska yang ke rumah Galang, karena di beri tahu oleh sellia.
Sellia tahu kedua pria itu senang sekali dengan makanan, sebenarnya sellia memanggil Harsa dan Laska kesini juga untuk menemani Galang.
Meskipun bisa saja Galang sendiri di rumah, namun tetap saja sellia khawatir jika meninggalkan Galang sendirian di rumah.
"Terus Lorena gimana?" Tanya Aksa
Galang terdiam, benar ia melupakan gadis itu sesaat. "Gua juga gatau, tapi dari pas gua ketemu dia waktu itu. Sampe sekarang gua ga pernah ketemu lagi."
"Gua juga tanya Aluna, ngga ada yang ganggu dia. Gua bersyukur kalo ngga ada yang ganggu dia." Ucap Galang
Aksa dan yang lainnya mengangguk, aksa menepuk pundak Galang. Keempatnya tahu bagaimana sifat Lorena.
"Tapi kemarin malam, gua liat dia lagi minum sama Regas." Ucap Laska
"Itu kan karna dia gak mungkin ngajak Galang, kalo di liat - liat juga Regas cuma bahan pelampiasan Loren." Sahut Gavin
"Bener juga." Ucap Harsa
"Gua cabut, mau anter Aluna. Lu pada disini aja dulu, kalo mau ke kamar naik aja."
Keempat pria disana mengangguk, Galang berjalan meninggalkan teman - temannya.
_____
Galang sudah sampai di pekarangan rumah Aluna, ia memencet bel rumah Aluna.
Bukan Aluna yang keluar juga bukan Leona, sepertinya ia mengenali pria itu.
"Cari siapa?"
"Aluna ada om?"
"Ohh Aluna, ada ada. Ayo sini masuk, pacar nya ya?" Tanya Reno
"Iyaa om." Jawab Galang
"Ayoo, ayoo masuk!" Ajak reno
Galang mengikuti reno yang kini menjadi ayah dari Aluna, ia senang Aluna selalu di terima dengan baik oleh orang - orang di luar sana.
Reno menyuruh Galang untuk duduk, tak lama kemudian Aluna keluar dari kamarnya menuruni tangga.
Ia mempercepat langkahnya begitu melihat Galang, ia tidak ingin Galang menunggu nya lama.
"Udah lama nunggu nya?" Tanya Aluna
"Baru juga kok lagian." Jawab Galang
Galang terus tersenyum menatap Aluna, membuat gadis itu salah tingkah. Pipinya gampang sekali memerah jika Galang menatapnya seperti itu.
"Galang, ayoo."
"Iyaa iyaa, ayoo."
Galang menggenggam erat tangan Aluna, keduanya berjalan keluar rumah. Galang terus memuji kecantikan Aluna.
Gadis nya itu selalu tampil cantik, bagaimana pun keadaannya. Galang tidak pernah merasa bosan sama sekalipun dengan kecantikan Aluna, saat pertama kali
_______
JANGAN LUPA VOTE NYAA !!!
YOU ARE READING
REAL LOVE
Short Story"kalau lu gak bisa jaga Aluna, gak bisa perlakukan dia dengan baik. Gua anggap hari ini lu sama Aluna resmi putus, lu cuma laki-laki brengsek yang datang di kehidupan Aluna."