29 - Cheesecake

19.8K 2.3K 67
                                    

haloww~ kemaren niatnya mau up cepet eh malah kebablasan sampe hari ini,

hehe ><

Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻

"Kak Lean membawa kita untuk bertemu pacarnya."

Ravel berbisik pelan tepat di samping telinga Lou, membuat pupil mata si bayi beruang langsung membulat sempurna. Lion yang memiliki pendengaran tajam, segera memukul pundak Ravel hingga sang kakak langsung meringis hebat.

"Lil bro!" seru Ravel terkejut, mengusap pundaknya yang langsung terasa ngilu. "Aku ini kakakmu! Lebih tua darimu! Dimana rasa hormatmu?!"

"Kata siapa kau Pamanku." acuh Lion ringan, mengabaikan tatapan tajam Ravel yang seakan ingin mencakarnya.

Lou mencondongkan tubuh pada Lean. Mata bulatnya mengerjap serius, memandang paras tampan sang kakak yang tersorot lampu jalan dari samping. "Kakak punya pacar?"

Bersamaan dengan pertanyaan yang keluar dari mulut mungil Lou, mobil yang Lean kemudian juga ikut berhenti di depan sebuah Cafe yang cukup ramai.

Lean melepas sabuk pengaman dengan bibir tipis terkatup rapat. Menoleh pada mata bulat yang masih setia menatapnya, ia langsung mendekatkan wajah dan mengecup sekilas hidung mungil si bayi.

"No and never, jangan pernah percaya pada ucapan konyol orang tak jelas seperti dia." Lean beralih melepas sabuk pengaman Lou dengan hati-hati. Kemudian, mengangkat tubuh mungil si bayi keatas pangkuan menghadap dirinya.

"Big bro! Orang tak jelas katamu?!" kesal Ravel tak terima, namun langsung ciut begitu melihat si bayi  menoleh dengan wajah garang.

"Kenapa kakak bohong?!" Lou melotot dengan bibir mengerucut, membuat Lion di samping Ravel mengulum bibir menahan tawa.

Tangan kecil Lou langsung merogoh masuk kedalam saku piyama yang ia kenakan. Mengeluarkan beberapa bungkus permen dari sana, dan tanpa aba-aba langsung melemparkannya pada Ravel.

Puk!

"Aw! Bear?! Kakak kan hanya bercanda!" seru Ravel mengusap dahi putihnya, yang baru saja terkena lemparan permen si bayi beruang.

"Turunkan nada bicaramu." tegur Lean, membuat Ravel segera merapatkan bibir. Langsung tersadar jika ia hampir membentak adik mereka yang cengeng.

"Maaf." Ravel memajukan bibir bawahnya, menatap si bayi dengan wajah memelas.

"Hmphh! Itu permen Lou jangan sampai diinjak!" Lou yang hendak membuang muka berganti bergerak heboh, saat melihat kaki jenjang Ravel hampir menginjak permen buah rasa strawberry yang ia lempar.

Ravel berubah mendengus, melihat wajah panik si bayi yang lebih mengkhawatirkan permen dibanding dahinya. "Biar, mau kakak buang saja." balasnya ketus.

"Kakak!" pekik Lou merengek. Ravel berpura-pura tak mendengar, ia menundukkan tubuh dan mulai membantu Lion mengumpulkan permen buah si bayi yang berserakan.

Tangan besar Lean terangkat, mengapit pipi tumpah si bayi agar menatap dirinya. "Siapa yang mengizinkanmu membawa permen sebanyak itu?"

Lou mencebikkan bibir. "Itu permen Lou mau di buang~" adunya merengek, menunjuk kearah Ravel dengan tangan kecil yang mengepal.

"Buang saja." datar Lean. Tanpa memperdulikan mata bulat si bayi yang mulai berkaca-kaca, tangan Lean bergerak membuka pintu mobil.

"Kakak~" Lou merengek lirih, saat sang kakak justru menggendongnya turun dari mobil. Lean tetap tak peduli, ia hanya semakin mendekap si bayi, menyelimuti tubuh mungilnya dengan mantel yang ia kenakan. 

LOUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang