Bab 16 - Rachel ke rumah?!

3 1 0
                                    

Happy Reading...
.
.
.

Halilintar sedang termenung di meja nya. Ia baru saja mendapat pesan dari Paman Arsa, Ayah Rachel. Dia diminta oleh Paman Arsa untuk membawa Rachel ke rumah nya.

Sebenarnya itu tidak jadi masalah jika Rachel masih mengingat dirinya, tapi ini kan Rachel tidak ingat sama sekali tentang Halilintar. Mereka juga belum kenal cukup lama bagi Rachel. Apa dia mau tiba tiba di ajak ke rumah lelaki yang baru dia kenal beberapa hari?

Tapi yasudah lah. Halilintar bisa berbuat apa selain menurut. Ia akan mencari cara dan alasan yang masuk akal untuk mengajak Rachel.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

"Hai Rachel"

"Oh hai"

"Mau makan bareng? Ada sesuatu yang mau aku omongin"

"Boleh"

Setelah mendapat tempat duduk yang jauh dari keramaian, Halilintar akhirnya membuka suara.

"Gini Cel. Orang tua ku pengen ketemu sama kamu"

"Hm? Tiba tiba? Padahal kita belum kenal lama"

"Aku juga gatau, katanya sih kamu anak temen orang tua ku"

"Oh iya kah? Kalau gitu nanti aku izin ortu ku dulu ya"

"Semudah itu?" batin Halilintar

Halilintar tersenyum tipis, lantas mengangguk.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Tentu saja hal itu disetujui oleh Arsa. Kan memang itu yang diinginkan keduanya.

Akhir nya Halilintar dan Rachel sudah sampai di kediaman Anderson family. Rachel melihat sekitar dan termangu menatap rumah disamping tempat mereka berdiri. Rachel tiba tiba merasa pusing, akan tetapi ia menghiraukan rasa pusing di kepala nya.

"Wahh ini kah Kak Rachel? Halo kakk selamat datangg, aku Taufan, kembaran Kak Hali" sapa Taufan dengan ramah

"Aku Gempa, kembaran Hali dan Taufan. Selamat datang Kak Rachel, jangan sungkan" Gempa ikut menyapa

Rachel tersenyum dan membalas sapaan keduanya.

Baru mereka berdua beserta Halilintar yang pulang. Sedangkan yang lain masih memiliki kegiatan lain.

"Kakak baru pindah ya? Pindahan dari mana?" tanya Taufan

"Iya. Aku pindahan dari Jakarta" Rachel menjawab setelah menengguk teh yang disuguhkan Gempa

"Wahh jauh juga ya"

"Ini kak, aku buat biskuit" ujar Gempa

"Gausah repot repot Gem. Eh tapi gausah manggil kakak, kan kita seumuran"

Gempa tersenyum dan mengangguk.

"Dimakan Cel biskuit nya" ujar Halilintar

Rachel mengangguk dan memakan biskuit bikinan Gempa. Rachel merasa tak asing dengan rasa biskuit nya. Kepala nya juga mulai kembali merasa pusing, begitu pula saat ia melihat sekeliling rumah Halilintar.

3 kembaran itu saling tatap sejenak. Lantas mereka mulai memikirkan lagi hal hal yang mungkin dapat membuat Rachel mengingat masa lalu nya.

"Rachel Athala Ravenzie. Rasanya aku ga asing deh sama nama itu" tiba tiba saja Taufan berceletuk

"Eh iya kah?" tanya Rachel yang heran

"Iya. Emm Kak Hali, masih simpan album kita ga?"

Halilintar mengangguk. Ia masih mencerna maksud Taufan. Hingga selang beberapa detik ia mengerti maksud Taufan dan melirik ke arah Gempa yang masih terlihat bingung.

"Mau aku tunjukin Cel?" tanya Halilintar

"Ehh, boleh deh" jawab Rachel

Setelah beberapa menit, Halilintar kembali dari kamarnya sambil membawa sebuah album yang sudah tampak lusuh.

Setelah itu mereka berempat mengerumuni meja diruang tamu. Sesekali mereka tertawa melihat foto foto di album itu. Taufan banyak bercerita tentang cerita dibalik foto itu pada Rachel. Ia juga bercerita tentang sahabat Halilintar yang dulu "hilang".

Hingga tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Rachel sempat bertanya dimana orang tua mereka. Gempa bilang orang tua mereka baru akan pulang jam 9 malam. Dan mereka bilang akan bertemu Rachel esok saja selepas pulang sekolah. Akhirnya, jam setengah 6 sore Rachel pulang.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Selepas kepulangan Rachel, tiga saudara kembar itu memikirkan apakah rencana mereka lancar atau tidak.

"Besok kan ketemu lagi Kak. Besok juga udah pasti ada Ayah sama Ibu. Pasti bakal lebih mudah" ucap Gempa menenangkan sang kakak yang meragukan aksi mereka tadi

"Lagian Rachel itu hilang ingatan udah dari lama Kak. Bukan baru 2 jam yang lalu" lanjut Taufan dengan nada menjengkelkan

Halilintar hanya membalas dengan bombastic side eye nya.

Akhirnya mereka memisahkan diri dan kembali ke kamar masing masing.

.
.
.
To Be Continued...

We Made It Together [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang