17.

10 1 0
                                    

Haii, semuaa!
Pakabar?
uda makan?
kaloo belum makan yaa. kalo ga makan nanti laper loh.

..Ywdh cuss aja baca langsung..

🦋🦋🦋

"Mana, ada orang aja kaga" kesal Alana

Alana memutuskan untuk kembali lagi ke appartement, namun...

"Mphhh"

Bugh!

"Ayo, bantu gue bawa ke mobil"

Sayangnya Alana tidak bisa menyelamatkan dirinya. Karna Alana dibekap memakai sarung tangan yang sudah ada obatnya. Ditambah punggungnya dipukul.

¤¤

Alana perlahan membuka matanya
Ia melihat suasana disana sangat gelap karna lampu yang remang remang.

Seingatnya terakhir ia berada ditaman. Namun, kenapa sekarang disini?

"Shitt!"
Alana baru sadar kaki dan tangannya diikat kencang.
Alana berusaha ngesot untuk mencari benda tajam untuk melepas talinya

"O'ow..ada perempuan jalang disini ternyata" ucap perempuan yang baru datang keruangan Alana yang sedang diikat.

"Mau kemana neng?" Lanjutnya

"Lepasin gue!" Berontak Alana

"Lepasin? Duh, kasian banget ya" ejek perempuan itu.

Perempuan yang memakai topeng, Alana tidak bisa mengenal siapa perempuan itu.

Perempuan itu mendekati Alana yang sudah berada di pojok tembok.

Perempuan itu mencengkeram kuat perut Alana hingga membuat Alana histeris kesakitan.

"ANJING LO!" teriak Alana didekat kuping perempuan itu.

"Sakit?"

Bukannya dilepas cengeramannya, perempuan itu malah semakin kuat. Alhasil Alana semakin berontak kesakitan.

Namun, dengan cepat kaki Alana yang diikat menendang perut perempuan itu dengan kencang hingga membuat perempuan itu mundur terjatuh.

"KURANG AJAR LO!"

PLAK!

Alana ditampar kencang oleh perempuan itu hingga membuat Alana sedikit terhempas ke sebalah kanan.
Alana merasa ujung bibirnya berdarah, pipi terasa kebas.

Setelah menampar Alana,  perempuan itu langsung pergi dari tempat Alana.
Untung Alana pintar, ia kepojok tembok karna melihat silet disana.

Dengan cepat Alana berusaha memotong tali yang mengikat tangan Alana walau kadang meleset mengenai jemari Alana hingga berdarah.

Untung talinya tali rapia, jadi Alana gampang memutuskan tali yang mengikat kaki dan tangannya

"Otak tolol. Nyulik orang pake tali rapia" batin Alana

Akhirnya tali yang mengikat tangan dan kaki Alana terlepas.

"Aduh.." Alana merasa perutnya ngilu. Ia mengelus pelan perutnya

"Sabar ya dede. Dede harus kuat" kata Alana untuk meyalurkan kekuatan kepada anak dirahimnya.

Alan pelan-pelan mengendap ngendap mencari jalan keluar. Namun, saat ia ingin keluar dari tempat itu ia melihat empat laki laki berbadan besar menjaga rumah itu.

"Anjir, mampus gue kalo ketauan empat samson itu" kata Alana pelan.

Alana kembali berjalan pelan. Namun, sebelum ia sampai di ruangan sebelumnya, ia melihat ruangan terbuka.

Agastya The Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang