1 | Tuan kemeja biru

38.3K 2.5K 86
                                    

Vote dulu!

Ini buku pernah gue up sebelumnya. Tapi gue unpub, dan mau gue lanjut buat kalian yang nggak bisa baca My Pet boyfrend

.

.

.

Happy reading!

.

.

Lampu terang menyala menyorot pasien di atas meja operasi, dokter Dirgantara Cakra Adhitama pelan mencangkokkan pembuluh darah yang diambil dari bagian tubuh lain si pasien itu dengan teliti dan hati-hati, menempelkannya ke otot jantung, kemudian dijahitnya teratur.

Keringatnya merembas, jantung berdebar takut gagal karena seolah nyawa manusia di tangannya.

Dirgantara Cakra Adhitama, Dokter bedah profesional yang masih sangat muda.

____________________________________________________________

Miko si Hybrid kucing jantan manis berambut merah muda, berpipi tembam dan bibir mengkilap semerah ceri perliharaan seorang boss besar yang baru saja diadopsi dari penangakaran Hybrid pemuas napsu itu mengamati jalan raya di malam hari dari balik kaca jendela mobil.

Kota kecil ini tak terlalu sepi, kendaraan masih berlalu lalang pun satu dua pejalan kaki meskk gerimis kecil mengguyur sedikit membasahi.

Menggosok hidung mungilnya yang sedikit memerah karena dingin itu dengan punggung tangan lalu mencebikan bibir. "Miko lapar," sendunya lesu.

Miko, sepesies baru hasil ciptaan dari percobaan para ilmuan gila kelebihan kapasitas otak, makhluk lucu menghemaskan bertubuh laki-laki kecil yang nampak begitu tampan dan manis, berikut putih susu sedikit merah muda halus dengan ekor dan telinga runcing di kepalanya. Aromanya mirip permen kapas yang wangi dan manis.

Miko kembali mencebik sendu menyorot punggung lebar sang Tuan pengadopsi yang baru saja masuk ke pintu restoran untuk makan malam.

Bahu Miko luruh jatuh, tapi dia harus menuruti apa pun perkataan sang Tuan. "Tata krama," gumam Miko sedih. Lalu dia kembali menyorot ke sisi lain dan fokusnya tertuju pada satu titik, penjual hot dog di seberang jalan.

Miko menelan ludah, asap yang terlihat mengepul di sana terlihat enak dan menggiurkan. "Miko lapar."

____________________________________________________________

Tama bernapas lega setelah menyelesaikan tugas menyamatkan satu lagi nyawa manusia hari ini. Dengan langkah lelah dia keluar dari rumah sakit, menyampirkan jaketnya ke lengan tangan karena rasanya masih gerah meski ia baru saja keluar dari ruangan bersuhu 19°C dan sekarang di luar gerimis kecil baru saja reda.

Tama hanya butuh jalan kaki untuk pulang ke apartemen, karena jarak memang dekat, lagi pula jalan kaki itu lebih sehat.

Tama lapar, tapi dia juga lelah. "Ck! Kaki udah nggak bisa nih diajak jalan lebih jauh, beli hot dog aja kali," monolognya seraya berjalan ke arah stand yang tepat berdiri di depan mata tanpa menyeberang.

"Satu, ukuran large, Pak," pesan Tama dengan menjentikan jari telunjuknya.

____________________________________________________________

"Nggak! Miko harus di sini dan tunggu Daddy." Miko menggelengkan kepalanya berusaha menurut, tapi detik selanjutnya. "Tapi Miko lapaar ...," rengeknya dengan dua telinga runcingnya kian jatuh melayu.

Pintu mobil dibuka, Miko berjengit.

"Hai, Baby ... jadi kucing baik," ucap sang Tuan mengusak puncak kepala pink Miko setelah mengambil ponselnya yang tertinggal.

Pink Kitty [BoysLove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang