Bab 14 - Welcome Back Acel

4 1 2
                                    

Happy Reading..
.
.
.

Jam 20.00,Kamis,11 Januari 2024

Sekarang Halilintar sedang duduk di meja belajarnya sambil memegang bingkai foto yang berisi foto Rachel. Halilintar terus menatap nya dengan beribu pertanyaan dalam kepala nya.

"Apa perempuan tadi beneran Rachel? Tapi bukan nya dia menghilang dari 7 tahun yang lalu? Bagaimana dia bisa kembali sekarang? Ah tau lah"

Beribu pertanyaan terlintas dikepala Halilintar. Ia merasa heran. Perempuan yang tadi ditemui nya benar benar mirip dengan Rachel. Bahkan nama panjang nya pun sama. Halilintar pun merasa pusing karena terus memikirkan hal itu. Karena lelah ia pun memilih untuk tidur. Kali ini dia bisa tidur dengan nyaman dan cepat. Tidak harus memikirkan masa lalu dan hal hal lain nya. Ia merasa... Kehidupan nya yang dulu sudah kembali...

Keesokan harinya Halilintar bangun dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Ia sarapan bersama keluarganya dan berangkat ke sekolah bersama para adiknya.

Saat ia sedang berjalan sendirian dilorong sekolah nya,mata ruby nya menangkap sosok perempuan yang ia temui kemarin. Halilintar pun berjalan ke arah perempuan itu.

"Rachel ya? Selamat pagi" sapa Halilintar

"Halilintar? Ah iya selamat pagi juga" Rachel balas menyapa sapaan Halilintar

"Kau nampak keberatan,mau ku bantu?" ujar Halilintar menawarkan diri untuk membantu Rachel yang nampak kesusahan membawa setumpuk buku paket fisika

"Ah benarkah? Terimakasih,bantu aku antar ini ke perpustakaan ya" ucap Rachel yang dibalas anggukan oleh Halilintar

Hening. Mereka berdua berjalan tanpa sepatah kata pun. Tidak ada yang berniat membuka obrolan.

Jujur saja Rachel sedikit merasa tidak nyaman dengan keadaan hening sekaligus canggung yang sedang di alami nya saat ini.

"Oh iya,ku dengar kamu dulu orang sini tapi pindah ke Jakarta. Kalau boleh tau pindah ke Jakarta sejak kapan?" tanya Halilintar,memecah keheningan

"Kata Ayah ku sih 7 tahun yang lalu" jawab Rachel

"Oh begitu"

Keheningan kembali tercipta. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing masing. Hingga tanpa disadari, mereka sudah sampai di perpustakaan. Mereka berdua pun menyusun buku paket fisika yang mereka bawa di rak khusus.

Setelah selesai, mereka pun berpisah dan kembali ke kelas masing masing.

Di lorong menuju kelas nya, Halilintar sedikit merutuki kebodohan dirinya yang tidak bertanya dimana kelas Rachel berada.

"Yasudah lah. Toh belum tentu dia betul Rachel yang ku kenal"

Saat Halilintar baru mendudukkan diri nya di bangku nya, sebuah notifikasi muncul di layar hp nya. Kening nya pun berkerut melihat isi pesan yang dikirim oleh seseorang yang nomornya tidak ada dalam daftar kontak nya.

+62****

|Pagi. Apa benar ini ananda Halilintar Anderson?
|Ada sesuatu yang perlu saya beritahu.
Datang ke taman kota sehabis pulang sekolah.

[Read]

Taman kota sehabis pulang sekolah? Tidak masalah bagi Halilintar. Ia sering pergi kesana selepas pulang sekolah. Tapi ia hanya was was. Bagaimana jika itu adalah rival perusahaan ayah nya? Walau ia menguasai teknik bela diri, tetap saja dia khawatir dengan keamanan diri nya.

Tapi disini lah Halilintar berada. Duduk di salah satu bangku panjang di taman kota.

Suasana di taman itu tidak begitu ramai. Hanya ada anak anak kecil yang bermain lari larian di taman yang luas. Atau anak anak yang bermain layangan karena angin di hari ini sangat kencang.

Halilintar berdecak kesal. Sudah 10 menit ia menunggu orang itu. Tapi tidak terlihat kemunculan nya. Ia pun lantas bangkit dan hendak berjalan ke parkiran.

Namun ia dibuat terkejut oleh seseorang yang sudah lama tidak dia lihat, berdiri di hadapan nya dengan setelan jas kantor yang menurut Halilintar tidak berubah sejak dulu.

"Pa Paman Arsa..?"

Ya. Lelaki itu, yang juga mengirimkan pesan kepada Halilintar, adalah Arsa. Ayah dari sahabat nya, Rachel. Sudah lama ia tidak melihat tulang punggung keluarga Ravenzie sejak kejadian naas yang mereka alami 7 tahun yang lalu.

Berbeda dengan Halilintar yang terkejut, Arsa justru tersenyum, ah ternyata Halilintar masih mengingat dirinya.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Halilintar menghela nafas. Ia baru saja mendengar cerita tentang kejadian yang mereka alami 7 tahun yang lalu. Juga keadaan Rachel sekarang yang masih belum pulih dari hilang ingatan nya.

"Halilintar"

Halilintar menoleh

"Kamu mau kan bantu Rachel pulihkan ingatan nya?"

Halilintar terdiam mendengar pertanyaan itu. Ia sudah menebak. Ia pasti akan diberi tanggung jawab untuk memulihkan ingatan Rachel.

Setelah menimbang nimbang, Halilintar akhirnya mengangguk. Arsa pun tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada Halilintar.

"Tapi.. Paman harus ke rumah untuk menjelaskan semuanya di depan Ayah, Ibu, dan 6 adik ku"

Arsa mengangguk. Ia memang berniat untuk mengunjungi kediaman keluarga Anderson, namun masih menunggu waktu yang tepat. Tak disangka Halilintar meminta terlebih dahulu. Ia tentu saja dengan senang hati menuruti kemauan Halilintar.

Mereka berdua pun pergi ke kediaman keluarga Anderson dengan kendaraan mereka masing masing.

.
.
.

To Be Continued...

We Made It Together [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang