"Shanaya."
Langkah Shanaya terhenti, ia menoleh kebelakang, setelah melihat siapa yang menganggil nama nya tadi, ia mengerutkan keningnya.
Sambil melihat arah pria yang sedang menghampirinya dengan sedikit berlari.
"Hai, ada apa?" Tanya Shanaya
Pria itu menggeleng sambil menyengir yengir, pria itu adalah Gilang.
Gilang tidak pernah menyerah mengejar cinta gadis berambut pirang itu, Gilang bahkan selalu mengepoi social media Shanaya.
"Ngga ada sha. Ini, buat kamu." Ucap Gilang
"Buat aku?" Tanya nya, karena ini lah pertama kalinya ia menerima barang dari Gilang
"Iya di terima ya, gua cabut duluan sha. Hati - hati ya."
Shanaya menatap kepergian gilang, sambil melambaikan tangannya ia beralih menatap sebuah coklat yang baru aja ia terima dari Gilang.
Kedua sudut bibir nya terangkat, lalu ia kembali masuk ke dalam mobil.
Dalam perjalanan Gilang terus membayangkan wajah cantik Shanaya, bagaimana pun caranya ia akan mendapatkan gadis itu. Gilang juga tidak akan mengulangi hal yang sudah terlewat.
"Sakit lo? Ketempelan apaan?"
"Bacot Sabri."
"EH TAMBAH 'NA" SEMBARANGAN LU MANGGIL GUE SABRA SABRI."
"Sabra lebih cocok." Celetuk nya, Gilang menghampiri sellia yang berada di sofa yang tidak jauh dari Sabrina
"Eh mama makin cantik aja." Puji Gilang
"Bisa aja kamu Gilang, kenapa anak mama ini?" Tanya sellia
"Abis gebet cewe mah, mama pasti suka sama cewe ini mah. Baik, cantik, ramah manis, mantap mah."
Sellia tertawa kecil, "Di jaga baik - baik, kapan kapan ajak dia ketemu mama dong. Mama juga kan mau ngeliat cewe yang katanya cantik baik dan juga manis itu."
"Aman mah, Gilang ke atas duluan ya mah." Ucap Gilang
"Iyaa." Jawab Sellia
Gilang langsung memasuki kamar nya setelah mencium pipi ibunya, sellia hanya bisa mendukung hubungan anak nya.
Ia selalu berharap kebahagian menyertai anak anak nya selalu.
_______
"Kalo Shanaya kagak mau, nt dong lu lang." Ucap Kenzo
"Belum di coba, siapa tau beneran kagak." Sahut Zendo
Kedua pria itu tertawa kecuali Gilang, menanggapi kedua pria itu bagi Gilang sama aja menanggapi hantu yang berada di pohon mangga depan rumahnya.
Ia langsung mentancap gas motornya, berbicara dengan Kenzo dan juga Zendo itu sangat tidak penting bagi Gilang.
"Lah cabut bocah nya."
"Susulin aja udah, ayo "
Kedua nya langsung mentancap gas dan mengikuti arah Gilang melaju, pas sekali dengan Gilang yang berhenti, mereka berdua puh terhenti.
Tatapan Gilang terus fokus ke depan, kala melihat Shanaya yang sedang asik bercanda dengan pria yang lain. Sedangkan Kenzo dan Zendo saling menatap.
Zendo menepuk pundak Gilang, "balik markas aja dah yok."
"Emang belum milik lu Gil, balik aja dah."
Tidak banyak omong, mereka langsung pergi meninggalkan tempat itu. Sedangkan Shanaya yang memang sebelumnya mendapatkan pesan dari Gilang, ia langsung teringat.
Shanaya menepuk dahi nya, ia sangat lupa jika ia punya janji dengan Gilang. Setelah melihat Gilang dan kedua temannya yang sudah menjauh.
"Aduh bodoh banget lu sha." Gumam Shanaya sambil menundukan kepalanya.
"Kenapa sha?" Tanya Hiro
Shanaya mengangkat kepalanya kembali, "haa enggaa kok hir, gapapa hehe."
"Beneran?"
"Iya gua gapapa koo."
"Yaudah kalau gitu, gua cabut ya shan." Ucap Hiro
"Iyaa hir, hati - hati yaa." Jawab Shanaya
Setelah kepergian Hiro, Shanaya masuk kedalam rumah, ia juga masih terpikir bagaimana perasaan Gilang tadi.
Namun ia di buat terkejut dengan kehadiran Rajen yang sudah berada di rumahnya dan dengan santai pria itu menaiki kakinya di meja.
Ia sedikit tenang bahwa itu Rajen, ia mengusap usap dadanya, lalu ia berjalan menghampiri Rajen.
"Ngapain abang disini?" Tanya Shanaya
"Ohh udah pulang, ohh ya. Tadi bunda lu titip pesan dia pulang malam ada urusan, nanti lu di rumah gua aja." Ucap Rajen
Shanaya mengangguk, Rajen menunjukan foto Gilang yang sedang melamun di markas.
"Beneran lu tolak dia?" Tanya Rajen
Shanaya dengan cepat menggelengkan kepalanya, "enggak enggak kok, aduh. Bang bilangin dong ke kak Gilang, aku tuh lupa tadi. Aku emang ada janji mau ketemuan sama bang Gilang tapi aku juga jalan bareng Hiro tadi."
"Aku jadi gaa enak, ke kak Gilang nya. Tolong bilangin ya bangg." Lanjut Shanaya
"Iyaa santai, pulang ke rumah gua sana. Disini gak ada siapa - siapa, kunci pintu nya." Ucap Rajen
"Gua cabut duluan." Lanjutnya kembali
Shanaya mengangguk, "hati - hati bang Rajen."
"Aman, lu hati - hati."
Rajen pergi meninggalkan Shanaya, ia juga sedikit mengusak rambut Shanaya sebelum pergi menghampiri ketiga temannya.
Shanaya masih memikirkan bagaimana ia meminta maaf dengan Gilang, ia jadi merasa tidak enak kepada pria itu.
Padahal sebelumnya ia bilang kepada Gilang bahwa ia tidak ada waktu di luar, namun ia malah pergi bersama Hiro. Shanaya merasa bersalah.
"Pokonya gua harus minta maaf ke kak Gilang, pas gua ketemu gua harus langsung minta maaf. Iya minta maaf, duh kak Gilang maafin Shanaya."
______
ini awal awal Gilang dan Shanaya ketemu yaa, biar kalian tahu hehe, kalau ada yg typo tandain aja yaa sayy
JANLUP VOTE && COMMENT
YOU ARE READING
REAL LOVE
Short Story"kalau lu gak bisa jaga Aluna, gak bisa perlakukan dia dengan baik. Gua anggap hari ini lu sama Aluna resmi putus, lu cuma laki-laki brengsek yang datang di kehidupan Aluna."