Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah.
Lou, si bayi beruang yang cengeng harus berakhir mendapat didikan yang cukup tegas. Di karenakan s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐻🤎 —✦◌✦—
Sinar matahari pagi menerpa sebuah Mansion mewah 5 lantai yang berdiri kokoh di pertengahan hutan. Dikelilingi gerbang besi yang menjulang tinggi dengan penjagaan yang ketat, sistem keamanan di Mansion tersebut pun nyaris mustahil untuk di retas.
Angin berhembus, menyatukan harum lembut dari kebun bunga dengan udara segar disana. Dihalaman Mansion yang luas nan asri, kupu-kupu beterbangan melewati dedaunan yang masih meneteskan embun pagi.
Di lantai 3 Mansion, yang diisi oleh kamar para Tuan Muda di Mansion ini. Seorang lelaki yang menjabat sebagai Pengawal pribadi, tengah menunduk sopan dihadapan sang Tuan.
"Mari, Tuan Muda. Sudah tiba waktunya untuk sarapan."
Louise Wang, anak bungsu dari salah satu keluarga konglomerat di China. Menatap sinis sang Pengawal pribadi yang berdiri menunggu di depan pintu kamarnya.
Lou, memiliki tubuh yang begitu mungil. Rambut hitam yang halus beraroma strawberry, pipi chubby dihiasi rona alami, bibir mungil pink mengkilat, serta mata bulat dengan netra emas berkilauan yang dinaungi bulu mata lentik.
"Minggir." Dengan sengaja, Lou mendorong Felix Arche- sang Pengawal pribadi begitu melewatinya.
"Tuan yang sebenarnya Paman layani siapa sih? Lou jadi curiga Paman memiliki Tuan lain dibelakang Lou." Lou melirik Felix penuh permusuhan.
"Itu memang benar, Tuan Muda." jawab Felix hati-hati. Membuat Lou seketika menghentikan langkah dengan melotot tak percaya.
Felix segera menunduk dengan gelagapan. "T-Tuan Muda, Maksud saya, Tuan besar juga Tuan saya."
Lou berdecih sinis. "Dasar pengkhianat, hanya karena bukan Lou yang menggaji Paman, Paman lebih menuruti Papa."
Lou kembali melangkah dengan bibir mungil yang terus menggerutu. Sedangkan Felix, hanya bisa menghela nafas sabar. Dengan segera ia mengejar langkah kecil sang Tuan yang berjalan kearah Lift untuk turun kelantai bawah.
Saat ini, Lou begitu mempertanyakan kesetiaan Felix. Karena tadi saat para Maid membersihkan kamarnya, sebungkus keripik pedas yang ia sembunyikan dibawah kasur langsung mereka sita.
Entah bagaimana Lou membelinya, tapi yang pasti penggeledahan kamar segera di lakukan atas perintah dari Felix.
"Siapa yang menyuruh masuk?" Lou mendongak, menatap Felix yang mengikutinya masuk kedalam Lift.
Felix menunduk. "Ya, Tuan Muda?"
Lou mengerutkan alis, memasang wajah sinis yang begitu menggemaskan. Membuat Felix yang diam-diam melirik, mengulum bibir tipis menahan senyum.
