Setelah Galang selesai dan berlibur di negara itu, kini Galang memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Galang tidak sendiri, Damian, Steve dan juga alice ikut untuk ke Indonesia.
Katanya, iseng - iseng berlibur di Indonesia. Galang tidak mempermasalahkan itu, ia jadi ada temannya.
Mereka memasukan barang - barang mereka ke bagasi mobilnya.
"udah?" Tanya Galang, diangguki semuanya
Keempatnya masuk ke dalam mobil, mobil melaju menuju bandara.
Senyuman Galang tidak luntur, Galang sangat merindukan Aluna, padahal itu saja belum ada sebulan ia ada di Canada.
Namun mengingat jika ia tidak bisa berkomunikasi dengan Aluna seperti dulu, senyuman luntur.
"WHAT?! DAMIAN?" pekik Alice, sembari menengok ke Damian.
"apa?"
"lo gay? ngaku lo."
Damian membuang mukanya, kini ua menjadi bahan perhatian ketiga temannya.
Sebelumnya, Damian bertemu dengan pria yang saat itu ia cium. Entah apa yang membuat Damian hilang akal.
Padahal masih banyak wanita di luaran sana.
"hahaa, ya enggak. enak aja lo." Ucap Damian dengan kikuk, "cu-cuma foto lagian."
Steve memperhatikan foto Damian dan seorang pria disana, dengan teliti ia memperhatikan foto itu. Sepertinya Steve mengenalinya.
"itu kan, cowo yang pas lu cium." Ucap Steve
Damian terdiam, ia bingung cara untuk membicarakan ini kepada ketiga temannya.
Jujur saja, Damian merasa sedikit tertarik kepada pria yang ia cium saat itu, wajah pria itu terlihat cantik.
Tidak, tidak seperti kebenerannya, mereka hanya foto bersama saja.
"ah udalah, gue cuma mau bilang ya dam. cewe di luaran sana masih banyak, jangan sampai deh dam." Ucap Alice.
Damian hanya mengangguk - anggukan kepalanya, mendengar ucapan dari Alice.
---
"lagi, lang? kenapa?"
Gilang menunduk, semalam ia bertengkar dengan kaira hanya masalah sepele, kaira selalu membesarkan masalah.
Membuat Gilang frustasi, Gilang sadar kaira sangat berbeda dengan Aluna.
Setelah mendapatkan pesan dari Grace bahwa Gilang mabuk berat, aluna langsung menghampiri Gilang ke rumahnya.
Untung saja tidak ada Andika, jika Andika tahu bahwa anaknya meminum alkohol pasti ia akan marah. Beda hal nya dengan salsa, meski ia marah kepada anaknya itu namun ia lebih menasehati dengan lembut.
Beberapa kali Aluna bertanya, namun pria itu hanya membalas dengan gelengan dan menunduk saja. Beruntung suaranya tidak mengeluarkan nama kaira.
Aluna menghela nafasnya, "Gilang, jawab!"
Gilang memeluk tubuh Aluna, "jangan marah, maaf."
"kenapa kamu minum? kalau papa tau, kamu mau di marahin lagi?" Tanya Aluna
"enggak." Jawabnya
"sekarang, aku tanya. Kenapa kamu minum sampai bikin kamu kaya gini?"
"masalah kecil, aku nya yang terlalu emosi. Maaf gak bakal lagi."
YOU ARE READING
REAL LOVE
Short Story"kalau lu gak bisa jaga Aluna, gak bisa perlakukan dia dengan baik. Gua anggap hari ini lu sama Aluna resmi putus, lu cuma laki-laki brengsek yang datang di kehidupan Aluna."