05 - Strawberry Candy

48.7K 3.3K 107
                                    

yohaa, maaf lama, hehee~ oia, buat nama Arleon, aku ganti jadi Alion ya. gatau kenapa susah banget buat akrab sama nama Arleon.

kalo aku sendiri aja susah akrab sama karakter yang aku buat, nanti gimana mau dapet feel-nya :( maaf karena udah bikin kalian ga nyaman 🫂

Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻

"Loulou, kakak pulang~"

Ravel yang baru tiba di dalam Mansion, langsung melangkah lebar menghampiri Lou yang tengah duduk nyaman di karpet tebal ruang keluarga. Sedangkan Lion di belakang, menatap tajam sepiring cake strawberry yang berada diatas pangkuan Lou.

Lou menoleh. Menatap kedatangan kedua kakaknya dengan pipi chubby yang menggembung, mengunyah antusias cake strawberry buatan sang Mama.

Lovisa baru saja pergi ke dapur untuk membuatkan Lou susu. Sedangkan Levan, tengah berada di ruang kerjanya bersama Lean.

"Siapa yang memberikanmu makanan manis?" tanya Lion datar. Membuat Lou mendongak, menatap wajah tampan sang kakak yang berjalan mendekatinya.

"Mama." jawab Lou sedikit kesal, membuang muka dari Lion. Bahkan Ravel, kakak menyebalkannya barusan sempat ikut menatapnya tajam.

Mendengar jawaban Lou, tatapan Lion melunak. Sedangkan Ravel langsung terkekeh. Ravel meletakkan tas serta almamaternya diatas sofa, kemudian mendudukkan diri di samping sang adik seraya mengangkat paper bag ditangannya.

Ravel mendekat pada Lou yang masih enggan menoleh. "Kakak membelikanmu croissant." bisiknya. Yang berhasil membuat Lou membulatkan mata.

Cup!

Tepat saat Lou menolehkan wajah, Ravel langsung mengambil kesempatan mengecup pipi chubby sang adik. Lion bersedekap dada, memantau keduanya dalam diam.

"Kakak menciumku!" seru Lou tiba-tiba, beranjak berdiri menjauhi Ravel.

Ravel sedikit mendongak, menatap Lou tanpa wajah merasa bersalah."Kata siapa kakak memukulmu?"

"Kakak!" pekik Lou merengek, menghentakkan kaki kecilnya pada karpet.

"Iya, iya, maaf. Kakak berkeringat belum mandi." ujar Ravel mengaku salah. Dengan masih sedikit mendongak, tangan besar Ravel berusaha meraih jemari kecil Lou.

"Tidak mau!" Lou menyembunyikan kedua tangannya dibelakang tubuh.

"Mau croissant tidak?" tanya Ravel mengangkat sebelah alis. Melihat Lou langsung terdiam dengan pipi menggembung merajuk, tangan besarnya segera meraih pinggang sang adik agar mendekat.

"Jangan marah~" Ravel meraih kedua tangan kecil Lou, menggenggam kemudian mengguncangnya pelan seperti anak kecil.

Lou tidak menjawab. Ingin menarik tangannya dari sang kakak, namun justru semakin erat di genggam.

"Ravel, Lion, kalian sudah pulang? Kenapa belum membersihkan diri?"

Lovisa datang dari arah dapur, dengan membawa segelas susu strawberry hangat ditangannya.

Lou ingin menghampiri Lovisa untuk mengadu, namun tubuh mungilnya lebih dulu ditarik hingga jatuh ke pangkuan Ravel.

"Ma! Lou dici- hmphh!"

Ravel dengan sigap membungkam mulut sang adik. Membuat Lovisa yang tengah meletakkan gelas susu Lou diatas meja kaca, memicingkan mata curiga.

"Kami hanya bercanda, Ma." Ravel menundukkan wajah, tersenyum manis pada Lou yang menatapnya penuh permusuhan.

LOUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang