Bab 20 - Penyesalan

5 1 0
                                    

Happy Reading...
.
.
.

Setelah membaca pesan dari Fang, Rachel langsung kembali kerumah sakit untuk memberitahu yang lain.

Betapa kagetnya kedua orang tua Rachel setelah melihat pesan Fang. Karena, Fang memiliki penyakit jantung, otomatis jika dia melakukan donor ginjal pada Halilintar dia tidak akan selamat.

"Permisi Pak, Bu, kami sudah menemukan pendonor untuk anak anda dan kami akan segera melakukan operasi"

Tepat setelah dokter mengatakan hal itu, ruang ICU terbuka dan brankar yang ditiduri Halilintar dibawa keruangan operasi. Dengan gesit Rachel membantu beberapa perawat menuntun brankar itu hingga tiba diruang operasi.

"Maaf ya kak, keluarga pasien dilarang masuk ruang operasi"

Rachel mengangguk patuh dan duduk dibangku yang disediakan disamping pintu operasi.

Rachel terus merapalkan doa doa, meminta agar Halilintar dapat sembuh total dari penyakitnya. Begitu pula yang lain. Semua orang yang ada disana berharap yang terbaik untuk Halilintar.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

2 jam kemudian

Sudah 2 jam mereka menunggu tetapi operasi Halilintar tak kunjung selesai. Perasaan khawatir terpatri diwajah mereka semua.

"Operasi ananda Halilintar berhasil dilakukan. Kemungkinan ananda Halilintar akan sadar setelah 1 atau 2 minggu"

Dokter yang menangani Halilintar pun pergi. Brankar Halilintar dibawa menuju ruang rawat VVIP yang dipesan keluarga Anderson.

Rachel mencekal salah satu perawat yang keluar dari ruangan operasi.

"B-bagaimana keadaan pendonor nya?" tanya Rachel sedikit terbata

"Pendonornya tidak selamat kak, untuk sekarang pendonornya sudah diletakkan diruang jenazah"

Tangan Rachel yang mencekal perawat itu terlepas, diiringi dengan bulir air matanya yang lolos. Ia tak menyangka Fang akan se nekat itu mendonor ginjalnya untuk Halilintar setelah pertengkaran panjang mereka kemarin..

Flashback

"Kamu yakin ga ada apa apa sama dia?"

"Iya Fang. Kita cuman sebatas teman. Lagipula kita berdua juga hanya teman. Gak lebih"

Dengan kasar Fang menggebrak meja ruang tamu. Rachel sontak terkejut melihat perlakuan Fang.

"Hanya teman?! Gw pikir selama ini hubungan kita lebih dari sebatas teman " ujarnya dengan penekanan diakhir

"Gausah berlebihan Fang. Hubungan kita dari awal memang hanya sebatas teman. Kau yang merasa lebih" ucap Rachel dengan nada dingin

"Berlebihan? Lu ga inget siapa yang selalu ada sama lu waktu di Jakarta? Ga ada yang mau temenan sama lu, cuma gw. Kalau lu lupa"

"Lantas? Gw ga maksa lu buat jadi temen gw, Fang Dirga Atmaja "

Plakk!

Dengan keras, Fang menampar Rachel, hingga tangannya sendiri kebas.

Rachel terpaku beberapa saat. Matanya nampak memerah menahan amarah, dan kecewa juga.

Sejujurnya ia tidak pernah menaruh perasaan pada Fang. Justru sebaliknya, Fang yang menaruh perasaan padanya. Dan dia memaksa Rachel untuk membalas perasaan itu. Tentu saja Rachel menolak. Dan berujunglah perdebatan ini.

Rachel kecewa. Ia menatap Fang yang menggebu-gebu karena amarah. Ia tersenyum miris.

"Ini yang kau sebut cinta? Lelaki mana yang bilang cinta pada wanitanya, namun dia justru adalah orang pertama yang menampar wanitanya?"

Fang terdiam mendengar penuturan Rachel. Semenit kemudian, terdengar sebuah notif pesan dari hp Rachel.

Lintar ><

|Rachel, kamu sibuk?
|Mari bertemu dibukit seperti biasa
|Aku menunggumu

Rachel membaca pesan itu sebentar, lalu dia melihat tanggal di-hp nya. Ahh ternyata hari ini ulang tahunnya. Rachel pun mengambil tas ranselnya dan berjalan pergi meninggalkan Fang yang masih terdiam.

Sebelum pergi, Rachel sempat berucap,

"Terlebih lagi itu adalah hari ulang tahunnya"

Fang pun lantas mendongakkan kepala, menatap punggung Rachel yang keluar dari kosan yang ditinggalinya.

"Maaf" ucapnya dalam hati

Flashback Off

Rachel menghela nafas pelan mengingat pertengkarannya dengan Fang kemarin. Ia merasa amat menyesal, namun apa daya sekarang?

"Kuharap dia mendonorkan ginjalnya dengan ikhlas.."

.
.
.
To Be Continued

We Made It Together [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang