Vote dulu kaya biasa, terimakasih untuk 37k followernya ... kalian keren.
sekarang happy reading!!
.
.
.
Terdengar Kalisa menekan kode apartemen dan itu menbuat Miko semakin panik, jadi ia kembali mengguncang tubuh Tama. "Tama bangun!!"
Tama mengerjap, dan detik itu juga Miko langusng berlari masuk ke kamar, bertepatan saat kalisa hendak membuka pintu dari luar.
Bagai orang linglung, kepala Tama rasanya masih pening dan pandangan mengabur, tapi dia tahu Miko berlari masuk ke kamar tadi.
"Kamu masih tidur?" tanya Kalisa dengan kembali menutup pintu. "Pantes kamu gak bukain pintu," Dan ia meletakan bawaannya ke atas meja lalu duduk ke sofa.
Setengah sadar Tama mengangguk, tapi yakin dalam benak tadi Miko yang membangunkan, tapi sekarang malah kalisa yang ada di hadapan. "Miko?!" ucapnya detik dia benar sadar dan full melebar matanya.
"Miko?" beo Kalisa seraya memiringkan kepala bingung dan berkedip-kedip. "Kucing kamu?"
Tama bangun, kemudian langsung beranjak menuju kamar mengabaikan Kalisa begitu saja.
Membuat Kalisa ikut berdiri detik itu juga dan mengikuti langkah terburu Tama, dia masuk ke kamar tepat saat Tama membuka pintu lemari.
"Miko?" panggil Tama.
Kalisa mendekat dan ia dapati seorang pria manis bertelinga kucing runcing memeluk lutut di dalam lemari Tama, pria manis yang sama yang ia temui di kedai saat itu, yang tengah Tama suapi.
"Adhitama?!" bentak Kalisa.
Tama menoleh ke arah calon tunangannya tadi, otaknya masih blank.
"Jadi ini yang kamu maksud kucing?! Kamu memelihara budak sex? Kamu gila?! Jadi ini alasan kamu mengabaikan aku dan mengatakan kamu sibuk dengan pliharaan kamu, hu?!"
Mulut Tama terbuka dan terkatup.
Plak!
"Bajingan!"lanjut umpat Kalisa tepat saat wajah Tama melegos kasar ke kanan setelah ia tampar. "Aku menolak dijodohkan dengan maniak sex dan gay seperti kamu!" cicitnya tajam kemudian pergi.
Tama memegangi pipinya yang kebas dan panas
Lalu Miko keluar dari lemari. "Tama ... Apa itu sakit?" tanyanya sendu dan khawatir. "Bisa Miko liat?" Dia mendongak untuk melihat pipi Tama yang memerah. "Maafin Miko, Kalisa-mu jadi marah ... Miko udah coba sembunyi, tapi Tama malah datang ke lemari," Miko sedih sendiri, Dia merunduk dengan penuh penyesalan dan bibir mencebik yang kedua sudutnya turun ke bawah.
Tama menghela napas lalu menyugar rambutnya ke belakang. "Ah ... sialan!" umatnya pada diri sendiri. Dia bingung dengan hati dan persaannya sendiri pun situasinya saat ini.
"Tama?" panggil Miko pelan, jujur dia jadi takut Tama mengupat.
"Aku mau mandi," Lalu Tama memilih pergi begitu saja dari hadapan Miko.
Di sisi lain.
"Astaga ... kenapa dia manis dan cantik sekali?" ucap Rey saat melihat senyum manis si gadis Hybrid harimau yang kini berjalan bersama sang pengasuh ke arahnya.
"Sudah aku katakan, kamu gak akan kecewa dengan yang satu itu," imbuh Raja. "Meski ia betina."
"Namanya Taylee, Tuan Rey," ucap si pengasuh. "Tay, ini Tuanmu sekarang, temani dia dan turuti semua inginnya," Kali ini si pengasuh bicara pada si gadis Hybrid.
Hybrid harimau itu mengangguk dengan tetap tersenyum, sepertinya dia sangat senang memiliki majikan yang akan memanjakannya.
"Baiklah, semua administrasi, surat adopsi dan keperluan lainnya sudah saya penuhi, jadi dia sah milikku sekarang," ucap Rey menyerahkan lembar-lembar surat perjanjian hitam di atas putih dan matrai yang terbubuhi tanda tangan di sana.
"Siap, Tuan, Anda bisa membawanya pulang," Sang pengasuh tersenyum. "Dan terima kasih sudah menjadi pelanggan setia kami."
Kembali pada Tama. kini dia tengah termenung di bawah guyuran air shower. Dia bimbang, dia tidak tahu ada apa dengan dirinya, demi semesta tadi hatinya tercubit saat melihat Miko masuk ke dalam lemari untuk bersembunyi lagi saat Kaliasa datang.
Tentang Kalisa, dia malah tidak peduli, dia tidak memikirkan itu, pun dengan tuduhan dia seorang maniak sex dan gay, dia hanya memikirkan Miko. Miko di kepalanya, rasanya sakit hati sendiri bagaimana kucing itu begitu penurut.
Pipinya panas dan sakit, tapi hatinya lebih sakit melihat miko memeluk lutut dalam lemari, Tama ingin minta maaf, Tama ingin lebih menghargai Miko meski dia bukan manusia.
Mengusak wajahnya kasar. "Kayanya aku udah gila," monolognya.
Mengakhiri acara mandi, kemudian meraih bathrobe untuk menutupi tubuh basahnya, keluar kamar mandi dan langsung dapati Miko yang tengah duduk di tepian ranjang dengan merunduk dan memainkan ekornya sendiri.
"Tama!" Miko terkesiap.
Tama menarik napas dalam untuk bersiap menurunkan ego.
"Tama nggak marah sama Miko, 'kan? Maaf soal Kalisa-mu yang tadi-,"
"Husst!" potong Tama, dan dia duduk menyebelahi Miko yang tadi merunduk lagi.
"Maaf, Tama pasti tadi ketakutan, yah dibentak Kalisa-mu itu," lanjut Miko sendu dan semakin merunduk.
"Miko takut?" Tama malah balik bertanya, karena dapat dia lihat telinga Miko layu dan kelopak mata bening putihnya memerah serta berair meski tak tumpah.
Miko mengangguk. "Maafin Miko, Tama gak apa-apa, 'kan? Apa pipi Tama sakit?" Tangan Miko terangkat untuk menyentuh pipi Tama bekas tamparan Kalisa.
Tama terkekeh, lalu dia menakup telapak tangan kecil Miko yang masih bertengger di pipinya. "Ini nggak sakit," ucapnya. "Apa Miko sakit?"
"Dada Miko sakit," Dan tangis Miko pecah saat itu juga dengan menengadah.
Namun Tama malah tertawa lalu menubruk untuk dipeluk tubuh Miko yang bergetar itu. "Jangan nangis," ucapnya setengah terkekeh.
"Miko nggak suka Tamanya Miko dibentak, apalagi dipukul," rengek Miko menjadi.
Tama semakin terkekeh. "Aku nggak apa-apa," Dia menggoyangkan pelukannya ke kanan dan ke kiri hangat. "Dengar!" Tama menakup kedua pipi Miko agar kucing itu menatap dirinya dan berhenti menangis. "Aku nggak apa-apa," ucapnya tersenyum. "Liat, kan?" ia semakin lebar tersenyum.
Miko mengangguk. "Tapi Kalisa-mu marah,"
Tama tertawa lagi. "Dia bukan Kalisa-ku,"
"Eung?"
Tama mengangguk. "Mau jalan-jalan? Kita beli hot dog?"
Miko mengangguk senang dan setuju. "Mauu ...,"
"Dasar, Kucing!" Tama peluk sekali lagi Miko dengan gemas.
Tbc ...
gue bakalan up lagi setelah vote 1k. bukan apa-apa ... gue cuman mau buktiin kalau pembaca gue adalah orang-orang hebat yang tahu gimana caranya menghargai penulis.
tolong tetap sehat dan bahagia ...
apa pun yang terjadi tetaplah bernapas!
![](https://img.wattpad.com/cover/353299435-288-k21318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Kitty [BoysLove]
Teen FictionTama seorang dokter bedah yang tidak sengaja diikuti pria cantik hybrid kucing pink yang begitu menggemaskan, memiliki telinga runcing dan ekor, pipi chubi dan bibir semerah ceri yang kabur dari tuannya sendiri. harga dari makhluk pemuas napsu itu s...