huhuu, haloo. aku tuh pengen banget up 2 atau 3 hari sekali 😫jadi, ayo tunjukin keantusiasan kalian sama cerita ini 😤
Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻"Ayah! Kenapa Ayah justru menyalahkanku!"
Rengekan Yanzhi semakin menjadi. Sejak setengah jam yang lalu ia mengadu pada sang Ayah, Zheng Liang, bukannya mendapat belaan dirinya justru membuat sang Ayah frustasi.
Tadi setelah dari Mansion Wang, Yanzhi langsung datang ke perusahaan sang Ayah untuk meluapkan kekesalannya.
"Zhizhi, cukup!" bentak Zheng Liang, membenarkan jas yang ia kenakan seraya bangkit dari kursi kerjanya.
"Disini kau yang salah, sudah berapa kali Ayah ingatkan? Berhenti mendekati Tuan muda Wang! Jangan melewati batas atau keluarga kita yang akan terkena imbasnya!" geram Zheng Liang menatap sang anak.
Yanzhi langsung bungkam dengan wajah memerah, tangannya terkepal erat saat sang Ayah justru berjalan pergi meninggalkannya.
"Aku benci kalian semua!" teriak Yanzhi menahan tangis.
✦◌✦
Suara dari gorden hitam yang terbuka secara otomatis mengisi kesunyian dikamar Lean. Sinar matahari langsung menyerbu masuk, menerpa wajah tampan Lean yang tampak jauh lebih segar dengan rambut masih sedikit basah.
Lean memasukkan kedua tangan kedalam saku piyama, berdiri diam menghadap kaca besar balkon kamarnya. Netra kelam pemuda itu terpaku pada kebun bunga dihalaman Mansion, dimana setiap kelopak bunga nampak berkilauan diterpa sinar matahari.
"Eunghh."
Mendengar suara lenguhan, perhatian Lean langsung teralihkan. Melihat adanya pergerakan dari gundukan selimut diatas kasurnya, kaki jenjang Lean langsung bergerak menghampiri.
Diatas kasur sana, rambut lebat Lou sedikit menyembul keluar dari dalam selimut. Lean mendudukkan diri di samping kasur, menyingkap pelan selimut tebal dari wajah sang adik yang ternyata masih nyenyak terlelap.
"Lihat bayi beruang ini." bisik Lean dengan senyum kecil, mengusap lembut pipi chubby Lou yang terasa hangat dipunggung tangannya.
Melihat tak ada pergerakan. Tangan Lean beralih mengapit hidung mungil Lou dengan sengaja, membuat sepasang mata bulat si bayi yang terpejam damai langsung bergerak gelisah.
Karena Lean membiarkan dua kancing atas piyama hitam yang ia kenakan terbuka, kini tulang selangka serta leher jenjangnya terekspos sempurna.
"Hmph!" Lou ingin menepis tangan besar sang kakak, namun tangannya lebih dulu ditahan.
"Cepat bangun, Mama membuatkan Cake strawberry untukmu." Lean beralih menyingkap rambut depan sang adik yang berantakan.
Dengan rengekan kecil yang keluar dari bibir mungilnya, mata bulat Lou perlahan terbuka. Alis si bayi beruang tampak menyatu dengan tajam, saat netra emasnya menangkap kehadiran Lean yang telah mengganggu tidurnya.
"Menangis?" batin Lean menebak, sedikit memiringkan kepala memperhatikan perubahan mimik wajah si bayi.
Melihat netra emas Lou benar-benar mulai berembun, Lean dibuat sedikit gelapan. Ditambah, bibir mungil yang tadinya terkatup rapat kini perlahan ikut melengkung kebawah.
"M-Mama." lirih Lou mulai menangis.
Lean segera mengangkat tubuh mungil Lou, membawanya kedalam gendongan koala dengan hati-hati. "Kakak disini, sudah jangan menangis."
![](https://img.wattpad.com/cover/360641490-288-k314211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE (REVISI)
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...