vote dulu 1k, nanti gue up lagi kalau udah 1k. wkwkw
hapyy reading
.
.
.
"Terima kasih, Tama," Miko menyunggingkan senyum manisnya saat Tama kini berdiri setelah mengikatkan tali sepatu untuknya.
"Okey ... ayo kita jalan-jalan!" ucap Tama dengan mengulurkan tangan untuk Miko gandeng.
Miko mengangguk dan menerima uluran tangan itu.
Mereka keluar apartemen, masuk ke lift dan turun ke lobi. "Apa kita jalan kaki?" tanya Miko dengan tetap mengandeng telapak tangan Tama dan sesekali mengayunkannya saat mereka menuju pintu keluar.
"Apa Miko mau naik mobil?" tanya Tama, tidak tahu tapi dia khawatir dan tidak mau Miko lelah nanti.
Tapi Miko justru menggeleng. "Miko suka jalan kaki, biar bisa gandengan terus kayak gini." Miko mengangakt gandengan tangan mereka dengan senyum sumringah. "Mirip seperti yang ada di TV." Dia memiringkan kepala menyorot bahagia Tama dengan senyum manisnya.
Membuat Tama terdiam, dia menyadari sesuatu, mereka bergandengan tangan sejak dari dalam unit, dan detik itu juga Tama menghentikan langkah kakinya tepat saat mereka kini di depan pintu lobi.
Miko ikut terdiam dan berhenti, mendongak menatap Tama lalu berkedip polos seoalah dia paham sesuatu Tama tak sengaja mengandengnya. "Oke!" Dia melepaskan telapak tangan itu. "Nggak seperti yang di TV, Tama nggak suka," ucap Miko. "Miko lupa." Dia kemudian membukakan pintu, dan berjalan mendahului.
Gamang, tidak jelas, semua terasa samar dan ragu, hatinya mencelos dan gundah, telapak tangannya kebas seolah kehilangan yang memang harusnya ia gandeng. Dia benar tidak tahu dengan keadaan hati dan dirinya saat ini.
"Tama, tadi pagi Miko lihat di TV, di acara drama favorit Miko, tokoh pria gagah dan tokoh pria manis jalan-jalan di sebuah taman hiburan," celoteh Miko di depan Tama dengan tetap berjalan mendahului.
Mereka sudah berjalan di trotoar sekarang. "Bukan Miko mau bergandengan tangan, tapi Miko mau naik wahana yang berbentuk lingkaran besar dan membawa Miko ke atas, jadi Miko bisa lihat pemandangan kota di malam hari dengan kerlip lampu yang indah dan menyala," lanjut Miko dengan merentangkan tangan dan menengadah. gemas sekali kelakuannya seperti bocah polos yang baru mengenal dan belajar melihat dunia. "Em! Miko juga mau makan martabak yang pakai keju, susu, pisang dan cokelat," imbuhnya soal makanan.
Tama tetap diam meski dia mendengarkan, pikirannya melanglang buana memikirkan Miko memang tampak manusiawi, cantik, manis dan memesona apalagi jika didandani untuk disembunyikan ekor dan telinga runcingnya begini, tapi tetap saja Miko bukan manusia, dan Tama harus membentengi diri untuk tidak jatuh cinta.
"Tama ... boleh Miko minta stik kentang?" Miko berbalik badan dan menatap Tama dengan tangan menujuk ke stand stik kentang di pinggir jalan.
Miko memang manis sekali meski dia hybrid jantan di mata Tama di detik ini saat sorot lampu jalan benar menyorot Miko dari atas. Miko cantik bagai peri yang turun ke bumi.
"Boleh yah?" ucap Miko lagi dan itu menyadarkan Tama yang terpesona tadi.
Tama mengangguk patah-patah, dan detik itu juga Miko bersorak lalu berlari ke arah stand yang ia mau.
Sememtara itu di dalam mobil Raja dalam perjalanan menuju pulang.
"Aku ingin mencicipinya sekarang, Mas Raja," rengek Rey yang kini tangan besarnya menyusuri wajah halus Taylee si Hybrid harimau betina di kursi penumpang belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Kitty [BoysLove]
Teen FictionTama seorang dokter bedah yang tidak sengaja diikuti pria cantik hybrid kucing pink yang begitu menggemaskan, memiliki telinga runcing dan ekor, pipi chubi dan bibir semerah ceri yang kabur dari tuannya sendiri. harga dari makhluk pemuas napsu itu s...