3 | Morning Ugh!

28.2K 1.8K 36
                                    

Vote dulu kalau mau buku ini terus lanjut, Guys!

Happy reading!

.

.

.

Semalaman suntuk, bahkan sekarang sudah hampir menjelang pagi, Tama masih belum sama sekali memejamkan mata. Dia yang tidur miring menghadap jendela kamar itu kelopak matanya berkedip-kedip menatap horden temaram yang menembuskan cahaya dari luar.

Di belakang punggung ada Miko si hybrid kucing jantan manis berambut pink tidur menempelkan pipi halus tembamnya tepat ke tengkuk Tama yang meringkuk. Miko melingkarkan lengan di perut bahkan sesekali meremas kaos Tama dan menggeliat nyaman semakin mengusakan pipi.

Ya, terpaksa Tama membuka pintu semalam dan mereka tidur seranjang, pasalnya Miko tak mau berhenti mengetuk, memanggil dan merengek di luar, membuat Tama takut itu akan mengganggu tetangga lain apalgi sudah malam.

Tama menarik napas dalam mencoba sedikit lagi bertahan, hingga akhirnya perlahan cahaya surya naik sejengkal, dan detik itu juga Tama segera berhambur beringsut bangun dan duduk kasar menghempas lengan kecil Miko yang melingkar. "Oke! Sudah pagi! Saatnya mandi!" ucapnya dibuat terdengar semangat sekali.

Miko ikut terperanjat. Dengan muka bantal dia jadi ikut duduk bingung.

Tapi Tama tidak peduli, dia segera menuju kamar mandi dengan langakah lebar tanpa menoleh ke arah Miko yang kian nampak berkedip nagantuk dan linglung.

Hari ini tak ada jadwal praktik pagi, sebenarnya Tama bisa bersantai dan bangun siang, tapi dia tidak bisa, ada Miko yang harus ia kembalikan ke pemiliknya.

Pintu kamar mandi ditutup.

Miko masih dengan muka bantal mengantuk mengucek mata dengan punggung tangan, kemudian berkedip-kedip menyorot pintu kamar mandi yang baru saja ditutup Tama kasar tadi.

Memiringkan kepala, Miko mencebik bingung, pengurusnya di penangkaran mengatakan Miko harus bermanja dan tidur dengan pemiliknya, tapi Tama-nya nampak keberatan dan malah tak nyaman.

Bersila di tengah ranjang, Miko akan menunggu sampai Tama keluar.

Hingga tak lama Tama benar keluar dengan sudah berganti pakaian rumah nyaman,

Miko terkrsiap dan duduk tegakl. "Tama?" panggilnya. "Tama nggak suka Miko?"

"Nggak," jawab Tama  ringan dan jujur.

"Nggak?" Detik itu juga dua telinga runcing Miko melayu dan matanya menyayu, pipi kusut bekas tidurnya mengembung dengan bibir mencebik mulai bergetar.

"Nggak, nggak, nggak ..., buka gitu." Tama menggerakan kedua telapak tangannya heboh dan berjalan cepat mendekat ke arah ranjang untuk meluruskan keadaan pada si kucing manis yang ternyata cengeng sekali ini.

"Jadi Tama suka Miko?" Telinga runcing Miko menegak lagi dengan mata berubah binar senang.

"Nggak suka-"

Telinga Miko layu lagi.

"Maksudnya, iya," ucap cepat Tama lagi, jadi serba salah rasanya, Miko itu manusia setengah kucing, tapi lebih mirip anak kecil, dia tidak mudah paham dengan situasi dan terlihat polos sekali.

"Kalau begitu elus Miko!" Miko semangat lagi, bahkan ekor panjang putihnya bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Bukan begitu,"

"Tama nggak mau elus Miko?" Miko sedih lagi.

Benar kan? Tama bisa gila dibuatnya.

"Tama nggak suka Miko?" rengek Miko sekali lagi dengan kali ini lebih serak pun ditambah merunduk.

Pink Kitty [BoysLove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang