Tiara berangkat ke sekolah menggunakan ojek online. Ayah Tiara sendiri bekerja di luar negeri dan baru akan pulang setiap liburan, dan Ibu Tiara sudah meninggal saat melahirkan.
Sepanjang perjalanan, Tiara sibuk mengecek ponselnya. Memang, tidak sulit untuk membuka deep web atau mungkin meretas dari ponsel. Namun, Tiara memutuskan untuk menghabiskan waktu perjalanan dengan bermain media sosial.
Saat sedang asyik bermain media sosial, tiba-tiba sebuah notifikasi masuk. Tiara dengan cepat membaca notifikasi, yang ternyata berasal dari email tersebut.
Zirconium <zirconch@gmail.com>
Hi Crazy Diamond,
Kuharap email ini sampai ke orang yang tepat. Kalau mungkin, saya ingin mengajakmu untuk bertemu setelah sekolah di kantin Sekolah Insan Sejahtera. Kalau misalnya kau bisa, tolong acuhkan email ini. Tapi kalau tidak, tolong balas.
Terima kasih
Tiara terkejut bukan main melihat email itu. Zirconium bukanlah orang sembarangan. Dia adalah hacker yang levelnya jauh diatas Crazy Diamond. Yang semakin mengejutkan lagi, Zirconium tahu dimana Tiara bersekolah.
Apa jangan-jangan, alamat IP gue bocor waktu nge-hack kemarin, ya? pikir Tiara, yang kini menjadi panik.
Tiara dengan cepat membalas email itu.
Crazy Diamond <crazydiamond@gmail.com>
Halo juga, Zirconium.
Saya berharap, saya bisa mengadakan pertemuan. Tapi, hari ini, saya ada acara bersama teman saya. Bagaimana kalau diundur menjadi besok?
Crazy Diamond.
Tiara mematikan ponselnya dan menaruhnya kembali di dalam tasnya. Begitu gadis itu sampai ke sekolah, dia dengan cepat melompat turun dari motor, lalu berlari menuju kelas.
Tiara terus memikirkan kemungkinan terburuknya. Dia bisa masuk penjara, hingga terbunuh. Sulit sekali menepis pikiran-pikiran buruk itu. Sampai tiba-tiba ...
BRUK!
Tiara tidak sengaja menabrak seseorang. Mereka berdua terjatuh. Buku-buku yang orang itu bawa jatuh berserakan, begitupun tas totebag yang Tiara bawa. Tiara yang panik segera merapikan barang-barangnya, lalu membantu orang itu membereskan buku-bukunya.
"Maaf banget, ya!" ucap Tiara malu.
"Nggak apa-apa, kok," jawab lawan bicaranya, dengan nada yang monoton.
Tiara terkejut mendengar suara itu. Suaranya terasa tidak asing. Dia menoleh keatas, dan persis seperti dugaannya. Yang dia tabrak adalah Arkan.
"Maaf banget, Kan! Gue nggak sengaja," tambah Tiara, kali ini sambil membungkuk.
"Udah, nggak apa-apa, Tiara. Kamu juga pasti lagi buru-buru," sahut Arkan sambil tersenyum tipis.
Tiara menelan ludah, lalu tertunduk malu. Mukanya memerah, dan jantungnya berdetak dengan keras. Namun, respon yang Tiara bisa berikan hanyalah anggukan pelan.
"Ya sudah. Ayo ke kelas bareng," ajak Arkan, yang sontak diterima oleh Tiara.
Arkan dan Tiara berjalan bersama menuju kelas. Perjalanan yang seharusnya ramai itu kini menjadi terasa sunyi. Memang, kelas Tiara sendiri berada di lantai lima gedung sekolah. Tapi, paling tidak, seharusnya ada siswa yang masih berlalu lalang di tangga.
"Kenapa kamu tadi buru-buru banget?" tanya Arkan, membuka topik.
Tiara nampak bingung. Dia tidak segera menjawab pertanyaan Arkan. Namun, melihat raut wajah Arkan yang sangat serius untuk mendapatkan jawaban, akhirnya Tiara menjawab.
![](https://img.wattpad.com/cover/356567536-288-k689786.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANTARA I: MUTIARA
Fiksi RemajaSekilas, Tiara nampak seperti gadis biasa. Nilai-nilainya rata-rata, dia tidak pandai dalam olahraga, dan mukanya tidak biasa saja. Dia juga berteman seperti anak-anak lainnya. Namun, ada satu rahasia yang dia tutup rapat-rapat dari teman-temannya...