"Ketika kamu pergi meninggalkan dunia, maka baru terlihat mana yang benar-benar sayang denganmu dan mana yang mungkin sedari awal kamu hidup sudah tidak diinginkan."
- Pupus Sukma Andromeda -
***
Andam membukakan pintu ketika tiga orang tidak diundang itu datang. Sebenarnya bukan tidak diundang, tetapi Andam hanya memberitahu kondisi Pupus dan mereka malah datang untuk menjenguknya. Andam juga terpaksa memberitahukan kabar ini karena salah satu dari ketiganya tidak berhenti mengirim pesan, bahkan menelepon nomor Pupus.
Mereka adalah Danang, Raksa, dan Charlie yang merupakan teman-teman band Pupus. Danang membawakan batagor khas Bandung itu kepada Andam, mana tahu si gadis belum makan. Kemudian, tanpa dipersilakan untuk duduk, Danang dan yang lainnya duduk di sofa yang tersedia di sana, sedangkan Andam duduk di sebelah brankar Pupus.
Danang adalah orang yang meneror Andam dengan mengirim banyak pesan ke nomor Pupus karena penasaran. Tidak biasanya Pupus tidak membalas pesan mereka, sehingga kabar pahit ini diketahui oleh teman band Pupus.
"Dimakan heula eta batagorna, Ndam. Nyalse, urang tatanya na mun beteng ges kaeusian," (Dimakan dulu saja itu batagornya, Ndam. Tenang, kita nanya-nanyanya kalau perut sudah terisi) ucap Danang yang menyuruh Andam untuk memakan batagor saja. Andam hanya mengangguk satu kali.
Danang tahu, tatapan bingung dari Andam itu mengarah pada mereka yang tidak tahu malu. Lagi pula mengapa harus malu? Ketiganya ingin menjenguk sahabat yang sudah lama menjadi bagian dari mereka.
Saat hening melanda, Raksa angkat suara. Ia bertanya kepada Andam, "Ti iraha Pupus koma, Ndam?" (Sejak kapan Pupus koma, Ndam?).
"Ti opat poe katukang," (Sejak empat hari lalu) balas Andam datar.
"Ges opat poe katukang tapi maneh karek mere nyaho arurang? Asmara apal masalah ieu?" (Sudah empat hari yang lalu tapi kamu baru kasih tahu kita? Asmara tahu hal ini?).
Sontak saja Andam menatap Raksa dalam. Asmara lagi? Sepertinya Asmara memang sangat spesial untuk siapa pun yang berada di sekitarnya. Asmara juga merupakan perempuan satu-satunya yang dicintai Pupus, bukan? Namun, tetap saja Andam sedikit bosan mendengar nama Asmara disebut.
Lagi-lagi Asmara.
Bukan bermaksud cemburu, hanya saja ada sedikit luka yang mungkin sudah menyebar ketika tahu bahwa Pupus memanfaatkan Asmara. Andam peduli dengan Asmara, maka dari itu ia tidak mau gadis tersebut berada di lingkupnya. Lingkup orang-orang penyakitan.
"Woi, Ndam! Ditanya malah cicing wae!" (Woi, Ndam! Ditanya malah diam saja!) Raksa sedikit menaikkan nada suaranya ketika Andam yang tidak menjawab pertanyaannya.
Andam menghela napasnya gusar. "Tidak. Aku tidak memberitahu Mara masalah ini dan aku harap kalian tidak melaporkan kondisi Pupus ke dia."
"Kunaon?" (Mengapa?) tanya Charlie yang sedari tadi diam saja.
"Aku hanya tidak mau memperkeruh keadaan dan membuat Asmara khawatir."
Melihat suasana yang seharusnya mencair, kini malah dibuat dingin karena ulah Raksa yang bertanya serius kepada Andam. Alhasil, Danang tertawa terbahak, mengalihkan perhatian semua yang ada di sana. Ketika mereka sudah memusatkan perhatiannya kepada lelaki itu, barulah Danang berdeham dan mengubah wajahnya lebih serius dari mereka.
Ketika siap, Danang berkata, "Di sini kita datang buat jenguk Pupus, bukan buat berantem. Jadi, tanya-tanya gak jelasnya bawa pulang lagi aja ke rumah, ya, Raksa, Charlie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pupus Asmara, 2023
Romance"Mari mendalami kisah dalam air beriak." "Mari." Mengisahkan tentang mereka yang memiliki perasaan yang sama, tetapi tidak berani saling mengungkapkan rasa. Juga, mengisahkan tentang mereka yang sama-sama mengabadikan cinta dalam suatu karya. Pupus...