19

1.5K 169 48
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Kedua kakinya berdiri di tepi lautan, riak gelombang air laut bergantian menerjang sepasang kaki yg saat ini terdiam menancap ke dalam pasir. Tubuhnya hampir tak ingin bergerak, hanya terdiam memandang kosong gelombang air di hadapannya.

Pikirannya tidak di sini, tapi berada di tempat lain, di tempat yg sempit dan pengap yg mencekik kesadarannya.

Berdiri menantang angin laut di pagi petang, entah telah berapa lama xiao zhan berdiri di sana menunggu matahari terbit menyapanya.

Bagaimana xiao zhan bisa sampai di tepian lautan yg begitu sepi? Entahlah, dia hanya mengatakan kepada sopir taksi yg membawanya tadi malam, bahwa dia ingin di turunkan di tempat yg tenang dengan deburan ombak di sana.

Lampu kapal nelayan perlahan bergerak menepi, sepertinya sebentar lagi matahari akan terbit karena mereka mulai mendorong perahu untuk pulang.

Kaki xiao zhan juga mulai kebas, mungkin terlalu lama dia berdiri hingga kini hampir mati rasa.

Mencoba berbalik dan kembali ke daratan, kaki xiao zhan yg masih menancap menghentikan gerakannya hingga tubuh xiao zhan ambruk hilang keseimbangan.

Seluruh badannya basah, zhan segera menyeret kakinya yg kebas ke tepian, bersamaan dengan tubuhnya yg kini basah kuyup.

Hingga air ombak tak menjangkaunya lagi, perlahan xiao zhan berhenti. Dia jatuh terduduk di atas pasir kering yang tak di sentuh air.

Dia merebahkan tubuhnya melihat langit yg masih petang, ada sisa bintang yg belum pulang di sana.

Perlahan senyuman hambar xiao zhan terukir di bibir, dia mengulurkan tangannya mencoba untuk meraih satu kelip cahaya yg ada di atas sana. Tapi, tentu saja tak akan pernah bisa di raih.

Bibir xiao zhan berkedut, ada gelombang bahagia yg semu di sana, kabar kehamilan kakaknya masih terngiang di telinganya. Siapa yg tak senang? Tentu saja dia sangat bahagia dan ingin sekali melihat seperti apa sosok malaikat kecil itu suatu saat nanti.

".. Apakah dia akan memiliki mata mu yibo?"

Tes

Setetes air bening jatuh membasahi pasir di bawah kepala xiao zhan.

".. Apakah dia akan mirip dengan mu? Atau dengan kakak ku?"

".. Apakah dia tak akan banyak bicara seperti mu, ataukah lebih cerewet seperti kakak ku?"

"..apakah- hikss.." Bulir bening itu semakin deras membasahi pasir yg bahkan masih kering.

Seluruh kata-kata xiao zhan tercekat di leher, akan seperti siapa buah hati yibo suatu saat nanti?

Mampukah xiao zhan melihat mata kecil itu suatu saat nanti?

Zhan bergetar memeluk tubuhnya seorang diri, bahkan sosok kecil itu belum muncul di hadapannya tapi telah membuat hatinya begitu patah. Tentu zhan tahu, hal itu pasti akan hadir di masa depan. Tapi zhan belum siap menata hatinya untuk melihat seperti apa malaikat kecil itu nanti.

Another SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang