RL | 43

307 16 1
                                    

Hari yang cerah, langit berwarna biru terang. Matahari yang memancarkan sinarnya menerangi seluruh bumi.

Disini di gedung besar dan tinggi, tempat dimana Galang bekerja, bukan menjadi seorang karyawan, melainkan pemilik dari perusahaan ini. Kantor yang ia buat sendiri dengan bantuan Andika, selaku papa kandungnya.

Seorang wanita memasuki ruangan Galang, wanita yang sangat di cintainya, pada akhirnya mereka bersama - sama.

Galang mengangkat kepalanya ketika pintu ruangannya terbuka, ia tersenyum kala melihat wanita yang ada di hadapannya.

Galang langsung berdiri dari duduknya lalu menghampiri wanita itu.

"Kenapa ngga bilang mau kesini? Kan nanti bisa aku jemput."

Wanita itu tersenyum simpul, "sengaja."

Galang memeluk tubuh wanita itu, wanita yang selalu bisa mengubah suasana, wanita yang bisa memberi warna di kehidupannya

Aluna Casandra Khalisa, wanita yang selama ini ia cintai, wanita yang kini sudah menjadi miliknya.

"Mau keluar? Kerjaan aku udah selesai." Ucap Galang

"Boleh, kebetulan aku mau beli kado buat Dhea besok." Balas Aluna

Galang tersenyum, sifat lembut nya Aluna tidak pernah hilang. Masih seperti Aluna yang ia kenal.

"Yaudak yuk."

Aluna mengangguk, Galang menggandeng tangannya untuk keluar dari ruangannya.

Sikap Aluna yang ramah membuat pata karyawan juga bersikap ramah kepada Aluna, terlebih lagi Aluna bukan hanya menjadi kekasih Galang saja, ia juga adalah tunangan Galang.

_____

"Beneran ngga mau kemana - mana lagi?" Tanya Galang

Aluna menggelengkan kepalanya, sambil makan ice cream cup yang ada di tangannya. Jika seperti itu aluna terlihat menggemaskan.

Di sepanjang perjalanan Aluna terus bercerita - cerita, meski begitu Galang tidak pernah bisa mendengar semua cerita Aluna, ia senang Aluna selalu bercerita.

"Kita kenapa berhenti disini?"

Galang memberhentikan mobilnya di parkiran bawah tanah apartment nya, ia tersenyum.

Lalu Galang keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Aluna, hal ini sudah biasa baginya.

Ia meraih tangan mungil kekasihnya itu, lalu menggenggam nya dengan erat.

"Kita mau ke rumah mama, sekalian aku mau nengokin mama."

Aluna mengangguk, keduanya keluar dari lift. Galang segera membuka pin apartment nya.

"Kamu tunggu sini ya sayang." Ucap nya sambil mengecup bibir Aluna

"Kebiasaan banget si."

Aluna duduk di sofa, ia memang sudah sering kesini namun ia selalu kagum dengan isi ruangannya, sangat bersih dan rapih.

Tak lama kemudian, Galang keluar dari kamarnya. Lalu menghampiri Aluna yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

Aluna mendongak begitu melihat Galang yang sedang berdiri di depannya. "Udah?"

Galang mengangguk, "udah yuk."

_____

"Papaa." Panggil seorang anak kecil

Gilang menoleh ke arah samping, begitu melihat putri kecilnya berlari menghampirinya, ia berjongkok.

Gilang memeluk tubuh putrinya, tentu saja Gilang sudah menikah duluan mendahulukan Galang dan di karuniai satu orang anak.

Anak nya sangat mirip dengan mendiang istrinya, sampai saat ini Gilang masih selalu mengingat kebersamaan bersama istrinya.

"Hai sayang."

"Aku kangen papa." Ucap Zivara

Gilang tersenyum, ia merapihkan poni anaknya, "papa juga kangen kamu sayang."

Zivara Gishaina, anak sulung dari Gilang dan mendiang sang istri Shanaya. Anak itu kini berusia 4 tahun, meskipun umurnya yang masih kecil Zivara sudah mengerti apa yang di rasakan oleh ayahnya.

Bahkan Zivara akan mengajak Gilang untuk mengunjungi makam, Shanaya. Zivara juga sangat pintar.

"Ziva tadi nangis, dia tadi sama mama. Tapi mama ada urusan, jadi dia minta ke sini." Ucap Grace

"Papa Ziva mau main camaa om Galang camaa tante unaa."

Gilang tersenyum, lalu ia mengangkat tubuh anaknya, "ayoo kita ke rumah nenek."

"Ayoo papaa!!"

_____

Galang dan Aluna sampai di rumah sellia, mereka berkumpul di ruang keluarga.

Tak lama kemudian juga Gilang datang bersama putrinya dan Grace, sellia tersenyum simpul ketika Zivara meneriaki nya sambil berlari.

"Nenek."

"Yaampun cucu nenek, sini sayang. Lama ini cucu nenek ngga main kesini." Ucap sellia sambil menciumi wajah Zivara

"Zivaa." Panggil Aluna

Zivara turun dari pangkuan Sellia lalu menghampiri Aluna, Zivara sangat dekat dengan Aluna apalagi dengan Grace.

"Tante punya hadiah untuk Ziva."

Zivara tersenyum senang, dengan wajah polosnya juga ia sudah penasaran dengan hadiah yang akan di berikan Aluna kepalanya.

Aluna memberikan boneka kepada Zivara, ia tersenyum saat Zivara girang mendapatkan boneka.

"Timakaci tante."

Aluna tersenyum, ia mengelus kepala Zivara. "Sama - sama sayang."

Gilang melihat itu tersenyum simpul, ia sangat bahagia begitu pula semuanya, berbahagia dengan kehadiran Ziivara.

Di masa lalu Gilang adalah pria yang selalu menyakiti perasaan, namun setelah belajar dari kejadian itu semua. Gilang berubah kini menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab.

Gilang berjanji kepada dirinya, siapapun orang yang menjadi pendamping nya nanti atau mungkin ia akan berkehidupan sendiri.

Gilang tidak pernah dekat atau bahkan mencari pengganti mendiang istrinya.

"Besok, om ajak Ziva jalan - jalan." Ucap Galang

"Kemana om?" Tanya Ziva

"Rahasia dong, Ziva tau sendiri nanti." Jawab Galang

Zivara memanyunkan bibirnya, membuat anak itu semakin gemas. Galang mengangkat Zivara agar duduk di pangkuannya.

Gilang tersenyum, melihat kebersamaan Galang dengan Aluna. Galang memang orang yang tepat untuk berada di samping Aluna setiap saat dan selamanya.

Kesalahan nya di masa lalu akan selalu ia jadikan pelajaran, Gilang yang saat itu egois. Kini ia mengubah semua perbuatannya.

_____

hai gayss, so sorry kalau up nya lama, aku ucapin terima kasih buat kalian yg selalu setia baca sm nunggu wkwk, makasih juga buat yg udaa setia sm vote nyaa.

kaya nya book ini sebentar lagi end gays, kira kira mau sad end or happy end? comment yyawww, setelah book ini selesai aku jg mau sedikit spoiler, bkll ada ceritaa baruu mungkin menarik untuk kliann.
segitu aja dri akuu, thank u all, jaga kesehatan selalu yaa.

JANLUP VOTE && COMMENT NYAA!!!

REAL LOVEWhere stories live. Discover now