24 - Dream

25.8K 2.6K 129
                                    

haloww, ga nyangka udah 6 hari ga up 👀

maap atuh, aku ini lagi di jadiin langganan demam 🙏🏻

Happy Reading!
—✦◌✦—
🐻🤎

Meeting baru saja selesai, para peserta rapat juga telah membubarkan diri. Lou yang sejak meeting berlangsung tanpa sadar tertidur, kini mulai terbangun dan semakin meringkuk di pangkuan Levan.

Merasakan pergerakan, Levan yang sejak tadi memang menunggu bayinya terbangun sendiri, perlahan menundukkan wajah. Tatapan Levan melembut, saat melihat Lou tampak nyaman bersandar pada bahu lebarnya, dengan pandangan sayu dan mulut mungil bergerak aktif mengemut pacifer.

"Lou sudah bangun? Masih mau susu?" tanya Levan berbisik, mencoba memancing kesadaran penuh si bayi beruang. Tangannya juga terangkat, mengusap serta mencubit kecil pipi chubby Lou yang terasa hangat.

Merasa terusik, Lou langsung mendusel pada leher jenjang sang Papa, bersembunyi dan mengangguk kecil disana. "Lou mau susu, mau biskuit sama strawberry juga~"

Levan langsung mengecup sekilas rambut halus bayinya. Kemudian, beranjak berdiri, membawa si bayi kedalam gendongan koala seraya mengusap teratur punggung mungilnya. "Apapun yang bayi Papa inginkan."

David, yang sejak tadi juga setia berada disana. Segera ikut beranjak, mengikuti Levan yang kini berjalan kearah pintu ruang rapat.

"Papwa." Lou melepas pacifer dari mulutnya, mengeratkan pelukan kaki kecilnya pada pinggang ramping sang Papa. "Tadi Lou mimpi dikejar bayi beruang."

Levan, dan David yang mendengar aduan si bayi seketika tersedak air ludah mereka sendiri. Sudut bibir keduanya tampak berkedut, berusaha menahan senyum dengan berdehem kecil.

Netra kelam Levan memancarkan kegemasan, menatap wajah mengantuk Lou yang berekspresi serius. "Bayi beruang? Apa yang bayi beruang itu lakukan pada Loulou?"

"Bayi beruangnya minta susu, kalau tidak di kasi Lou yang mau di makan." Lou meraih tangan sang Papa, memberikan pacifer nya kedalam genggaman tangan besar itu. "Seram kan, Pa? Lou sampai terbangun karena di kejar-kejar terus." lanjutnya mengerucutkan bibir.

Levan menatap pacifer ditangannya. Kepalang gemas, ia langsung berhenti melangkah, mengapit pipi tumpah bayinya dan melayangkan kecupan gemas bertubi-tubi. "Papa saja yang makan pipi Loulou!"

Tawa lepas Lou langsung mengudara. Kedua tangan kecilnya berusaha menahan wajah sang Papa, yang semakin brutal seakan benar-benar ingin melahap pipinya.

Berbeda dengan Levan. David yang baru saja membukakan pintu ruang rapat, hampir dibuat jantungan saat melihat kehadiran Asfar menghadang tepat di depan pintu.

"Tuan Levan?" David terbatuk kecil, kaki jenjangnya melangkah mundur dengan teratur.

Levan yang juga menyadari kehadiran Asfar, langsung menghentikan aksinya dan mengalihkan pandangan. Tatapan tajam Asfar melunak, digantikan oleh wajah murung yang masih terlihat menyeramkan dimata David.

"Tuan." Felix, yang ditugaskan si bayi untuk menjaga Asfar, menunduk hormat pada sang Tuan besar.

"Sudah merajuknya?"

Kedua telinga Asfar layu seketika, saat mendengar Lou mengejeknya dengan terang-terangan. Lou tersenyum geli, merasa terhibur oleh tingkah Asfar yang kini memiringkan kepala menatapnya memelas.

"Papa, Lou mau turun!" Lou langsung bergerak brutal, hingga membuat Levan sedikit kesulitan. Mendengus kecil, Levan akhirnya menurunkan tubuh mungil si bayi dari gendongannya dengan hati-hati.

LOUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang