Vote! ini gue nggak bisa janji lagi up tiap hari, wkwkw ... gue sibuk lagi mau ngurus naskah yang mana yang mau terbit dulu. ada 3 pilihan soalnya, kalian nabung dulu aja. oke? sekarang happy reading!
.
.
Matahari sudah naik sejengkal dari ufuk timur, dan Miko terbangun terlebih dahulu dari pada Tama yang masih sangat lepa di atas ranjangnya. Malam tadi sama seperti malam-malam sebelumnya, Miko yang tidur di lantai dan Tama tidur di ranjang.
Miko beringsut duduk bersila lalu mengucek matanya dengan punggung telapak tangan. "Tamaa ... sudah pagi, ayo bangun!" ucapnya serak dengan suara imutnya khas bangun tidur.
Tama mendengar, tapi dia masih lelap, jadi hanya mampu menyahut dengan berdengung.
"Ayo bangun ... sudah pagi, Tamaa ..." Sekali lagi Miko memanggilnya.
"Lima menit lagi," ucap Tama serak masih memejamkan mata dan beringsut memunggungi Miko.
Miko berdiri lalu menggoyangkan tubuh Tama kasar. "Ayo bangun! Tama bilang mau ngajarin Miko jadi berguna!" ajaknya.
"Mikoo ...," keluh Tama masih dengan suara serak.
"Ayo ... Miko mau Tama suka Miko ... cepat bangun!" rengek Miko menjadi karena semalam Tama bilang dia akan suka dengan Miko jika Miko berguna di hidupnya.
Terdengar jahat memang, tapi itu yang harus Tama lakukan agar Kucing manis ini tidak semakin jatuh cinta padanya, Tama juga terlalu takut dengan debar, degup dan letup di dadanya semalam saat ia merasa bahagia hanya melihat Miko makan lahap karena ia suapi dengan tangannya. Ia merasa ini mulai terlihat gila.
"Ayo, Tamaa ..." Miko menarik-narik lengan Tama.
Tama yang tadi memunggungi Miko terlentang lagi karena tarikan itu, mengucek matanya dan mengerejap-ejap menatap Miko.
Miko kemudian berubah tersenyum. "horee ... Tama bangun."
"Oke, aku harus baik-baik aja dengan makhluk lucu menggemaskan ini." Tama mencoba menepis apa yang timbul di dada karena senyuman Miko. Dia beringsut duduk.
"Jadi apa yang harus Miko lakukan agar Miko menjadi berguna pagi ini buat Tama?" tanya Miko dengan berkedip-kedip lugu menunggu jawaban. Dia semangat sekali untuk belajar menjadi berguna karena dia ingin dicintai juga.
"Janji Miko bisa? Keberatan nggak, nih?" ragu Tama seolah mengejek, Tak yakin Miko mau melakukannya.
"Nggak, asal Tama jadi suka Miko abis Miko berguna nanti," Miko menggelengkan kepala dan semakin tersenyum.
"Bagus! Ayo!" Dengan semangat Tama turun dari ranjang dan keluar kamar.
Miko juga dengan semangat pun ekor bergoyang dia mengikuti Tama yang berjalan menuju dapur.
"Sekarang buat sarapan Miko sendiri," ucap Tama. "Kita makan sereal pagi ini,"
"Tuna yang semalem kata Tama mau dimakan pagi ini gimana?" tanya Miko lugu.
"Nggak, Miko harus mulai hidup kaya Tama, kaya manusia, bukan kucing yang suka makan tuna." Tama menipiskan bibir dan mengangguk-angguk menghipnotis Miko agar dia setuju. "Oke?"
"Baaiklaah ...," jawab Miko, jujur dia tidak paham apa maksud ucapan Tama itu, tapi dia kan mencoba.
Tama kemudian mengambil sereal di lemari. "Ambilin susu dikulkas!!" perintah Tama pada Miko dan detik itu juga Miko langsung bergerak.
"Taro ke meja, sekarang ambil dua mangkuk sama sendoknya!" perintah Tama lagi, dan lagi-lagi Miko langsung bergerak menurut.
"Oke! Lalu?" tanya Miko antusias setelah kembali pada Tama dengan mangkuk dan sendoknya yang ia letakan ke meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Kitty [BoysLove]
Teen FictionTama seorang dokter bedah yang tidak sengaja diikuti pria cantik hybrid kucing pink yang begitu menggemaskan, memiliki telinga runcing dan ekor, pipi chubi dan bibir semerah ceri yang kabur dari tuannya sendiri. harga dari makhluk pemuas napsu itu s...