→Happy Reading
.........................................🦋Arin terus berlari hingga ia merasa sudah cukup jauh iapun berhenti sembari mengatur nafas yang tak beraturan.
"Hei nona"seseeorang menepuk pundaknya ia yang baru saja ketakutan terlonjat kaget sambil berteriak.
"Aigo kenapa berteriak kau pikir aku hantu"ucap seorang wanita paru baya itu pada Arin.
"Ahjumma kau membuatku kaget saja"Arin
"Maafkan aku"Ahjumma sambil tertawa pada Arin
"Apakah kau sedang mencari tempat tinggal?"tanyanya
"Yah benar"Arin singkat
"Bagaimana ku tawarkan salah satu kamar dirumahku,aku akan memberi harga yang murah untukmu"Ahjumma semangat
"Benarkah?"Arin
"Iya,semua lengkap dirumahku kau tinggal tempati saja"Ahjumma
"Baiklah bolehkah aku datang untuk melihatnya?"Arin
"Mari ku tunjukan"Ahjumma
Merekapun bergegas menuju rumah ahjumma tersebut.sesampainya Arin sedikit kaget rumahnya begitu bagus iapun keheranan kenapa rumah mewah ini disewakan.
"Masuklah"Ahjumma sambil membuka kunci rumah
"Mari kelantai 2 akan kutunjukan kamarnya"Ahjumma
Merekapun sampai di lantai 2 rumah tersebut ahjumma tersebut lalu membuka kamar yang akan di tempati Arin.
"Dulu ini adalah kamar anak perempuanku"Ahjumma
"Jika aku menempati kamar ini bagaimana dengannya"Tanya Arin namun saat melihat ekspresi Ahjumma Arin menjadi mengerti dam merubah topik pembicaraan.
"Tapi kenapa Ahjumma ingin menyewakan kamar ini ?"Arin
"Aku tidak punya pilihan.Biarkan aku jujur sebenarnya aku butuh uang tambahan untuk anakku yang sedang dirumah sakit,tabunganku mulai menipis dan uang dari kedai ayam goreng mulai tak cukup"Ahjumma dengan wajah sedih.
"Maaf membuatmu sedih Ahjumma.Aku akan menempati kamar ini"Arin memang mudah simpati pada orang lain ia lalu memutuskan untuk mengambilnya lagipun ia sudah lelah untuk mencari lagi.
"Benarkah,terima kasih.Kau tenang saja aku jarang dirumah karena aku akan sibuk di kedai ayam dan mengurus putraku.Kapan kau akan pindah kesini?"Ahjumma
"Mungkin besok aku akan mulai pindah kesini Ahjumma"Arin
Setelah mengobrol sedikit dan membayar uang muka Arinpun memutuskan untuk pergi dan akan mulai menyiapkan kepindahanya.ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ahjumma tersebut namun karena takut ia akan sedih Arinpun memutuskan untuk diam saja lagipun tidak baik memcampuri urusan orang lain batinnya.
*****
Soobin tergesa-gesa menuju bandara takut terlambat dan tak sempat memberi salam perpisahan kepada Ben.
"Hyung"teriak Daniel sambil melambaikan tangan
Soobin segera berlari menuju 4 pemuda tersebut sepertinya ia tak terlambat.
"Untunglah aku tak terlambat"Soobin sambil mengatur nafasnya yang tak beraturan.
"Hampir saja Hyung pesawatku akan berangkat 15 menit lagi"Ben
"Wah untungnya tepat waktu"Soobin
Pemberitahuan pesawat akan berangkat membuat Ben bergegas mengecek semua barangnya takut ada yang tertinggal.mereka-
pun berpelukan sebagai tanda perpisahan tak lupa air mata mengiringi kepergian Ben kali ini ada rasa berat melepaskannya karena belum tentu ia akan kembali tak seperti biasanya rasa sesak menyelimuti dada mereka karena biasanya Ben akan pulang saat acara keluarga saja dan ia akan segera kembali namun setelah permasalahan dengan agensi mereka tak yakin dapat bersama lagi atau mungkin pembubaran group sudah di depan mata.Soobin berusaha tegar walaupun ia begitu sedih takut tak bisa bersama dengan Ben dan 3 sahabatnya.iapun memberi nasihat pada Ben."Kau harus semangat Ben,aku akan menyelesaikannya secepat mungkin tenang saja aku akan selalu ada untuk kalian"Soobin
Soobin tak mengalihkan pandangnya dari Ben hingga ia mulai masuk ke pesawat setelahnya dia dan 3 sahabatnya memutuskan untuk pulang.
"Hyung"Lamunan Soobin buyar saat Daniel memanggilnya
"Oh Daniel, maaf ada apa?"Soobin
"Apakah kita akan bubar?"Daniel murung
"Tidak,kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini dan kembali menghibur TOgether(fandom TOmorrow)"Soobin memberi semangat
"Tapi Hyung aku tak sengaja melihat Taejun datang ke sebuah agensi apakah dia akan meninggalkan kita?"Daniel
"Jangan berburuk sangka dulu kita tak tahu apa yang dia lakukan kan?"Soobin berusaha menghibur Daniel
"Baiklah,aku bersyukur Hyung kami memiliki Leader sehebat dirimu jika tidak pasti semua member akan terpecah belah dan tak tahu arah"Daniel
"Tenanglah aku yakin selama kita berusaha semua akan menjadi mudah"Soobin
"Kau benar Hyung"Daniel lalu tersenyum bersyukur memiliki sosok Hyung dan Leader hebat sepertinya.
"Jadi pulang hari ini?"tanya Soobin
"Iya Hyung"jawab Daniel
"Baiklah mari ku antarkan stasuin"Soobin
"Terima kasih"Daniel
*****
Soobin menatap sebuah foto yang mulai rusak hanya satu foto yang dapat menjadi kenangan bersama ayahnya yang telah lama pergi bahkan iapun selalu di bohongi oleh sang ibu saat bertanya di mana sang ayah namun lambat laun umurnya bertambah iapun mengerti tentang kepergian ayahnya.Soobin sangat bangga pada ibunya, ia adalah seorang wanita hebat hingga mampu membesarkannya tanpa kekurangan kasih sayang apapun dan selalu memberikan yang terbaik untuknya,tanpa kenal lelah bekerja untuk kebahagiannya tentu ia ingin membalasnya meski hanya baru sedikit yang mampu ia berikan walau selalu menolak pemberian darinya Soobin terus memaksa sang ibu untuk menerimanya walaupun masih ada sesak di hati karena belum mampu memberikan banyak hal pada ibunya apalagi sekarang ia sedang mempunyai permasalahanya dengan agensinya ia berharap suatu saat ia akan menjadi populer hingga dapat menghasilkan banyak uang dan membeli semua yang diinginkan ibunya.
Dua orang dewasa tersenyum lebar menatap ke arah kamera suami dengan mesra merangkul istrinya dengan penuh cinta.Seorang bocah laki-laki tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang belum sepenuhnya tumbuh di pangkuan ibunya bocah itu tampak begitu senang seakan mengerti jika dia terlahir dari keluarga yang sangat saling mencintai.
.........................................🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ROOMMATE IS AN IDOL (TAMAT)
Fanfiction[SUDAH END✔️] [masih banyak typo akan segera diperbaiki] 🦋~sinopsis : Kim Arin terpaksa harus berbagi sebuah rumah agar menghemat biaya hidupnya terlebih ia telah mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja namun tanpa ia sangka justru tema...