Vote dulu!
.
.
.
Pagi menjelang.
Tama menarik napas, menghirup dalam-dalam aroma manis mirip permen kapas yang begitu menenangkan, lalu semakin mengeratkan pelukan hingga sebuah suara menginterupsi.
"Tama! Bangun!"
Detik itu juga Tama membuka mata. "Ibu!" Kagetnya.
"Kamu apakan Kalisa sampai dia menolak perjodohan ini?!" tanya Ibu kalap dengan menarik kasar selimut Tama.
Dan detik itu juga Tama kembali terperanjat kaget memekik, menyadari kaos yang kemarin Miko kenakan ada dalam pelukan.
"ADHITAMA!" bentak ibu sekali lagi.
Tama langsung membuang kaos itu ke lantai, lalu mendongak menatap sang ibu yang kini berkacak pinggang.
Tama menelan ludah.
Ibu menyorot kaos di lantai itu sekilas kemudian tidak peduli, dia kembali berkacak pinggang dan bertanya, "Kamu benar memelihara budak sex, Anak Nakal?"
"Astaga, Ibu ... bukan," bela Tama.
"Di mana jalang itu?!" Ibu bergerak menuju ke kamar mandi.
Tama segera beringsut turun dari ranjang dan mengikuti. "Nggak ada ibu ... aku nggak mungkin melihara budak sex,"
Ibu bergerak lagi menuju lemari. "Kalisa bilang kamu menyimpannya di lemari!"
Tama kembali mengekori. "Ibu ... dengarkan aku ...," ucap Tama lesu saat sang ibu kini membuka pintu lemarinya. "Ini salah paham ...,"
Ibu berbalik detik itu juga menghadap Tama dengan kembali berkacak pinggang. "Maksudnya?!"
Tama terkesiap dan langsung mundur satu langkah.
"Jangan katakan saat ibu menelponmu di pagi hari lusa lalu itu adalah jalangmu yang mengangkat," cicit ibu dalam dan tajam.
"Aaaarrgh ...," Tama mengusak wajah hingga kepalanya dengan frustrasi, dia berlari lagi ke ranjang dan menjatuhkan diri dengan tertelungkup. "Kenapa semuanya jadi rumit," rengeknya dengan suara redam terbekap kasur yang masih berantakan.
Di sisi lain, Miko meringkuk di atas ranjang yang luas, lebih luas dari ranjang Tama pun di dalam kamar mewah. kucing manis itu masih menangis memeluk boneka beruang semalam dan memanggil nama Tama.
Kelopak matanya bengkak, hidung kecilnya memerah dengan lendir menyumbat hingga membuat napasnya tersendat.
Hingga kemudian derit suara pintu terbuka dari luar mengalihkan perhatiannya.
Miko beringsut duduk saat kini sang Tuan masuk.
"Miko ...," panggil Rey lembut.
Miko mengusap wajah sendu basahnya sendiri dengan telapak tangan. "Miko mau Tama," ucapnya parau dan serak.
"Ayo kita sarapan!" Rey duduk ke tepian ranjang masih dengan gestur selembut tadi.
Miko menggeleng dengan kedua ujung bibir yang jatuh.
"Daddy ...," Taylee di ambang pintu kamar Miko yang terbuka itu merajuk.
"Taylee ... kenapa kemari?" ucap Rey setelah menoleh.
"Kenapa Daddy pergi dari Lily ...?" Taylee semakin merajuk dengan mengembungkan pipi, Hybrid betina dengan wajah cantik itu tidak suka Rey dekat-dekat Miko
"Daddy tidak pergi, Deddy hanya ke kamar Miko,"
Taylee yang menggunakan kemeja putih transparan kebesaran dengan leher penuh kissmark itu masuk kemudian mendekat ke arah Rey lalu duduk ke pangkuan dengan memeluk sepeti koala, dilanjutkan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher. "Jangan dengan Miko, Daddy milik Lily, Lily suka Daddy, suka aroma Daddy dan suhu tubuh Daddy,"
![](https://img.wattpad.com/cover/353299435-288-k21318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Kitty [BoysLove]
Roman pour AdolescentsTama seorang dokter bedah yang tidak sengaja diikuti pria cantik hybrid kucing pink yang begitu menggemaskan, memiliki telinga runcing dan ekor, pipi chubi dan bibir semerah ceri yang kabur dari tuannya sendiri. harga dari makhluk pemuas napsu itu s...