19.

14 1 0
                                    


🦋🦋🦋

Tidak terasa sudah hampir seminggu Alana dirawat dirumah sakit.
Awalnya memang Alana bersikeras untuk dirawat dirumah saja. Namun, Agas melarangnya karna takut kondisi Alana drop kembali.
Akhirnya dokter mengucapkan bahwa Alana sudah membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang.

Seminggu kemudian..

"Agas, bantuin dong"

"Bentar."

Alana berdecak sebal karna sehabis pulang dari kantor papanya, Agas langsung bermain game diponselnya, bahkan kemeja yang sudah selesai dipakai di lempar asal ke atas ranjang.

Memang dari beberapa hari kemarin, Adi menyuruh Agas untuk mulai kerja dikantornya. Karna tidak mungkin jika Agas mengandalkan biaya hidup keluarganya ke Adi. Jadi, nanti saat Agas sudah lulus ia yang akan membantu Adi di dalam perusahaan.

Padahal Alana sudah mengerjakan beberapa kegiatan seperti membereskan kamar, mengerjakan tugas, makan, mandi, nonton drakor, dan kini sedang membereskan buku untuk Agas sekolah besok, masih saja Agas betah dengan posisi nya.

Bugh!

"aduh, gila."

Alana melemparkan guling ke arah Agas hingga hp nya terpental beberapa senti dari hadapannya.

"Gila apa?" Ucap Alana seraya berkacak pinggang.

"Heran gua ya sama lo. Nggak ngapa-ngapain. Bantu apa kek, jangan main hp terus lah, Gas." Lanjut Alana.

Agas mengerutkan keningnya. Ia kini berjalan mendekati Alana. "Nggak ngapa-ngapain kata lo?"

"Gua dari kemaren bolak-balik ngantor, bahkan kadang pulang tengah malem. Lo bilang nggak ngapa-ngapain?" Ucap Agas dengan nada yang mulai meninggi.

Alana terkejut dengan ucapan Agas. "Lo nggak ngerasain gimana rasanya hamil, perut keram, mual mual. IYA KAN?" balas Alana dengan nada yang ditekan di akhir kalimat.

"Dan lo ga ngerasain cape nya gua dikantor untuk ngerjain ini itu, bahkan ada salah dikit gua yang habis sama papa!" Bentak Agas seraya mengangkat telunjuknya dihadapan Alana.

Alana terlonjak kaget. Baru kali ini ia merasakan yang namanya dibentak oleh Agas.

"Heh, lo kenapa sih, Gas? Bosen lo sama gue. Hah?" Ucap Alana.
Alana ingin pergi dari hadapan Agas, namun Agas lebih cepat menahan lengan Alana hingga mencengkeramnya dengan kuat, bahkan membuat Alana meringis kesakitan.

"Mau kemana lo? Mau ngeluarin senjata air mata? Terus telepon mama lo, iya?" Ucap Agas.

Benar saja, akhirnya air mata keluar dari mata Alana yang kini mulai membasahi pipinya. "Lepasin gua! Sakit!" Alana menepis tangan Agas, namun tenaga Agas lebih kuat.

"Asal lo tau ya! gua gapernah minta ini semua terjadi. Kalo bukan karna lo masuk ke dalam kamar hotel gua waktu itu, gua gaakan kehilangan mahkota gua yang gua jaga selama ini!" Ucap Alana dengan nada yang meninggi.

"Gua nggak minta lo untuk ngehamilin anak ini!" Ucap Agas dengan penuh penekanan disetiap kata lalu melepaskan genggamannya dari lengan Alana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agastya The Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang