Vote dulu, Guys!
.
.
.
Kalisa menyesap kopinya dengan memasang wajah jengkel.
"Maaf, Kalisa ... aku harus mengurus kucing dulu di apartemen, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja tanpa makanan," ucap Tama memohon pengertian perempuan cantik berambut coklat gelobang yang duduk menyesap kopi di hadapannya ini.
"Sejak kapan kamu punya hewan peliharaan?" Dengan anggun meski sorotnya masih memasang jengkel, Kalisa meletakan cangkir kopinya ke atas meja.
"Bukan memelihara, aku cuma sedang bertanggung jawab untuk sementara sampai pemilik aslinya ditemukan" Tama mencoba menjelaskan, meski tidak benar detail menjelaskan wujud hewan yang mereka bicarakan.
"Terserah kamu aja, Tam ... yang jelas aku nggak suka kalau kamu yang buat janji, tapi kamu juga yang terlambat."
"Sekali lagi maaf, Cantik ..., kamu mau maafin aku, 'kan?"
Kalisa membuang napas berat. "yang penting jangan diulangi lagi."
Tama mengangguk dan tersenyum. "Pasti ... em, sekarang kita pesen makanan yah?"
Kalisa yang kali ini mengangguk. "Cake cokelat,"
"oke." Lalu Tama mengangkat tangan pada sang pramu saji untuk memesan makanan mereka.
iya, Kalisa yang sekarang tengah bersama Tama, dia adalah wanita yang dijodohkan dengan Tama oleh orang tua mereka, meski Kaisa belum sepenuhnya menerima, tapi dia berusaha mencoba meski tak janji.
Sedangkan Tama, dia berfikir benar sangat tertarik dengan Kalisa, dokter muda ini sudah dibuat terpesona di awal pertemuan mereka dulu karena kecantikan dan juga tata krama pun setatus sosial Kalis, jadi Tama akan berjuang untuk mendapatkan hatinya, pun itu juga pasti akan membahagiakan ibunya yang memang sangat memaksa mereka berdua harus bersama.
Sementara di apartemen, Miko tengah tertawa menonton acara kartun yang Tama nyalakan untuknya di TV berlangganan. Sesekali kucing pink manis itu akan bertepuk tangan kala tokoh kucing di TV berhasil mengerjai si tikus. Lucu sekali, kadang mata kucingnya ikut menyipit saat si tokoh kucing mengintai si tikus.
Dengan berbekal banyak jajanan ringan dan sekotak ikan tuna dengan kecap asin di atas meja, Miko akan baik-baik saja dan takan bosan menunggu Tama pulang dari berkencan, yang sebenarnya Miko sendiri tidak tahu kencan itu adalah apa.
Hingga kemudian pintu apartemen terbuka. Miko menoleh. "Ow, Lunar," binarnya cerah.
"Aku bawakan bakpia ...," ucap Lunar sumringah dengan mengangkat jinjingannya.
"Woah ... terbaik!!" Miko bertepuk tangan dua kali.
Lalu Lunar duduk menyebelahi Miko yang bersila di sofa. "Uh? Tama kasih Miko banyak makanan ber-msg?"
"Apa itu smg?" tanya Miko polos dengan menyuap keripik kentangnya.
"Bukan apa-apa, aku males jelasinnya." Lunar meletakan bakpianya dengan tertawa.
"Oke." Miko mengangguk. "Kenapa Lunar kemari?"
"Tama tadi pagi telfon suruh dateng dan nemani Miko, memang dia ke mana?" tanya Liunar yang sekarang ikut bersila menaikan kaki ke sofa lalu mulai menyap jajan ber-msg milik Miko juga.
"Tama kencan," ucap Miko polos dan kembali ke layar TV. "Em ... Lunar, kencan itu apa?"
Mendadak keripik kentang yang Lunar kunyah jadi susah ia telan. "Kencan adalah ...," Dia mencoba mencari penjelasan dengan kalimat sederhana yang juga tidak akan menyakiti hati kucing manis polos ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/353299435-288-k21318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Kitty [BoysLove]
Genç KurguTama seorang dokter bedah yang tidak sengaja diikuti pria cantik hybrid kucing pink yang begitu menggemaskan, memiliki telinga runcing dan ekor, pipi chubi dan bibir semerah ceri yang kabur dari tuannya sendiri. harga dari makhluk pemuas napsu itu s...