14.

14 0 0
                                    


🦋🦋🦋

Tingtong
Tingtong
Tingtong
Tingtong
*anggaplah bell rumah, ehek

Berulang ulang Agas menekan bell rumah Reni karna tidak sabarnya untuk bertemu seseorang

"Woi, Gas! Lo kenapa sih?" Bingung Bara karna melihat Agas yang mondar mandir didepan pintu dengan perasaan yang tidak enak.

"Kek setrikaan lo anjir!" Celetuk Reno

Ceklek
Tuan rumah membuka pintu
Agas melihat Reni menongolkan kepala dibalik pintu

Agas menahan pintu saat Reni hendak menutupnya kembali "Alana mana?!"

"Gatau" Reni berusaha menutup pintu tapi tenaga Agas lebih kuat untuk mendorong pintu agar terbuka

"Alana mana?! Gua yakin ada Alana disini." Agas berusaha masuk pintu tapi Reni tetap menahannya

"Siapa, Ren?" Tanya wanita paruh baya saat melihat kegaduhan didepan pintu

"Ga-"

"Temennya Reni, tante" potong Agas cepat sebelum Reni menyelesaikan omongannya

"Kok temennya ga disuru masuk?" Tanya wanita paruh baya itu yang tak lain mama Reni seraya membuka pintu rumah saat Reni berusaha menutupnya

"Ayo masuk" ajak Mama Reni menyuruh tiga orang laki laki itu untuk masuk kedalam

Reni akhirnya menyerah dan mengalah untuk membiarkan mereka masuk kedalam rumah

"Itu yang lainnya pada di taman belakang" ucap wanita paruh baya itu

"Iya tante, makasih" kata Agas dengan sopan.

Reni hanya menghela nafas sambil menatap tiga orang itu dengan tatapan sinis.

Tiga orang cowok itu berjalan ke taman belakang, mereka melihat dua orang perempuan yang sedang ngobrol di gazebo

Agas melihat Alana dengan senyuman dan tangan yang melambai lambai, namun sayang..Alana tidak membalasnya
Alana menatap dingin Agas dengan wajah yang datar

Karna melihat Alana jutek padanya, Agas langsung menekuk wajahnya lalu menghampiri Alana.

"Alana.." panggil Agas seraya jongkok dihadapan Alana supaya ia bisa menatap langsung wajah istrinya

Alana tidak menggubris Agas, bahkan ia membuang muka seakan akan Agas tidak terlihat olehnya

Agas mencoba pelan meraih tangan Alana dengan lembut namun Alana dengan cepat menepis tangannya

Agas menatap teman temannya seolah bertanya 'gua harus apa?'
Namun teman temannya hanya menggedikan bahu tak tahu

Agas kembali membujuk Alana dengan mencoba menangkap manik matanya, namun Alana selalu menghindar saat Agas ingin menatapnya

Agas menatap kembali ke teman teman seolah menyuruh mereka untuk meninggalkan Agas dan Alana dulu berdua untuk ngobrol
Karna peka, mereka langsung pergi meninggalkan pasutri itu

Agas duduk disebelah Alana "Lan, gua ada salah ya? Kalo ada, kasih tau dong biar gua bisa introspeksi diri. Jangan diem kek gini" melas Agas tapi belum ada jawaban dari Alana

Agas meraih tangan Alana dengan lembut
Walaupun Alana berusaha menarik tangannya dari genggaman Agas, tapi Agas mengeratkan genggamannya "Lan, liat gua dulu!" Tegas Agas sontak membuat Alana menatap manik tajam Agas

"Lo marah sama gue? Oke, kalo lo marah sama gue gapapa. Tapi jangan lama lama dong" kata Agas dengan nada yang memohon

Alana menghela nafas "lo sayang ga sih sama gue?" Akhirnya Alana membuka suara

Pertanyaan Alana membuat Agas bingung, namun tetap menjawab "Iya lah, gue sayang banget sama lo"

"Buktiin kalo lo emang beneran sayang ke gue" ucap Alana

Mendengar ucapan Alana barusan, Agas mendekatkan wajahnya ke wajah Alana
Cup
Agas menempelkan bibir tebal nya di bibir tipis Alana lalu melepasnya kembali

Alana terkejut
Ia tak berpikir bahwa Agas akan menciumnya saat itu juga.

