Chapter 51

32 3 1
                                    

Season Dua Cerita Aisyah.

Acara demi acara mereka selesaikan dan para tamu pun beberapa sudah pergi meninggalkan tempat. Hanya tinggal beberapa rekan bisnis ayah aisyah dan ayah gus fathi saja yang masih di tempat.

"Sebaiknya kalian istirahat, acara sebentar lagi akan selesai. Ka antarkan istrimu ke kamar"titah sang umi.

"Baik umi, ayo"ucap gus fathi dan mereka pun berjalan meninggalkan tempat itu.

Aisyah dan gus fathi masih dalam suasana canggung. Mereka terus berjalan tanpa mengeluarkan satu kata pun.

Ceklek

Suara pintu kamar yang di buka, membuat jantung aisyah sudah tidak aman dan tidak karuan.

"Masuk"tegasnya ketika melihat aisyah malah diam di depan pintu

"Eh iya, g---us...."ujar aisyah terbata yang masih memanggilnya dengan sebutan gus.

"Silahkan bersihkan diri, saya tunggu di sini. Ada hal yang ingin saya sampaikan"ucap gus fathi dan aisyah menganggukan kepalanya.

Aisyah masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan badan serta mengganti pakaian. Yang seharian ini sudah membuat ia merasakan sesak dan tak kuat untuk berlama lama memakainya.

Setelah dua puluh menitan, aisyah pun selesai. Dan segera menghampiri gus fathi yang sedang duduk di dekat ranjang.

"Gus..."panggil aisyah gugup ketika sampai di depannya.

"Duduk"titahnya dan aisyah pun duduk.

"Saya ingin bertanya, apa kamu terpaksa dengan pernikahan ini?"Tanyanya tho the poin sedangkan aisyah menggelengkan kepala.

"Saya tau mungkin di antara kita belum ada cinta. Tapi bisakah agar kita tidak terlalu canggung dalam berbicara?"Tanya kembali gus fathi, sedangkan aisyah hanya mengiyakan.

"Baik karena kita sudah sepakat, mulai hari ini saya akan memanggil kamu adek. Silahkan kamu bebas memanggil saya dengan apapun, asal jangan gus. Hanya itu yang ingin saya bicarakan, silahkan jika ingin bicara atau bertanya"ujarnya yang masih dengan raut wajah datar.

"Aisyah ingin bertanya balik boleh?"Tanya aisyah dan gus fathi menganggukan kepalanya.

"Apa mas terpaksa menerima pernikahan ini?" Tanyanya lagi yang memilih memanggil gus fathi dengan panggilan mas.

"Saya awalnya terpaksa menerima pernikahan ini. Tapi saya sadar, ini adalah takdir saya. Dan saya akan berusaha mencintai kamu, soal kita tinggal, kita akan pindah. Karena saya ingin mandiri membangun rumah tangga saya sendiri. Apa kamu keberatan?"Tanya gus fathi dan aisyah menggelengkan kepalanya.

"Mungkin sudah itu saja yang kita bicarakan, kamu silahkan istirahat. Saya akan tidur di sofa."

"Apa tidak sebaiknya kita tidur di ranjang bersama"kata aisyah.

"Apa kamu tidak keberatan? Saya tidak apa apa tidur di sofa"jawab gus fathi.

"Tidak mas, sebaiknya kita tidur bersama saja"

"Saya pergi bersih bersih dulu. Kamu silahkan istirahat"ucapnya yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Selama gus fathi di kamar mandi, aisyah tiba tiba gugup. Akankah dirinya akan menyerahkan haknya sekarang kepada gus fathi, apa ia harus melepas keperawanannya malam ini?

Ketika sedang memikirkan hal itu, aisyah kaget karena mendengar suara gus fathi yang sudah di depannya.

"Kenapa?"Tanya gus fathi.

"Eh, ti---dak mas"jawab aisyah terbata.

"Tenang saja sata tidak akan melakukan hal itu malam ini. Saya akan menunggu kamu siap untuk menyerahkannya"kata gus fathi dan aisyah kaget karena gus fathi tau apa yang sedang ia pikirkan.

"Eh...."ujar aisyah yang wajahnya sudah memerah menahan malu.

"Boleh saya minta jika kita tidur, lepaskan hijabmu?"Tanyanya.

"Bo---leh gus"jawabnya yang gugup dan dengan keberanian yang ia punya, aisyah pun melepaskan hijabnya.

Deg

Jantung gus fathi berdegup kencang ketika melihat aisyah melepaskan hijab dan menguraikan rambutnya. Ia pun bergumam"Cantik"dalam hatinya.

"Kenapa mas?"Tanyanya yang malu karena di tatap sedalam itu.

"Tidak apa apa, silahkan tidur"jawabnya yang berusaha tenang dan aisyah menurut.

Gus fathi menenangkan debaran jantungnya terlebih dahulu, baru setelah itu ia pun ikut berbaring di samping aisyah. Yang mana ada guling sebagai pembatas di antara mereka berdua.

Malam ini adalah malam yang akan menjadi saksi cinta mereka di mulai, dan di malam inilah aisyah akan memulai statusnya sebagai istri. Begitupun dengan gus fathi yang statusnya berubah menjadi suami.

Ayam berkokok dan suara adzan berkumandang membangunkan tidur cantik aisyah. Aisyah menggeliatkan badannya dan mulai membuka matanya sedikit demi sedikit. Ia mengedarkan pandangan, dan ternyata gus fathi baru saja keluar dari kamar mandi.

"Sana ambil wudhu dulu dek"ucap gus fathi ketika keluar dari kamar mandi dan melihat aisyah sudah bangun.

"Iya mas sebentar"jawabnya yang masih ingin berlama lama di kasur.

"Nanti setelah sholat, bisa tidur lagi"ujarnya yang melihat aisyah masihmengantuk.

"Yasudah mas adek wudhu dulu."

Ketika aisyah di dalam kamar mandi, gus fathi segera menghamparkan sejadah dan menunggu aisyah sambil membaca ayat suci Al Qur'an. Ketika selesai, mereka pun shalat berjamaah dan di lanjut dengan membaca doa bersama.

Aisyah menyalami tangan gus fathi dan mencium tangannya dengan takzim, lantas gus fathi pun melakukan hal yang sama, yaitu mencium kening sang istri.

"Adek mau langsung ke bawah ya mas"katanya.

"Tidak tidur lagi?"Tanyanya dan aisyah pun menggelengkan kepala. Ia pergi ke dapur untuk membantu memasak untuk sarapan pagi ini.

Aisyah bersama gus fathi sepakat agar tidak terlalu canggung ketika berbicara. Dan mereka sepakat agar membagi pekerjaan rumah nantinya, jika sudah tinggal berdua. Contohnya seperti, kalau aisyah memasak, maka gus fathi membantu pekerjaan rumah yang lain.

#Hai hai, asalamualaikum. Kembali lagi dengan cerita aisyah season kedua ni. Cerita kedua ini akan menceritakan kehidupan rumah tangga aisyah ya, pastinya akan seru dan akan ada banyak konflik konflik yang terjadi juga nantinya. So tungguin terus ceritanya yaa guys🤗💗

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang