31. Tidak Marah, Hanya Saja Kecewa

9 3 0
                                    

"Jangan menaruh kepercayaanmu kepada manusia yang bisa saja menyakitimu suatu hari, karena rasa percaya itu mudah diruntuhkan dengan janji manis yang berujung ingkar."

- Pupus Sukma Andromeda -

***

Hancur. Hati Andam hancur ketika mengetahui kondisi Pupus dinyatakan koma setelah kecelakaan. Peralatan medis kembali membungkus tubuh pemuda yang selama ini Andam jaga, memberikan kesan sakit di hatinya ketika melihat bahwa tuannya lemah kembali.

Andam menciumi punggung tangan Pupus dengan air mata yang tidak berhenti mengalir sedari awal gadis itu mendapatkan berita bahwa Pupus kecelakaan. Ia tidak kuasa, benar-benar tidak mampu menahan rasa trauma yang kesekian. Lemas rasanya melihat orang yang selama ini bersamanya tidak sadarkan diri, bahkan dinyatakan sulit untuk bangun karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

"Mengapa semua ini harus terjadi padamu, Tuan? Mengapa tidak aku saja?" gumam Andam. "Sudah banyak pengorbananmu selama hidup, penderitaanmu selama ini, Tuan. Semesta sejahat dan setidak adil itu, ya, padamu?"

Mengusap bulir bening yang tersisa di pipi gadis itu, Andam pun melepaskan genggaman tangannya dari tangan Pupus. Ia bangkit, lalu menghela napas gusar. Berjalan keluar dari ruangan Pupus, gadis itu hendak melakukan sesuatu. Sesuatu yang sebenarnya sudah ingin dirinya kerjakan sejak sebulan lalu ketika Pupus resmi menjadi kekasih dari seorang Asmara Sekar Alstroemeria.

***

Entah mengapa, niat dari awal seketika menciut ketika Andam menginjakkan kakinya di depan gerbang rumah Asmara. Gadis itu sebenarnya tidak tega melakukan ini, tetapi ia harus melakukan ini demi kebaikan Asmara dan demi kebaikan Pupus juga. Andam tidak mau Asmara begitu berharap kepada tuannya yang entah masih bisa bangun atau tidak, mengingat jantung pemuda itu dinyatakan lemah.

Walau mungkin Tuhan akan memberikan keindahan di kemudian hari, Andam hanya tidak yakin saja.

Andam mulai menekan bel. Mengambil napasnya sebanyak mungkin supaya lebih stabil dan tidak terlihat bersedih, kemudian menelan saliva susah payah. Seketika tubuhnya merasakan keringat dingin.

"Semangat. Ini semua demi kebaikan nonanya Tuan Pupus, Ndam," gumam Andam, menyemangati dirinya sendiri.

Tidak lama dari ia menekan bel beberapa kali, seorang gadis berpakaian santai keluar dari rumah. Kebetulan, Asmara tidak ke studio hari ini karena ia sedang disibukkan mencari kabar sang tuan. Rasa khawatirnya akan mengganggu Asmara jika dirinya bekerja.

Ketika gerbang dibuka, Asmara dan Andam saling bertatapan, di mana keduanya menyiratkan sesuatu yang berbeda. Asmara menatapnya bingung, sedangkan Andam menatapnya seakan ada banyak hal yang ingin gadis itu sampaikan.

"Ada apa, ya?" tanya Asmara.

Andam mengulurkan tangan dengan senyum manisnya. Ia mencoba menebalkan topeng wajahnya supaya tidak terlihat menyedihkan. Uluran itu dibalas, tanpa Asmara tahu artinya apa.

Setelahnya, Andam mulai berkata kepada Asmara, "Aku rasa aku tidak perlu basa-basi, ya? Aku Andam, orang yang sudah menjaga tuanmu selama ini, sebelum kamu menjaganya. Kedatanganku ke sini hanya ingin mengantarkan sebuah surat yang diberikan oleh Tuan Pupus, yang ia titipkan padaku. Satu hal, aku adalah tunangan Tuan Pupus. Jika kamu tidak percaya, cincin yang seharusnya milikku ada di kamu. Namaku terukir di dalamnya."

"Kamu ... Andam yang dipanggil nona juga oleh Tuan Pupus?"

Andam mengangguk. "Itu saja. Permisi."

Andam pergi setelah surat yang ia berikan kepada Asmara diterima oleh gadis itu. Andam berjalan menjauh dari pekarangan rumah itu dan tidak jauh dari sana, ia masih memantau bagaimana Asmara. Andam bersembunyi di balik pagar rumah orang lain di mana posisinya berada di tikungan komplek.

Pupus Asmara, 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang