halowww, aku baru balik ke dunia oren lagi 🫂 biasalah, namanya juga manusia pasti punya kesibukan.
Happy Reading!
-✦◌✦-
🤎🐻"Kakak! Kakak!" Kaki kecil Lou berlarian memasuki pintu kamar Lion, tak peduli meski botol susu yang ia bawa tumpah berceceran mengotori lantai.
Lion yang baru saja keluar dari walk in closet sembari memasang kancing piyama, dibuat sedikit terhuyung saat Lou tiba-tiba menubruk perutnya dengan sedikit kuat.
Lou mendongak dengan kedua pipi chubby menggembung mengunyah croissant, tangan kecilnya langsung menarik-narik piyama sang kakak meminta di gendong.
"Ada apa, hm?" Membiarkan dua kancing piyama bagian atas terbuka, Lion lebih memilih segera mengangkat tubuh mungil si bayi kedalam gendongan koalanya.
"Lou tidak mau sama Kak Lean, Lou mau sama Kakak saja." ucap Lou tiba-tiba dengan alis menukik tajam, menggenggam begitu erat botol susu bergambar beruang miliknya dengan kedua tangan.
Lou yang masih merajuk, tentu menolak saat ditinggal berdua saja dengan Lean. Anak itu lebih memilih pergi meninggalkan sang kakak sulung sendirian di ruang keluarga.
Lion membersihkan bekas croissant di pinggir bibir Lou dengan tangannya. "Lain kali jangan makan sambil berlari."
Lou mengerucutkan bibir. "Kak Lean dekat-dekat terus, Lou kan masih marah."
"Kakak pikir sudah baikan." Lion berjalan menuju kasur. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyum kecil, merasa lucu saat melihat ada jejak susu si bayi yang mengotori lantai kamarnya.
Lou menggeleng brutal. "Lou masih marah, pokonya masih marah!" ucapnya yakin, mendekatkan botol susu pada mulut mungilnya dan langsung menyesapnya kuat.
Melihat raut kesal si bayi, Lion dibuat tertawa kecil hingga sebuah gigi gingsul di sebelah kirinya nampak. Dengan hati-hati ia naik keatas kasur, meraih bantal kemudian menidurkan si bayi yang sedang menyesap susu dengan perlahan.
Lou memiringkan kepala, memandangi paras tampan sang kakak yang saat ini juga mendudukkan diri di sebelahnya. Tangan mungil Lou terulur, menyentuh dan mengusap pipi putih Lion layaknya seorang bayi yang sedang bermain.
Lou menarik senyum manisnya. "Lou sayang Kakak~" ungkapnya tiba-tiba, dengan pandangan berbinar yang lugu seakan ikut mengungkapkan rasa sayangnya.
Membalas tatapan si bayi, bibir tipis Lion tak bisa menahan senyum. Mendekatkan wajah, ia langsung mengusak gemas hidung mancungnya pada pipi chubby sang adik yang masih bergerak menyesap susu.
"Kakak juga, sayang Loui, sangat sayang."
Senyum Lou semakin lebar mendengar balasan sang kakak yang mengalun dengan lembut. Beralih membaringkan tubuh, Lion pun melingkarkan tangannya memeluk perut sang adik. Sedikit menunduk, Lion menduselkan wajahnya pada pucuk rambut Lou yang mengeluarkan aroma manis khas buah strawberry.
Lou semakin menyamankan posisi dalam pelukan tubuh besar Lion, tanpa berhenti menyesap susu ia membiarkan sang kakak yang tiba-tiba bersikap manja.
Meski Lion sangat jarang berbicara serta berekspresi, tapi Lou tahu, jika kakak ketiganya ini memiliki hati yang hangat juga sangat perhatian. Hanya saja, cara ia mengungkapkannya sedikit berbeda dari Lean dan Ravel.
✦◌✦
Cahaya bulan sabit menerpa di sela-sela dedaunan pepohonan yang bergerak seirama mengikuti hembusan angin. Langit biru yang belum sepenuhnya menggelap, terlihat indah dihiasi gemerlapan bintang yang bertaburan.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Ficção AdolescenteLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...