"Udah kan? Gue sayang banget sama lo, bahkan adanya lo dikehidupan gue membuat gue jadi takut kehilangan lo" ucap Agas

Wajah Alana kini sudah semerah tomat
Karna malu, Alana menunduk tak berani menatap wajah Agas

Bukan Agas namanya kalo ga tau Alana ketika lagi salting didepannya
Agas terkekeh melihat Alana "ye elah malu malu dia" Agas menatap Alana dengan wajah yang menjengkelkan

"Ih apa si lo!"
Gawat! Wajah Alana sekarang semakin memerah

"Hmmm malu malu niih.." ucap Agas semakin menjengkelkan dan mencolek genit dagu Alana

Alana menarik cepat tangannya dari genggaman Agas lalu menutup wajahnya dengan telapak tangannya

Agas terkekeh lalu dengan cepat memeluk erat Alana sambil mencium pucuk kepala Alana

"Lo ngudut, ya?" Tanya Alana masih di dalam pelukan Agas

"Engga" jawab Agas enteng

"Jujur"

"Iya jujur"

"Badan lo bau rokok, pasti ngeroko, kan?"

"Engga kok mama..tadi Bara sama Reno ngerokok terus asepnya kena badan gue"

Alana melepaskan pelukannya lalu meraba kantong dada yang ada di seragam sekolah Agas

Alana mendapatkan satu batang rokok yang masih utuh lalu menunjukkannya pada Agas

Mampus gue. Agas tampak gelagapan sambil menggeleng gelengkan kepala

"Ini apa hah?!" Sentak Alana

"Itu rokok" jawab Agas dengan polos

"Iya tau gue! Pasti lo udah ngudut 'kan tadi sebelum kesini?" Tanya Alana dengan nada yang menaik setengah oktaf

Agas menghela nafas "iya" jujur Agas sambil menundukan kepalanya

Alana langsung menghancurkan sebatang rokok ditangannya hingga rokok itu sudah tak berbentuk lagi

"Lan, itu-"

"Apa?!" Galak Alana sambil melototkan matanya

"Engga" lemas Agas karna melihat rokok yang ia beli tadi sudah menjadi serpihan

"Itu mahal, Lan" ucap Agas

"Mahalan mana sama paru paru lo?"
Agas hanya diam saat dinasehati oleh Alana

"Paru paru lo rusak, bolong, mati, bisa apa lo, hah?!"
Agas yang menunduk langsung menaikkan kepalanya menatap wajah Alana yang sudah terlihat garang sekali

"Apa?!" Gertak Alana

Agas hanya menggeleng pelan

"Lo udah mau jadi ayah, Gas. Contohin yang baik buat anak lo nanti" ucap Alana

"Iya" jawab Agas pelan

"Janji sama gue lo ga ngerokok lagi" kata Alana

"Iya, gua usahain untuk ngurangin" kata Agas

"Bukan dikurangin, tapi di udahin" kata Alana

Agas menghela nafas kasar "iya, iya deh, iya"

Jawaban Agas membuat Alana senyum kembali "yaudah yok, pulang. Pamit dulu sama anak anak" ajak Alana sambil menggandeng tangan Agas

🦋🦋🦋

Hayy eperibadih..kalo kelen udaa ada yang baca sampai sini, maafkan akuu yaa soalnya agak lambat up ceritanya hehe..lumayan mentok nihh otakku

Tapi aku sayang banyak banyak sama kelen karna udaa baca sejauh ini, hihi

Agastya The Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang