33 - Baby

26.5K 2.4K 98
                                    

haloww~ maaf aku php 😞 otak tuh selalu ga bisa di ajak kerja sama setiap kali pengen cepet up hix 😭

Happy Reading!
✦◌✦
🤎🐻

Lou melangkah santai menuju kelas dengan kepala tertunduk, membawa tas beruang dalam pelukan hangatnya layaknya memeluk sebuah boneka.

Begitu sampai di depan pintu kelas yang tampak ramai. Lou bahkan sampai tak sadar, jika Alter yang tengah bersandar pada dinding menjadi perhatian para gadis langsung beranjak mendekatinya.

Dalam sekejap, Alter telah memiliki penggemar yang cukup banyak. Karena pesonanya yang tak tertutupi meski mengenakan kacamata bulat sekalipun. Namun Alter tatap tak peduli dan selalu bersikap acuh, hingga membuat para pengagumnya menjadi segan dan hanya bisa memberikan hadiah secara diam-diam.

"Tas beruang mu lucu." Alter berhenti tepat dihadapan Lou. Menghentikan langkah bayi beruang itu, dengan pandangan menatap pada pipi chubby nya yang selalu dihiasi semburat merah alami.

Lou akhirnya mengangkat pandangan. Dan sedetik kemudian, tatapannya tiba-tiba berubah sebal saat melihat siapa yang telah menghalangi jalan.

Lou mengeratkan pelukan pada tas beruangnya. "Terus kenapa kalau lucu? Ini punyaku."

"Aku tidak akan mengambilnya." Alter tersenyum, membuat Lou langsung membuang muka ketus.

"Memang tidak boleh."

Lou langsung kembali melanjutkan langkah kecilnya, melewati Alter dengan bibir mengerucut. Ada secuil rasa iri, saat melihat wajah Alter yang semakin tampan karena tak lagi mengenakan kacamata. Mungkin, Alter mengenakan kacamata hanya untuk terlihat stylish.

Alter mengikuti Lou memasuki kelas, tak merasa terganggu sama sekali meski dirinya menjadi pusat perhatian para gadis. Sedangkan Lou langsung mendengus, semakin dibuat bingung atas sikap Alter.

"Kenapa sih ikut-ikut?" Lou meletakkan tas beruangnya keatas meja dengan kasar.

"Meja ku juga disini." balas Alter tenang. Mendudukkan diri di samping Lou, yang langsung memasang wajah sinis dengan pipi menggembung tanpa sadar.

"Pipinya bulat ya."

"Apa?!" Lou segera menoleh dengan wajah garang, membuat Alter langsung terkekeh kecil.

"Maksudku tas beruangnya, pipinya bulat penuh lemak bayi." jelas Alter, menunjuk kearah tas beruang Lou.

"Hmph!" Lou langsung membuang muka dengan kesal. Menyambar tas beruangnya dari atas meja, dan mulai mengeluarkan alat tulis serta beberapa buku miliknya.

Melihat Lou benar-benar marah, Alter ikut meraih tasnya dari bawah meja. "Coklat." ucapnya kemudian, menyodorkan sekotak coklat yang baru ia keluarkan dari dalam tas kehadapan Lou.

"Tidak mau."

"Jangan marah."

"Aku tidak marah! Kau yang menyebalkan!" Lou mengangkat kepalan tangan kecilnya dengan bibir mencebik, membuat Alter segera menghindar dengan tawa kecil.

"Maaf, maaf." Alter kembali mendorong sekotak coklat ditangannya kehadapan Lou. "Ada hadiah di dalamnya."

"Tidak peduli." ketus Lou, namun sedetik kemudian langsung tersadar dan mengerutkan dahi atas ucapan Alter. "Hadiah apa?"

"Ingin tahu?" tanya Alter dengan iseng, yang langsung dibalas dengusan kesal oleh Lou.

"Tidak!"

Alter kembali terkekeh, begitu menyenangkan melihat wajah ketus Lou. "Buka nanti saat pulang sekolah."

LOUISE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang