14 | Ingin seperti yang di TV

9.7K 1K 26
                                    

Vote dulu!

.

.

Terasa dingin malam ini meski langit hitam bertabur bintang begitu terang di atas luar sana, bahakn untuk tetap merasa hangat Tama mengenakan kethu di kepala dan kaos kaki menghalau dingin.

"Tamaa ... Miko pengin ke luar, pengin jalan-jalan," rajuk Miko manja untuk ke dua kalinya tidak memahami dan merasakan dingin.

"Nggak bisa, Miko ... dingin dan orang-orang bakalan aneh liat kita, kita bakalan jadi pusat perhatian nanti dengan telinga dan ekor kucing kamu itu. udah di rumah aja," respon Tama acuh dengan tetap sibuk memaninkan ponselnya.

"Tapi Miko bosan, ayolah, Tama ... ayo!" Miko yang duduk di sebelah Tama di sofa depan tv ini menarik-narik ujung lengan kaos Tama kian merajuk manja. "Miko mau lihat air yang nyala dan bisa nari kaya yang ada di TV,"

Tama menghela napas dilanjutkan memijat pangkal hidung, salahnya mengajari Miko menonton TV, kucing manis lucu menggemaskan ini jadi tahu lebih banyak dunia dan apa pun yang ia lihat pasti ia ingini.

"Ayo ... ayo, Tama!! Miko bosan, Miko juga mau makan malam di luar kaya di acara TV, yang nanti si pria menyuapi pasangannya," Miko semakin memaksa dan semakin kuat menarik-narik ujung lengan kaos Tama.

"Eung?" dengung Tama lalu menoleh curiga pada Miko." Kamu nonton apa?"

"Nonton ini." Miko mengambil remot TV di atas meja, lalu mengganti saluran kartoon yang ditayangkan di layar dengan drama boys love dari negeri Gajah Putih.

"Uh? Miko nonton ini?" Tama membulatkan bola matanya tak percaya, heran sekali bagaimana bisa kucing lugu ini menemukan saluran semacam itu.

Miko mengangguk. Miko diam-diam itu mudah belajar, bahkan ia sekarang bisa menggunakan remot, baik remot TV pun remot AC.

"Itu nggak boleh ditonton, itu pembodohan tahu?" kasar Tama merebut remot TV di tangan Miko dan kembali menggantinya ke saluran kartoon.

"Tapi Miko suka, mereka melakukan hal-hal manis," Miko merebut lagi remot dan menggantinya ke saluran yang tadi. "Lihat, Tama!" Dia menujuk tokoh pria yang tengah mengusak puncak kepala si tokoh pria lain yang tampak manis dan lugu dengan tersenyum lembut pun sorot cinta. "Itu manis."

"Itu cuman pura-pura, mereka berakting, manis hanya di depan kamera," jelas Tama.

"Apa itu akting?" beo Miko.

"Akting hanya berperan, berpura-pura seperti mereka tampak mencintai dan menyukai satu sama lain, paham? Itu palsu," jelas Tama cepat dengan logikanya.

Miko mengangguk. "Kalau gitu Tama berakting aja buat Miko, berakting mengantar Miko jalan-jalan dan makan malam di luar. Ayoo, Tamaa ...!" Miko kembali menarik-narik ujung lengan kaos Tama kian memaksa.

"Mikoo ..." Tama memasang wajah datar.

"Tamaa ...," rajuk Miko lagi dengan kali ini menggembungkan pipi halus kemerahannya dan kedua telinga yang ia turun layukan, memasang wajah memelas. "Ayo berakting." Bibir mengkilap basahnya semakin mencebik.

"Nggaaak ..." Muka Tama semakin datar, ia akan coba tahan, hingga akhirnya mata bulat terang Miko berkaca-kaca, bibir merah jambu mengkilap basah mencebik tadi bergetar dengan kedua sudut yang semakin turun.

"Aargh ... iya, iya, ayo kita jalan-jalan!" Pertahanan Tama runtuh, ia kalah, ia tak tahan dengan wajah memelas nan menggemaskan itu.

"Yeey!" Miko bertepuk tangan riang dua kali

"Kalau gitu ayo bersiap, tapi harus pakai ini!" Tama memindah topi kethu yang ia kenakan ke kepala Miko untuk menutupi kedua telinga runcingnya.

Miko mengangguk dua kali dengan menepuk dua kali pula puncak kepalanya sendiri yang terbungkus kethu itu.

"Aku ambil dulu jaket buat Kita." Tama beranjak dari sofa.

"Terima kasih, Tama ...," ucap Miko sumringah bahagia, lalu duduk manis menurunkan kaki siap menunggu Tama kembali.

Tak butuh waktu lama Tama kembali dengan tengah memakai jaketnya sendiri. "Miko pakai yang ini," Dia mendekat ke arah Miko membuka ret sleting jaket miliknya yang lain untuk ia pakaikan pada Miko.

Miko berdiri, dan dengan telaten Tama memakaikan jaket itu ke tubuh kecil Miko dan menjadikannya terlihat tenggelam, sangat menggemaskan. "nanti jangan coba-coba mengeluarkan ekor, mengerti?"

Miko mengangguk semangat lagi. "Oke!" jawabnya dan kemudian dia berjingjit menghadiahkan satu kecupan di ujung hidung runcing Tama.

Tama tergugu sesaat, letup dan kelopak bunga seolah meledak, tapi kemudian. "HEH!" Dia sadar dan membentak.

Miko tertawa. "Miko suka Tama."

Tama membuang napas lelah. Sudahlah lupakan peraturan jangan cium jangan peluk, Miko tidak akan pernah paham sepertinya.

"Ayo kita jalan-jalan!" Miko bertepuk tangan satu kali dengan melompat kecil, lalu berbalik badan menghadap pintu siap keluar.

Demi semesta, Tama tak bohong, kucing ini tampak menggemaskan sekali dengan celana training dan jaket kebesaran miliknya yang menenggelamkan tubuh kecil itu di lihat dari belakang sini, bahkan lagi-lagi tanpa sadar ia tersenyum tipis karena hatinya tergelitik hangat dan geli, bagaimana bisa ada makhluk semacam ini.

"Ayo!" ajak Miko sekali lagi yang masih menunggu Tama di belakangnya membukakan pintu.

Dan itu mengembalikan Tama yang terlena ke bumi. "A-ayo!" Dia membuka pintu.

Mereka berdua turun dengan lift dan langsung ke parkiran bawah tanah untuk mengambil mobil, dengan Tama seperti biasa berpolah acuh dan berjalan mendahului.

"Kita pakai mobil aja, dingin," ucap Tama dengan memasukan kedua telapak tangannya ke saku jaket dan itu pun tanpa menoleh ke arah Miko di belakangnya yang dengan kaki pendeknya berusaha mengimbangi langkah kaki lebar Tama.

"Kita jadi melihat air menyala yang menari?" tanya Miko yang sedikit berhasil menyebelahi Tama.

"Iya."

"Yey!" Senang sekali Miko, bahkan ia berjingkrak satu kali tepat saat mereka sampai di mobil dan Tama membukakan pintu.

Mereka masuk ke mobil, Tama memasang sabuk pengamannya sendiri lalu memasangkannya juga untuk Miko telaten.

"Terima kasih, Tama," ucap Miko tulus dengan senyum manisnya.

Dan mereka mulai melaju. Sekeluarnya mereka dari parkiran, Miko mulai memandang ke luar jendela, tersenyum senang karena mungkin sudah hampir seminggu ini dia tak ke mana-mana, lampu kerlip kota dan lalu lalang manusia, nuansa malam yang nampak hangat meski udara dingin dengan banyak taburan bintang di langit.

"Mau Makan apa?" tanya Tama dengan fokus ke jalan meski melaju pelan.

"Miko mau makan kepiting raja yang ada di TV," Miko mengangkat satu jari telunjuknya. "Pizza," Tambah satu jari lagi. "Tuna," Tambah satu lagi. "Lalu minuman bersoda, dan itu semua sama yang kaya ada di TV "

Benar salah Tama memperkenalkan Miko pada TV.

"Oh iya, Miko juga mau sepatu baru, sepatu yang punya tali mirip sepatu yang Tama pakai itu." Miko menunjuk kaki Tama. "Tapi yang cantik seperti yang ada di TV yang warna merah,"

Tama mendesah lelah, kemudian menatap Miko jengah melalui kaca sepion tengah, sedang yang ditatap malah tersenyum manis menunjukan gigi dan gusinya yang lucu.

"Kita beli sepatu dulu kalau begitu," ucap Tama, dan dia membelokan mobilnya ke pusat perbelanjaan.

Tbc ...

Oke, gue usahain ini akan up tiap hari tiap jam 7 malem.

follow gue sebagai bentuk dukungan oke? ayo aktif-aktif kalau di lapak Dae! biar Dae balik aktif lagi ngunjungin wp.

tolong tetap sehat dan bahagia yah! i Love You

Pink Kitty [BoysLove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang